"Kau pasti menyesal tadi malam tidak mau menemaniku minum," kata Xion saat melihat Therius keluar kamarnya dengan langkah tegap.
"Kau tahu aku bukan tukang minum," kata Therius. Ia masuk ke dapur dan keluar tidak lama kemudian dengan sepoci teh dan dua buah cangkir. Setelah menuangkan secangkir teh untuk diirnya sendiri dan menyesapnya dengan anggun, ia mengangkat sebelah alisnya dan bertanya kepada Xion. "Mengapa aku harus menyesal?"
"Putri Emma kemari," jawab Xion sambil mengerling ke arah sahabatnya.
Ah... Ia tersenyum saat melihat Therius tampak tertarik.
"Lalu?" tanya Therius. Ia menurunkan cangkir dari bibirnya dan kini memperhatikan Xion dengan sepenuh hati.
"Aku mengatakan tujuan kita kemari. Aku menceritakan tentang ayahnya dan memintanya berpikir," kata Xion dengan ekspresi penuh kemenangan. "Kau berutang budi kepadaku."
"Kenapa dia tidak bicara sendiri kepadaku?" tanya Therius sambil mengerutkan keningnya.
"Kau sedang tidur, bodoh..." tukas Xion.