"Gue enggak tahu ini salah atau enggak, tapi gue merasa gue marah ke Iqbal," jujur Kania pada kakaknya dengan langsung mengatakan A saja.
"Kenapa marah? Bukannya dia pergi menemani gue dan menawari bantuan ke gue, semua enggak harus lo ambil kesimpulannya aja. Lo mau lo enggak mendapatkannya, maksud lo seperti ini kan?" tanya balik Tania pada adiknya yang berbicara terlalu berbelit, Kania menghela nafasnya berat.
"Gue hanya marah karena Iqbal berbohong ke gue gue hanya merasa gue enggak diakui perasaannya sekarang, status gue percuma dan gue enggak diperdulukan untuk ada," adu Kania pada kakaknya jika dirinya benar-benar tidak begitu bahagia dia hidup dengan Iqbal saat ini.
Tania mendengarnya hanya bisa memutar bola matanya malas, tidak mempertegas namun ingin memberi nasihat yang lebih besar dan lebih banyak dari sebelumnya agar adiknya paham apa yang sedang dia inginkan.
"Kan, dengarkan gue," ucap Tania meminta adiknya untuk mendengarkannya. "Why?"
Nikmati konfliknya kak, terimakasih.