Andra berjalan cepat keluar dari ruang kerja Royan untuk menyusul Sikha yang rupanya baru saja keluar dari ruang kerjanya. Wanita hamil itu membawa tas tangan dan berjalan dengan langkah lebar, kaki jenjang membuat langkahnya jadi lebih mudah. Ia mengabaikan panggilan Andra yang seakan tidak peduli dengan tatapan penasaran orang-orang dari divisi keuangan.
“Kamu jangan memperlakukanku seperti ini, Sikha!” sentak Andra ketika ia mencekat tangan Sikha yang sedang menekan tombol elevator untuk turun.
“Maumu apa, Mas?” tanya Sikha yang tidak bisa menyembunyikan kekesalan dari wajah eksotiknya.
“Mauku? Kamu masih bertanya apa mauku?” kesal Andra sembari menarik Sikha memasuki elevator dan segera menekan tombol menuju lobi gedung perkantoran mewah ini.
“Berhentilah mendekat,” lirih Sikha ketika Andra menatapnya dengan begitu tajam, seakan tatapan itu bisa membakar Sikha yang wajahnya sudah memerah.