Vergil Uchiha terbangun di pagi hari seperti biasa, bersiap untuk pergi ke sekolah. Kehidupan yang dia jalani setelah sang ibu wafat. Ibunya yang merupakan seorang Legendary Shinobi Princess adalah assassin legendaris dari clan nya, clan Uchiha Shadow. Vergil seperti biasa membangunkan 3 saudara kembarnya dan 5 adik perempuannya untuk pergi bersekolah. "Ayo bangun, segera kumpul di meja makan" kata vergil, "ingat pesan ibu agar kita tetap bersekolah walau siang nanti kita harus bekerja membantu paman Edward di peternakannya". Ayah dari mereka adalah Legendary Demon Knight yang sudah berkhianat dan sedang bertualang. Vergil teringat saat sang ayah memberikan mandate pada dirinya disaat ayahnya pergi dari ruma 1 minggu setelah kematian sang ibu, "Vergil kau sebagai yang tertua, ayah percaya kau akan menjaga saudaramu. Kelak jika waktunya tiba kakekmu akan kemari untuk membawa kalian ke kota dan akan menjadikan kalian orang hebat". Vergil sibuk memasak sarapan, beruntung sebelum sang ayah pergi, dia mengajarkan vergil bagaimana memasak sarapan yang mudah, vergil selalu menyimpan catatan resep tersebut walau hasilnya terkadang tidak sesuai resep. "Satu hari lagi dimana kita menikmati sarapan dari kakak kita", kata seorang bocah berambut hitam. "Shadow sudahlah, kau kira memasak sarapan itu mudah?" balas bocah berambut perak yang sama seperti vergil. Kedua bocah tersebut adalah 2 saudara kembar dari vergil yang bernama Shadow dan Dante. Melihat reaksi dari Dante, vergil berkata "Sudah-sudah, masih pagi sudah ribut, Creed kemana?", "Sedang berada di kamar mandi, seperti biasa….memandikan Tiffany…." Jawab Dante dengan santai. Tidak berselang, seorang bocah laki-laki berambut abu-abu keluar dari kamar mandi bersama dengan seorang bocah perempuan berambut hitam. Banyak dari tetangga mereka memuji vergil, di usia yang masih usia 8 tahun bisa bertahan dan cukup terampil mengurus rumah.
Tidak sedikit juga tetangga mereka yang memberikan bantuan berupa masakan siap santap maupun uang untuk membantu mereka untuk bersekolah. "Ah sudah waktunya harus bera…", vergil terdiam melihat Dante dan Shadow yang bertengkar berebut agar bisa segera mandi. "Kalau begini selesaikan dengan suit" kata Vergil untuk menenangkan Dante dan Shadow yang bertengkar. "Yeeee aku menang, jadi tunggu giliran berikutnya…." Kata Dante sambal mengejek Shadow, Vergil hanya bisa menahan tawa sambal mempersiapkan perlengkapan sekolahnya. Tidak sadar waktu berlalu dan vergil dan semua saudara kembarnya serta Tiffany, Kazumi, dan Izumi bersiap menuju ke sekolah. Beruntung bagi vergil dan 3 saudara kembarnya karena mereka dapat bea siswa karena mereka memang pintar di sekolah. "Besok tidak terasa sudah hari minggu, KOMANDAN IJIN BESOK TIDAK MENGERJAKAN TUGAS RUMAH!" kata dante, "Ditolak" jawab vergil dengan nada dingin, "tapi kenapa?" tanya dante balik, "minggu besok itu giliranmu, kau sendiri yang salah karena bla bla bla….." kata vergil sambil berjalan menuju sekolah, Creed dan Shadow hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua kakak kembar mereka. Tidak terasa mereka sudah sampai ke sekolah, mereka segera menuju kelas mereka masing-masing dan melewati jam sekolah seperti biasa. Setelah jam sekolah selesai, Vergil segera menuju ke sebuah peternakan bernama Dairy Edward Farm, Vergil disana diberi tugas mengembalakan kuda. Pemilik peternakan tersebut adalah Edward Shay, teman dari ayah Vergil dan sudah menengal vergil dan semua saudara dan saudarinya. "Paman Edward, apa tugas seperti biasa?" tanya Vergil. "Ohohoho, tentu saja tetapi hari ini aku akan mengajarimu sesuatu yang special." Kata Edward sambil membawa pelana kuda. " Apa hari ini kau akan mengajariku cara menunggang kuda?" tanya Vergil dengan sedikit ragu. " Ohohoho, sama seperti naik sepeda hanya saja kau akan tahu sensasinya." Balas Edward. Edward mengajak vergil menuju kendang kuda tempat biasa vergil memberi makan dan membersihkan semua kuda. "Ohohoho….pilih kuda yang kau suka, dan akan aku ajari dirimu menunggang kuda." Kata Edwar ke Vergil, Vergil kecil melihat ke sekeliling dan tatapannya masih tidak percaya bahwa dia akan belajar menunggang kuda, dan tatapan vergil jatuh kepada kuda hitam yang biasa dia bersihkan. "Ohohoho, kau dekat dengan Phantom ya? Pilihan yang sanga bagus, phantom memang sangat cepat larinya, kudengar dia itu keturunan kuda hebat." Kata Edward, " Benarkah paman? aku sendiri belum yakin masalah itu." Balas vergilo kecil. Edward langsung memasang pelana kuda dan menaikan vergil keatas kuda tersebut lalu menggiring kuda tersebut ke sebuah lapangan. "Vergil, yang perlu kau perhatikan saat menunggang kuda adalah hentakan kakimu pada kuda." Kata Edward sambil menunjukan lokasi dimana harus memberi kode pada kuda yang dia sedang tunggangi. "Juga 1 hal, saat ini kau masih belum siap untuk memacu kuda dengan kecepatan tinggi jadi saat ini aku akan mengajarimu bagaimana membuat kuda ini berjalan cepat dan berhenti." Kata Edward. Edward mengajarkan Vergil bagaimana harus melakukan maneuver dasar seperti berjalan, berjalan cepat, menurunkan kecepatan dan berhenti. Vergil baru bisa menguasai Teknik tersebut dalam waktu kurang dari 3 jam. Dante yang berada di kandang ayam tidak sengaja melihat vergil yang menunggang kuda. "Kapan ya aku bisa naik kuda seperti dirinya?" pikir dante sambil memberi makan ayam yang ada di kandang. Tidak terasa sudah sore, vergil dan 3 saudara kembarnya segera kembali ke rumah untuk mempersiapkan makan malam. Vergil seperti biasa memasak makan malam, sementara 3 saudara kembarnya membantu adik-adik mereka yang sudah bersekolah mengerjakaan PR. "Makan malam sudah siap" kata vergil sambil meletakan makan malam sederhana di meja dan mempersiapkan susu untuk adik bungsunya yang masih berusia 3 tahun. Makan malam berjalan seperti biasa, sedikit ada keributan karena Aeka, adik bungsu vergil menangis karena harus minum susu. Vergil sedang mencuci piring, sementara Dante berada dimeja makan sedang duduk membaca buku. "Jadi….kapan kakek akan datang?" tanya dante dengan penasaran. "Tunggu saja kudengar kakek kita adalah orang hebat." Jawab Vergil dengan santai. "Kau tahu kita seperti apa kan? Kenapa semenjak ayah pergi kakek tidak datang?" tanya Dante sekali lagi. "Aku juga tidak tahu, mungkin kakek sedang sibuk atau sedang keluar kota" balas Vergil dengan santai. "Kenapa kau tidak menghentikan ayah saat itu?!" tanya dante dengan nada sedikit marah. "Aku sudah mencoba, tapi ayah…." Jawab vergil, "Tapi apa? Apa ayah memang ingin meninggalkan kita? Atau ayah memang ingin membiarkan kita mati atau…", " Aku tidak tahu…..!" potong vergil, "aku tidak tahu….saat ayah pergi, ayah juga menangis…seolah dia pergi demi kebaikan kita semua….sore itu ayah berpesan padaku untuk menjaga kalian, tetapi ayah juga menangis." Perjelas vergil. Dante yang mendengarkan jawaban Vergil seketika terdiam.
Keesokan paginya Vergil bangun pagi sekali dan segera mandi seperti biasa. Setelah mandi dia juga membangunkan semua saudara saudarinya seperti biasa untuk bersiap sekolah dan menyiapkan sarapan. " Sarapan seperti hari yang biasa ya, V?" tanya Shadow, " lebih baik aku yang masak dari pada harus makan batu bara goreng mentega buatanmu" balas vergil. Mendengar jawaban vergil, langsung membuat dante berusaha menahan tawa dan Creed tertawa dari kamar mandi dan Shadow langsung jutek. "Setidaknya kalua vergil memasak kita tidak perlu harus mengeluarkan uang tambahan demi beli jajan di sekolah." Balas Dante. "Sudah-sudah, jangan di perpanjang, nanti Shadow tambah jelek loh" kata Vergil sambil menyiapkan sarapan di meja. Mereka sarapan dan segera bersiap berangkat kesekolah, tetapi vergil menyadari 1 hal yaitu ada surat di kotak pos mereka. "Tumben ada surat, tidak biasanya." Kata vergil sambil melihat surat tersebut. Surat tanpa alamat pengirim tersebut ditujukan pada Vergil dan semua adiknya. "Dibaca nanti sore saja, siapa tahu kita menang undian berhadiah." Kata Vergil dengan santai sambil berjalan di ke sekolah, dan merekapun melewati hari sekolah seperti biasa. Sepulang sekolah Vergil langsung melakukan pekerjaan di Edward Dairy Farm seperti biasa dan belajar menunggang kuda, walau kali ini bergantian dengan 3 saudara kembarnya yang lain. Sesampainya di rumah, mereka mempersiapkan makan malam seperti biasa, kali ini menunya adalah omelet dengan tambahan sosis dan mie. Setelah makan malam selesai mereka berkumpul di meja makan dan mulai penasaran dengan surat yang datang pagi tadi. Vergil membuka surat tersebut dan membacakannya.
"Kepada Semua cucuku
Maaf kalau kakek tidak menulis alamat seperti biasanya, karena kakek saat menulis ini sedang dalam perjalanan kembali dari tugas keluar kota. Melalui surat ini kakek juga membawa berita bagus bahwa kakek tetap datang seperti biasanya, tapi tahun ini kalian harus ikut kakek ke Kainaldia Empire, markas dari Uchiha Shadow Clan.
Kakek sudah menerima laporan dari bahwa kalian sudah cukup terampil mengurus diri kalian sendiri, itu cukup bagus. Tetapi tujuan kakek membawa kalian ke Kainaldia lebih dari itu. Sesuai janji kakek pada ibu kalian, kakek ingin melatih kalian sebagia salah satu Shinobi dari clan, serta menjaga kalian sesuai janji kakek ke ayah kalian.
PS: Pastikan kalian berisiap 1 minggu dari sekarang, jangan beri tahu siapapun.
Salam hangat
Kakek kalian."
Vergil dan yang semua saudara-saudarinya berteriak senang, mereka tidak percaya akan tinggal di kota dan segera mendapat pelatihan shinobi. Memang Vergil dan 3 saudara kembarnya cukup menonjol di bidang olah raga. Vergil dan semua saudara-saudari tetap menjalani kegiatan normal mereka sampai 1 minggu kedepan tanpa mengetahui bahwa jalan petualangan tanpa batas baru saja terbuka.