Matanya sontak terbuka. Bersama dengan keterkejutannya karena seseorang menepuk-nepuknya. Ayah yang semula menghadap ke atas lalu menoleh ke samping kirinya. Ke arah orang yang baru saja membangunkannya dari tidurnya dan juga mimpi mengerikan itu.
Ah ternyata dia adalah orang yang sebenarnya ia tunggu. Dukun Kuring. Orang yang akan memimpin jalannya ritual tengah malam ini. Ayah pun langsung membenahi diri. Ia lalu duduk dan mengucek matanya. Ia pun memegangi kerut keningnya yang terasa pusing karena terkejut dari tidur. Mimpi apa aku tadi. Ucapnya lirih.
Sementara dukun kuring nampak tidak begitu mempermasalahkan apa pun. Ia hanya membawa karung yang tadi di bawa oleh ayah dari rumah itu ke pinggir sungai. Ia kemudian menggelar tujuh tampah. Anyaman bambu yang berfungsi sama seperti penampan itu kemudian di jejerkan searah dengan aliran sungai. Berurutan tepat dengan batu besar di tengah sungai.