Alis Dhika mengernyit, di saat seperti ini mana bisa dia mesum walaupun ingin.
"Maksudmu?" Tanya Dhika dengan muka bingung, apalagi Cia seperti waspada padanya.
"Meluk saya pasti pengen ngerasain sesuatu kan?" Dhika semakin tidak mengerti.
"Ngerasain apa?" Otak Dhika langsung lemot di cecar pertanyaan yang dia nggak paham.
"Alah, pura-pura lugu padahal suhu. Lepas." Cia menyentak tangan Dhika, dia lari naik keatas dan mengunci pintu kamarnya.
Dhika yang terkejut tidak sempat mengejar istrinya, menghela napas pelan dia duduk di sofa dan mulai membuka tabletnya tapi tetap aja pikirannya terfokus sama istrinya.
Cia kalau udah marah sangat sulit di atasi, dia harus extra sabar. Dia akan menunggunya.
Dhika mengirim pesan pada ibu mertunya untuk tidak khawatir dengan keadaan Cia, dia ada untuk menjaga gadis itu, seketika Sarah pun lega.
Dia senang punya mantu yang siaga gitu.
selamat membaca ya? jangan lupa tinggalkan jejak komentar biar makin semangat nulisnya