"Benarkah? Kalau begitu, kita seumuran." Cia ngangguk, dia mengeluarkan burger dan memberi satu pada Dhika dan satu untuknya.
"Terlalu besar." Dhika melihat burger jumbo di tangannya.
"Nggak kok, kalo udah di makan nggak berasa. Ini enak banget lo ..., ayo di coba." Cia langsung menggigit bagiannya. Rasanya enak banget, udah lama dia nggak makan beginian.
Dhika mengangguk kecil, dia menggigit burger miliknya dan ternyata benar, rasanya nggak seburuk yang dia bayangkan.
"Bapak nggak pernah makan burger?" Cia melihat bagaimana kakunya Dhika makan makanan cepat saji itu.
"Pernah, tapi bukan yang pinggiran seperti ini." Dhika menggigitnya lagi, enak.
"Apa yang bapak jalani saat muda? Semua yang bapak lakuin sama saya kayak hal baru. Padahal masa muda itu harusnya banyak ninggalin moment."
"Sudah saya katakan, hidup saya dulu membosankan, itu saya sadari setelah bersamamu. Denganmu saya menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang hitam dan putih."