Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil sangat hening, Cia memilih menatap jalan daripada menatap Dhika yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip.
Cia jelas menolak kehadiran Dhika di dekatnya, malam ini dia ikut pria itu karena anak-anak, sambil berpikir bagaimana cara untuk menjauh dari pria ini serta membuat Dhika mengerti bahwa hubungan mereka tidak bisa lagi di perbaiki.
Luka dan kecewa di masa lalu membuatnya cukup sadar untuk nggak kembali jatuh.
"Jangan berani lagi melakukan kontak fisik dengan teman priamu atau …."
"Atau apa?" Cia menoleh, menatap nyalang Dhika.
"Aku bisa lakukan hal yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya." Tegas Dhika.
"Selain ngancam apa yang bisa kamu lakukan? Dirimu yang seperti ini membuatku muak!"
"Mencintai dan mengejarmu, itu yang paling mahir aku lakukan sekarang. Muak? Begitupun aku, jadi jangan membuatku seperti ini." Cia menggeram marah, kembali dia menatap jalan.