"Fan," sapa Maya. Gadis itu mengenakan gaun tali spageti, memamerkan kulit putihnya yang mulus.
"Jangan rusak malam gue." Fandi ingin beranjak tapi tangannya di tahan oleh Maya.
"Lo udah nyuekin gue hampir dua tahun, belum cukup? Ingat, lo pernah janji apa ke gue?"
Fandi menatap tangannya yang di pegang Maya dengan dingin, sontak gadis itu melepasnya, tangannya sedikit gemetar. Fandi berbalik dan bertemu tatap dengan Maya, selain kebencian tidak ada yang terlihat dari sorot mata itu.
"Janji? Lo makhluk yang paling nggak tau malu, berani nyinggung janji setelah lo manfaatin gue! Dua tahun udah berlalu, nggak ada perubahan di diri lo. Sumpah, hal yang paling gue sesalin dalam hidup pernah cinta sama lo. Ah, itu bukan cinta, tapi balas budi."
Maya menatap Fandi dengan mata berkaca-kaca. Dia emang pernah manfaatin Fandi demi menghancurkan Cia tapi dia nggak nyangka kalo Fandi bisa mengatakan hal yang menyakitkan kayak gini.