Cia terpana dengan cincin yang sekarang melingkar di jarimya. Terdapat darah Dhika di dalam ring begitupun dengan cincin yang Dhika kenakan, ada darahnya.
Dhika cukup puas melihat lambang cinta itu melinglar di tangan mereka masing-masing, dengan begini mereka seolah bersatu satu sama lain, tidak terpisahkan jiwa raganya.
Dhika memang seromantis itu sama Cia, dia ingin mewujudkan banyak moment yang ada dalam benaknya. Bahkan dia sudah berencana melakukan perjalanan honeymoon yang entah ke berapa kalinya, Swis akan menjadi tujuannya karena negara ini pernah menjadi list dalam rencana mereka sebelum masalah itu menerpa.
"Suka?" Tanya Dhika.
Cia mengangguk sambil menatap cincin yang tersemat di jari tengah sebelah kiri, "suka, masa nggak! Harganya udah selangit, designnya bagus, pemberian suami lagi, masa iya aku nggak suka." Wajahnya sangat ceria.