Esoknya Cia pulang lebih awal dari yang di jadwalkan dokter. Dia sudah sangat sehat apalagi Dhika menjaganya dua puluh empat jam.
Begitu sampai di penthouse, rasanya dia kembali menghirup udara yang jauh lebih baik dari rumah sakit. Dia emang nggak suka di rumah sakit, untungnya dia hanya di beri suntikan vitamin biar segar, kalo suntik obat auto nangis. Padahal sama aja, tapi balik lagi namanya juga Cia. Harap maklum.
"Hallo nyonya," sapa maid paruh bayanya.
"Halo, mam." Sapa balik Cia dengan senyum cerianya. Dia suka sama maidnya ini. Orangnya ramah dan keibuan.
"Oh, syukurlah anda pulang lebih cepat. Saya akan buatkan salad buah."
Cia menghentikan maidnya itu, "nggak perlu, aku sudah banyak makan buah selama dirumah sakit. Untuk sekarang, aku tidak ingin memakannya." Maid itu mengangguk.
"Lalu anda ingin makan apa? Saya bisa buatkan." Maid itu senang pada Cia. Menurutnya gadis cantik di depannya ini mampu membuat orang menyayanginya tanpa alasan.