Preman itu menggeram marah, saat dia ingin membalas Sinta menghalangi, "jangan berani menyentuh menantuku, atau kau akan menyesal seumur hidup. Dia tidak melakukan kesalahan apapun, mantuku hanya membela apa yang di nilainya benar." Suara Sinta tenang dan anggun, tapi cukup membuat orang terintimidasi.
"Ajarin mantu ibu tata krama, bagaimana kalian bisa melihatnya kurang ajar dengan orang yang jauh lebih tua." Sewot pedagang itu. Menatap Sarah dan Sinta dengan sinis.
Sinta berbalik menghadapnya, "ingin bahas sopan santun dan tata krama? Jika iya, tutup toko anda, saya akan kasi kuliah tentang itu khusus untuk anda, bukankah menantu saya sudah jelas mengatakan, dia akan bersikap, seperti apa orang bersikap padanya. Kalian salah besar, bagaimana bisa dzalim sama anak kecil? Harusnya dia menerima upah sesuai pekerjaannya." Pedagang itu mendumal kesal, keras kepala.