Cia mengambil napas lalu membuangnya pelan, dia mengontrol emosi dulu, berusaha untuk nggak teriak.
"Pak, nggak semua yang keluar dari mulut saya harus bapak artikan atau bapak mengerti. Saya juga nggak tau itu bahasa gaul atau baku, artinya sama kayak mondar-mandir, bolak-balik dan kesana-sini. Dari berapa kata yang saya ucapin kenapa yang kecantol sama bapak itu sih?"
"Saya harus paham apapun yang kamu katakan. Jika kamu tidak mau menjelaskan, saya akan mencari tau artinya di tempat lain. Saya tidak ingin ada kesalah pahaman sedikitpun apalagi meyangkut kamu."
"Saya nggak tau mau tersipu malu karena tersanjung bapak sebegitu perdulinya dengan ucapan saya atau saya harus marah dan berteriak kesal." Kesah Cia. Suaminya kelewat kaku, bengkel mana yang bisa ngendorinnya coba?
"Kamu kesal juga boleh, karena saya tidak cepat tanggap dengan maksud kalimatmu, dan kamu sudah berulang kali mengingatkan pada saya untuk tidak bertanya tapi kamu memaksa ingin tau."