"Wah, Mas. Kenapa di sini masih jauh, yah? Kukira kita akan cepat sampainya. Tetapi ini sudah jam sebelas. Kok kita masih sepertiga perjalanan? Apa kita akan sampainya sore?" tanya Eva yang sedang melihat peta di ponselnya.
"Mungkin karena macet barusan, Sayang. Ini nggak tahu kenapa bisa semacet ini? Yah ... sudahlah. Karena kuta nggak bisa cepat, semoga berikutnya nggak macet-macet banget. Seharusnya kita sampai di sana habis dhuhur kalau nggak ada macet-macet lagi," tandas Hilman.
Eva menganggukkan kepalanya menanggapi Hilman. Ia juga dari tadi sudah gelisah karena sudah lama ia duduk dan tidak bisa tenang. Ia menggeser duduknya mendekati suaminya.
"Kamu nggak capek, Mas? Ini sudah berapa jam kita ada di mobil? Rasanya kakiku ini pegel dan ingin diluruskan, Mas," keluh wanita itu dengan manja.
"Oh, kalau begitu, kamu kan bisa pindah ke belakang, Sayang," balas Hilman. "Bisa kan, pindah sendiri ke belakang?"