aku mengajak Felso untuk naik ke rumahku yang berada di gedung pFelsong atas. menaiki lift khusus yang menggunakan sidik jari, sejak tadi matanya terus saja menatap wajahku, sepertinya dia masih saja kepikiran tentang apakah aku benar-benar ahli waris?
kami keluar dari Pintu lift, langsung terhubung ke ruangan keluarga rumahku. disana ada Ibu dan Tuan Zein yang sedang mengobrol bersama, mereka memang sering sekFelso menghabiskan waktu bersama-sama. Aku cukup senang melihat ibuku yang punya banyak senyum setelah bersama dengan Zein.
"Ibu..." kataku menegurnya, dia langsung berbFelsok badan dan menatap kami berdua.
"hai.. Siapa dia? Felsoando? Kemarilah..." Kata ibu yang sudah menyambut kami sangat baik, aku menggandeng tangan Felso agar dia mau menghampiri ibuku. Aku dapat merasakan tangannya yang sudah sangat dingin.