Bibir Syahera terangkat, membentuk garis lengkung tipis. Rendi akhirnya siuman. Ia membantu laki-laki itu bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang.
"Apa kau ini jadi idiot? Untuk apa berdiri di sana sampai pingsan dan sakit begini? Dasar kurang kerjaan," gerutu Syahera.
Gadis itu menyuapi Rendi dan menyuruhnya minum obat. Laki-laki itu patuh mengikuti perintah tunangannya. Ia tidak berkedip menatap wajah Syasya.
Meski gadis itu mengatakan jangan menemuinya lagi, ia tetap datang. Ia tidak mau kehilangan wanita itu begitu saja. Sangat sulit membuat hatinya terbuka dan mau menerimanya sebagai kekasih.
Hanya tinggal selangkah lagi untuk menuju pernikahan. Ia menyesal sudah tertidur di waktu sepenting itu. Rendi menggenggam tangan Syahera.
"Aku minta maaf, Honey. Aku ketiduran. Saat aku terbangun, waktu sudah sore. Aku datang ke rumahmu, tapi satpam memberitahu kalau kamu pergi ke taman bermain bersama Devan. Aku juga pergi ke sana."