Meong!
Suara kucing hitam itu bergema di area terbuka yang dikelilingi hutan terpencil itu. Baik itu pria dewasa berjubah hitam ataupun pemuda dan pemudi berusia lima belas atau enam belas tahun, mereka semua serempak melayangkan pandangan mereka pada mayat yang terbaring di tengah-tengah.
Embusan angin dingin bertiup, dan kucing hitam itu mendarat di atas tanah, menatap manusia yang baru saja melemparnya. Kucing itu mengibaskan ekornya terus menerus.
Tiba-tiba, bulu-bulunya berdiri lagi. Lalu, dengan mengerahkan kekuatan besar pada tubuh bagian belakangnya, kucing itu melompat dan kabur ke arah lain.
Sayangnya, apa pun yang dilakukan oleh kucing itu, gagal untuk menarik perhatian siapa pun. Semua manusia yang hadir memfokuskan perhatian mereka pada mayat yang tidak bergerak itu.
Beberapa detik berubah menjadi beberapa menit, namun mayat itu tidak mengalami perubahan yang diharapkan.