"Kamu sudah pulang? Kemari dan aku akan memperkenalkannya padamu." Melati tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi dia berjalan keluar dari dapur dengan sangat bahagia.
"Siapa itu? Bu, kamu tidak punya pacar, 'kan?"
"Nak, jangan bicara omong kosong." Wajah Melati juga malu ketika putrinya berkata begitu.
"Ayo, ini Kak Erza." Melati langsung membawa Tasya ke dapur dan memperkenalkan Erza.
Melihat Tasya di depannya, hati Erza bergetar sedikit. Dia seharusnya sudah memikirkan hal ini sejak lama, tetapi dia tidak menyangka itu akan terjadi begitu tiba-tiba. Ketika dia melihat mata Tasya yang tajam, Erza merasa sedikit khawatir di dalam hatinya.
"Tasya, bagaimana menurutmu? Panggil dia Kak Erza atau Paman Erza." Melihat ada yang tidak beres dengan putrinya, Melati berkata dengan cepat.
"Paman yang baik." Ketika Tasya berbicara, pada dasarnya dia menggertakkan gigi. Wajahnya penuh dengan kemarahan.
"Ada apa denganmu? Kamu tidak tersenyum?" Melati juga mengerutkan kening.