Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tapi Nana belum bisa tidur, dia masih memikirkan perkataan Haikal tadi.
"Jika kau ingin tahu bagaimana perasaanmu pada Justin, maka kau harus menemuinya di Indonesia."
Kata-kata itu terus berputar dalam otaknya hingga membuatnya tidak bisa tidur.
"Menyusul Justin ya? Apa harus?" Gumam Nana
Matanya menatap langit-langit kamarnya. Seandainya dia pergi menyusul Justin, lalu bagaimana dengan Dimas? Haruskah dia merelakan perasaannya yang tak pernah terbalas?
"Kau lebih baik dicintai atau mencintai?"
Tiba-tiba saja perkataan kakaknya terlintas dalam otaknya. Pertanyaan kakaknya sama persis dengan pertanyaan Ibunya dan Haikal. Antara dicintai atau mencintai, manakah yang harus dia pilih? Kalau secara logika, lebih baik dicintai daripada mencintai. Itu akan sangat menyakitkan.
Nana menghela nafas dan bangun dari tidurannya. Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil air dingin. Dia bertemu kakaknya saat ingin turun tangga.
"Kau belum tidur?" Tanya Renata
"Haus." Sahut Nana
"Ya sudah. Setelah minum, kembali tidur." Ucap Renata
"Hm." Sahut Nana singkat
Setelah minum, dia kembali ke kamarnya dan memilih untuk tidur.
*****
Pagi ini Renata bangun dengan penuh semangat. Hari ini dia berencana untuk pergi jalan-jalan berdua dengan Nita.
"Selamat pagi Mama!" Ucap Renata
Chuup~
Dia mengecup pipi Mamanya yang sedang memasak di dapur.
"Pagi juga sayangnya Mama." Sahut Ibunya
"Hari ini Mama masak apa?" Tanya Renata
"Sup daging." Sahut Ibunya
"Wihh... pasti sangat enak." Ucap Renata
"Iya dong. Oh iya, kenapa hari ini kamu semangat sekali?" Tanya Ibunya
"Mama tahu nggak?" Tanya Renata
"Nggak." Sahut Ibunya
"Ih dengerin dulu!" Kesal Renata
"Kekeke... iya iya Mama dengerin. Jadi, ada apa?" Tanya Ibunya sambil terkekeh
"Nita ada di sini, Ma!" Ucap Renata semangat
"Nita? Nita sahabat masa kecilmu?" Tanya Ibunya memastikan
"Iya. Dia sekarang tinggal di Swiss dan menjadi tetangga baru Haikal. Semalam dia berkunjung ke rumah dan pagi ini aku dan Nita akan pergi jalan-jalan." Sahut Renata
"Hanya berdua dengannya?" Tanya Ibunya
"Iya. Awalnya aku mengajak Haikal, tapi dia menolak." Sahut Renata
"Baguslah." Sahut Ibunya
"Bagus kenapa?" Tanya Renata bingung
"Tidak ada. Sebaiknya kamu duduk dan tunggu sup dagingnya siap. Lalu kita akan makan bersama." Sahut Ibunya
"Oh iya, kenapa Mama pulang tidak bersama Papa?" Tanya Renata
"Papa masih banyak pekerjaan yang diurus. Mama kangen dan khawatir sama kalian, jadi Mama memutuskan untuk pulang lebih awal." Sahut Ibunya
Renata hanya mengangguk paham. Dia menunggu sup daging buatan Ibunya siap. Setelah siap, dia makan duluan. Ibunya makannya nanti menunggu adiknya bangun.
"Aku pergi dulu ya, Ma." Pamit Renata
"Iya. Hati-hati ya." Sahut Ibunya
*****
"Mana Bunda, Yah?" Tanya Anita
"Bunda sedang belanja ke supermarket tadi. Kenapa?" Tanya Ayahnya
"Kenapa Ayah tidak antarkan?" Tanya Anita
"Bundamu menolak. Katanya supermarketnya dekat, jadi tidak perlu diantar." Sahut Ayahnya
"Begitu. Oh iya, Nita izin pergi ya." Ucap Anita
"Pergi kemana?" Tanya Ayahnya
"Nita mau jalan-jalan sama Rena." Sahut Anita
"Rena? Siapa Rena?" Tanya Ayahnya
"Sahabat masa kecilku, Yah." Sahut Anita
"Oh. Hati-hati kalau begitu. Jangan pulang terlalu malam." Ucap Ayahnya
"Iya. Bilang sama Bunda kalau Nita pergi sekarang." Sahut Anita
"Iya, nanti Ayah bilangin." Sahut Ayahnya
Tidak lama setelah itu ada suara mobil di depan.
"Sepertinya Rena sudah sampai, Nita pergi dulu ya." Ucap Anita
Chuup~
Dia mencium kening Ayahnya lalu berlari keluar. Diluar sudah ada Renata dengan mobilnya.
"Aku pikir kamu akan tersesat mencari rumahku." Ucap Anita
"Tidak akan. Aku hapal betul dengan perumahaan ini. Di sini hanya ada satu rumah yang kosong dan rumah yang kosong itu adalah rumah yang kamu tempati sekarang." Sahut Renata
"Begitu. Oh iya, kita mau kemana?" Tanya Anita
"Pantai, mau nggak?" Tanya Renata balik
"Boleh. Ayo." Sahut Anita
"Ayo." Sahut Renata
Anita berjalan menuju kursi penumpang samping kursi kemudi. Lalu dia masuk ke dalam mobil Renata. Sementara Renata masih memperhatikan laki-laki yang ada di dalam rumah Anita. Laki-laki itu mengintip dari balik tirai jendela. Laki-laki itu juga terlihat muda.
"Apa itu kakaknya Nita? Tapi bukankah dia anak tunggal? Apa Nita membohonginya?" Pikirnya
"Rena! Rena!" Panggil Anita dari dalam mobil
"Eh iya?" Sahut Renata sadar dari lamunannya
"Ayo berangkat!" Sahut Anita semangat
"Iya ayo." Sahut Renata
Dia masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya menuju pantai.
Sepanjang perjalanan mereka habiskan dengan berbincang dan bercanda. Mereka membicarakan banyak hal. Mulai dari masa kecil mereka, bagaimana kehidupan mereka setelah berpisah, dan apa saja rencana mereka kedepannya. Mereka bahkan saling berjanji untuk tetap bersama, bahkan sampai mereka menikah.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang untuk menuju pantai, akhirnya mereka tiba.
"Ternyata pengunjungnya ramai juga ya." Ucap Anita
"Iya. Ini adalah pantai yang sering dikunjungi oleh turis atau penduduk sekitar. Makanya pantai ini tidak pernah sepi pengunjung." Sahut Renata
Anita menganggukkan kepalanya. Mereka berdua menuju ruang ganti, mereka mengganti baju menjadi baju renang.
Setelah berganti baju, mereka berlari menuju pantai. Mereka mau berenang. Renata berlari lebih dulu menuju air disusul oleh Anita. Mereka bermain air seperti dulu.
"Airnya sangat dingin ternyata." Ucap Anita
"Sudah mau masuk musim dingin, jadi wajar airnya berubah menjadi dingin." Sahut Renata
"Oh iya, saat natal nanti mau menghabiskan waktu berdua?" Tanya Anita
"Boleh. Aku akan cari penginapan untuk kita berdua." Sahut Renata
"Aku juga akan ikut membantu mencari." Sahut Anita
Setelah puas bermain air, mereka memilih untuk berjemur dibawah sinar matahari. Setelah berjemur, mereka mencari makanan karena ini sudah siang. Mereka mencari tempat makan terdekat.
"Nit, inget nggak dulu kita pernah janji apa?" Tanya Renata
"Apa?" Tanya Anita balik
"Coba inget-inget dulu." Sahut Renata
"Berteman selamanya?" Tanya Anita
"Salah." Sahut Renata
"Janji untuk tidak meninggalkan?" Tanya Anita
"Salah." Sahut Renata
"Menjodohkan anak kita saat sudah menikah?" Tanya Anita
"Bukan." Sahut Renata
"Lalu apa? Aku lupa." Sahut Anita
"Kita dulu pernah berjanji untuk pergi ke kebun binatang bersama. Inget nggak?" Tanya Renata
"Oh iya benar! Aku lupa jika dulu kita pernah berjanji untuk pergi ke kebun binatang bersama." Sahut Anita
"Benar. Tapi belum juga kita pergi, aku sudah lebih dulu pindah." Sahut Renata
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke kebun binatang nanti?" Tanya Anita
"Boleh." Sahut Renata
Makanan yang mereka pesan tadi akhirnya datang. Mereka makan dengan lahap lalu kembali bermain di pantai sampai puas.
"Sebentar lagi sore, mau melihat matahari terbenam dulu?" Tanya Renata
"Tapi nanti kita akan kemalaman sampainya, bagaimana kalau nanti saja?" Tolak Anita
"Baiklah. Ayo kita pulang." Sahut Renata
"Maaf ya." Sahut Anita
"Tidak masalah. Kamu benar, nanti kita akan kemalaman sampainya." Sahut Renata
Merekapun akhirnya memilih pulang setelah seharian bermain bersama di pantai. Mulai dari berenang bareng, berjemur, makan siang, bermain pasir, dan main kejar-kejaran hingga tidak sadar jika hari sudah sore. Niatnya mereka akan pulang saat jam tiga tadi, tapi karena terlalu seru dan menikmati waktu bersama, mereka sampai lupa waktu hingga pulang sore. Semoga saja mereka tidak sampai terlalu malam.