Beruntung karena Mila ada di jalan yang dekat dengan Kampus jadi nya Ana tidak terlalu lama menunggu.Tidak lama kemudian, mobil Mila berhenti tepat di depan Ana.
"Gadis Soleha ayo masuk!". seru Mila setelah membuka kaca mobilnya. Dengan senang hati Ana masuk ke mobil.
Sesaat kemudian mobil terparkir di garasi kos nya. Mereka pun masuk dengan gembira dan melakukan aktivitas mereka masing-masing.
Setelah selesai membersihkan diri, mereka duduk di depan TV dan tiba-tiba ada berita tentang Artis panjat tidur. Mata Mila melotot ke arah televisi begitupun Ana merasa tertarik karena itu berkaitan dengan sahabatnya.
"Berita hiburan terkini, ternyata Artis Dewi Syarmila telah dibingkai oleh teman sesama artisnya yang bernaung di agensi yang sama dengannya, dia di fitnah sebagai artis panjat tidur dan dengan bukti yang beredar dia dinyatakan bersih dari skandal". Mila terkejut dia tidak tahu harus menangis atau tertawa yang jelas dia sangat bahagia... ". Berita selanjutnya masih dari dunia hiburan, artis yang membingkai Dewi Syarmila kini dituntut dan ternyata dialah artis panjat tidur yang sebenarnya setelah rekaman videonya tersebar sekarang karirnya terancam berakhir".
"Aku tidak pernah menuntut". Kata Mila heran.Tiba-tiba dia teringat kata-kata Eza. Beri aku waktu sehari, Belum lewat sehari dia sudah mampu menampar lawannya sekeras itu bahkan tidak memberikannya kesempatan.
"Orang itu benar-benar kejam". Tidak lama kemudian, Mila langsung menelusuri internet dan dia makin tercengang ketika semua berita buruk tentang dia sudah dibersihkan, termasuk berita-berita buruk di masa lalunya.
"Sudahlah jangan terlalu banyak berpikir yang penting sekarang namamu sudah bersih, harusnya kamu ucap Alhamdulillah". Kata Ana sambil tersenyum pada Mila. Ana ikut bahagia apabila temannya bahagia. Mila tersenyum mendengar saran Ana, dengan gembira Mila memeluk Ana sambil berkata, "Alhamdulillah hee".
Setelah itu Mila melepaskan pelukannya dari Ana dan dengan segera Mila mengambil handphonenya lalu menggeser kontak nya dan menemukan nomor Maheza. Setelah itu dia klik dan membuat panggilan ke Maheza.
"Hallo bos.. !".
"Apa kamu sudah melihatnya?".
"Iya, baru saja aku menontonnya, belum sehari tapi kamu sudah bisa membereskannya, bahkan tamparan yang kamu berikan pada yang salah sangat mengerikan".
"Harusnya aku hancurkan hidupnya sekalian..! biar dia tidak bisa membingkai orang lagi".
"Ha ha ha Kamu memang kejam tapi saya sangat berterimakasih padamu Bos. Kamu yang terbaik".
"Tentu he".
Setelah itu Maheza mematikan teleponnya tanpa basa basi lebih banyak lagi padahal Mila masih ada yang dia ingin tanyakan, Mila menjadi merasa kesal dengan sikap sombong bosnya ini, tapi dia tidak bisa memungkiri kalau dia mengaguminya.
Malam Selanjutnya
Malam ini Alvin, Zian dan Eza resmi menempati rumah baru mereka yang sudah dilengkapi dengan keamanan yang super ketat. Alvin sengaja memilih perumahan mewah di salah satu kawasan elit di Jakarta, yang terkenal dengan harga selangit dimana hanya orang-orang kelas atas yang mampu membelinya. Selain luas, aman dan bersih lingkungan itu juga terkenal sangat indah dengan pemandangannya yang menakjubkan dengan udara yang jauh dari polusi.Dan rumah yang dibeli oleh Alvin itu atas nama Ana, karena dia ingin memberikan hadiah ini untuk Ana ketika nanti dia bisa kembali bersamanya lagi, jikapun tidak bisa kembali maka rumah ini tetap milik Ana.
Di ruang tamu tampak duduk dua orang, satu kecil dan satu besar. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing, yang besar sibuk membaca dan yang kecil sibuk main game. Tiba-tiba dari arah luar seorang pemuda berlari menuju ruang tamu sambil ngos-ngosan. "Kakak, aku punya berita mengejutkan tentang Mbak Ana". Mendengar berita itu, seperti yang Eza duga kalau Alvin langsung bereaksi.
"Ayo keruang kerja". seru Alvin namun sebelum itu, dia meminta pelayan untuk menemani Zian. "Katakan !" kata Alvin seraya duduk di kursi depan meja kerja nya. Eza mulai ragu mengatakannya, dia memprediksi akan terjadi badai salju saat dia mengatakan nya. Alvin yang tidak sabar memberikannya tatapan mematikan. Eza pun langsung menggigil dan mulai membuka mulutnya. "Menurut penyelidikanku, tadi pagi Mbak Ana menerima hadiah sebuah berlian mahal dari seorang lelaki". ucap Maheza.
Benar saja kekhawatiran Eza, ekspresi Alvin berubah gelap, tatapannya buas dan mengepalkan tinjunya ke arah meja, semua barang yang ada di atas meja terjatuh. Eza terkejut dan rasanya ingin melarikan diri dari ancaman pembunuh.
"Tu kan seseorang sedang terbakar cemburu".
"Apa kamu sudah menyelidikinya?". tanya Alvin lagi.
"Sudah kak, tapi sepertinya orang ini susah di lacak, dia hanya meninggalkan singkatan nama JF". lanjut Eza.
"JF kamu bilang?" Eza mengangguk. Memastikan itu otak Alvin langsung berputar dan mulai membuat kecurigaan terhadap seseorang tertentu.
"Terus Awasi Ana!". seru Alvin.
Setelah itu Alvin pergi ke kamarnya dan mengganti baju rumahnya, dia keluar terburu-buru dan pergi mengendarai mobil nya. Eza yang melihatnya sudah mampu menebak kemana arah kakaknya akan pergi.
"Dasar beruang kutub... kecemburuannya terlalu liar, Semoga saja Mbak Ana mau menyelamatkan kami dari siksaan beruang kutub itu".
Beberapa saat kemudian Mobil Alvin parkir di depan kos Ana, dia keluar dan mengetuk pintu Ana. Kebetulan malam itu Mila tinggal di apartemennya dan Ana hanya sendiri di kosnya. Ana kaget ketika membuka pintu, dia menggigil melihat ekspresi gelap Alvin. Seorang serigala berdarah dingin ada di depannya nampaknya siap untuk memangsanya.
"Alvin kenapa kamu ada disini?". tanya Ana dengan heran dan deg-degan. Tanpa menjawab, Alvin langsung menarik tangan Ana dan mendekapnya di dada bidangnya.