" Boleh aku duduk di sini Ji ?" tanya Nadine sedikit ragu, karena melihat wajah Jian yang terlihat dingin tanpa ada senyuman.
" Tidak ada larangan, semua orang bisa duduk di sini..duduklah." balas Jian fokus membetulkan gitarnya tanpa melihat Nadine.
Nadine duduk, matanya menerawang jauh, entah kenapa perasaannya kali ini tidak bisa memahami laki-laki yang ada di sampingnya sekarang.
" Tidak biasanya Jian bersikap dingin seperti ini, apa yang di pikirkan Jian hingga dia bersikap seperti ini padanya." hati Nadine bertanya-tanya.
" Kalau kamu hanya diam saja di sini, baiknya aku pergi." ucap Jian, seraya beranjak dari tempatnya.
" Tunggu Jian." cegah Nadine menahan pergelangan tangan Jian.
" Duduklah." pinta Nadine sambil menarik tangan Jian untuk duduk kembali.
Jian kembali duduk dan menatap dalam ke wajah Nadine.
" Ada apa lagi?" tanya Jian dengan tanpa senyum di bibirnya.
Happy reading kk,
Aku ucapkan banyak terimakasih atas dukungan kk yang telah memberikan vote serta Gift nya.
Dengan memberi GIFT sebagai dukungan pada cerita ini, itu akan membuat cerita ini semakin banyak yg menyukainya.
trimakasih y kk, untuk kk reader yang lain yang belum sempat memberi dukungan pada cerita ini, bisa klik gift y kk,...jika vote bisa ratusan, bisa tidak yang mendukung cerita ini juga ratusan,... aku tunggu dukungannya y kk luv kk