Dengan ragu Keyra pun masuk ke dalam kamar Jian.
" Giman Ji, keadaanmu..sudah baikan belum,?" tanya Marvin pada Jian yang masih terbaring.
" Lumayan Marv, masih nyeri di bagian perut." jawab Jian menatap Marvin dan Keyra bergantian.
" Gimana dengan Baksos kita..lancar kan Marv, Key?" tanya Jian karena dalam beberapa hari dia tidak bisa membantu warga desa Roya.
" Jangan kuatir, kita ada tambahan bantuan dari teman-teman yang baru datang dari kampus kita." ucap Marvin.
Keyra yang berada di samping Marvin hanya bisa diam, bibirnya terasa keluh untuk ikut dalam pembicaraan antara Marvin dan Jian.
" Oh ya Ji, aku mau keluar sebentar mau beli sesuatu buat paman Ardham, Keyra aku tinggal di sini sebentar." ucap Marvin yang tiba-tiba, tapi sudah di rencanakan sebelumnya.
Jian mengangguk kecil, kemudian mencoba untuk duduk bersandar.
Happy reading kk
Sapa yang setuju kalau Keyra sama Marvin,..
Ada yang tau tidak maksud Jian dengan penglihatannya soal masa depannya sendiri,..
Dua chapter kita tidak ada kabar dari Ardham dan Nadine ya kk,.
yang kangen besok kita up ya kk,...
tapi bisa minta tolong ya kk hehehe Ujung-ujungnya pasti nodong pada kk
tolong di maafkan sll merepotkan
Aku kan sdh ada GIFT nih kk, bisa mintol untuk berikan GIFT dan Vote buat Abang Ardham biar bisa up dua kali dalam sehari,..
hehehe mksh kk