Dua minggu telah berlalu sejak tewasnya Bobby si Penjagal di hutan karet Waringin.
Dalam waktu dua minggu tersebut, satu minggu awal dihabiskan Bima untuk memberikan kesaksian kepada pihak kepolisian dan juga bersembunyi dari berbagai media yang hendak mewawancarai.
Bima enggan bertemu dengan media. Namun sebaliknya, rekannya Oki, malah senang menanggapi setiap media yang datang ke rumah.
Bukan saja hal itu mengekspos Podcast Rumah Tanjakan namun juga memberikan Oki uang saku yang cukup banyak. Sehingga seminggu tersebut membuat lelaki penakut itu sungguh bahagia.
Oh ya, bicara tentang Oki, kita tidak bisa melupakan tentang kehadirannya di hutan karet malam itu. Dia yang seharusnya berada di kampus, tetapi tiba-tiba ikut bersama polisi membantu Bima yang diculik oleh Bobby.
Bukan itu saja, Oki pun membawakan cermin sakti yang menjadi senjata pamungkas untuk menghentikan amukan dari Bobby si Penjagal.
Ketika Bima dan kepolisian menanyakan kehadirannya malam itu. Oki berkata kalau dia dihampiri oleh seorang wanita cantik dalam mimpinya. Menyuruhnya untuk membawa cermin ke sisi Bima sebelum nyawa temannya itu hilang di tangan si pembunuh kejam.
Oki yang sudah dua minggu berpengalaman dengan hal mistis. Langsung percaya dengan mimpi anehnya itu. Dan dia sangat bersyukur menurutinya, karena tindakannya itu benar-benar menolong teman baiknya.
Selain Oki, orang lainnya yang mendapat perhatian besar dari media massa adalah sosok pahlawan yang menghentikan teror si Penjagal. Petugas kepolisian wanita bernama Tiara.
Wanita itu bukan saja naik jabatan dan diberikan lencana penghargaan. Namun dia juga menjadi sosok idola bagi publik.
Meskipun hingga saat ini, wanita itu sendiri belum bisa menikmati ketenaran yang diterimanya, karena masih terkapar di ranjang rumah sakit.
Tiara harus menerima pukulan keras dari sosok Bobby yang memiliki tenaga bak monster. Belum lagi, lehernya patah setelah dicekik kuat oleh cengkraman Penjagal tersebut. Sejujurnya, Tiara beruntung bisa selamat. Karena sedikit telat saja Bima mengaktifkan kekuatan cermin sakti itu, nyawa petugas tersebut mungkin sudah tiada.
Tiara sudah sadar. Namun karena ada beberapa tulang yang patah, termasuk leher, hingga saat ini dia hanya bisa terbaring di ranjang. Menonton ketenarannya sendiri dari layar kaca.
Kasus Bobby si Penjagal ini menjadi suatu hal besar di Negeri Pertiwi. Ini merupakan kali pertama masyarakat mendapati adanya seorang pembunuh berantai yang berhasil membunuh lebih dari lima puluh orang.
Sosok Bobby memecahkan rekor pembunuh dengan korban terbanyak sebelumnya. Itu pun dengan masih adanya jumlah korban yang belum terkonfirmasi.
Hal ini membuat masyarakat mengkritik kinerja kepolisian yang membiarkan sosok pembunuh seperti Bobby berkeliaran bebas selama bertahun-tahun.
Hal ini juga membuat masyarakat agak panik. Takut adanya sosok Bobby lain yang ada di antara mereka.
Pembicaraan tentang kasus ini terus berlangsung bahkan hingga dua minggu kemudian. Membuat negara luar pun menjadi tertarik dan semakin mengekspos kasus ini ke mancanegara.
Pertiwi pun menjadi negara yang viral dalam kancah internasional. Sungguh bukan sesuatu yang menyenangkan bagi pemerintah negara.
Setelah satu minggu memberikan kesaksian dan laporan ke pihak berwenang. Bima kembali ke rumahnya. Rumah Tanjakan yang angker.
Dia seharusnya sudah memulai studi masternya. Namun dengan semua yang terjadi, Bima menghadiahi dirinya sendiri hari libur selama satu minggu. Jadi pada minggu kedua setelah Bobby tewas, Bima mengurung dirinya di dalam rumah.
Membaca buku dan bermain game seharian.
Kedua orang tuanya, yang tadinya ingin mampir ke rumah langsung urung, mengetahui tentang keangkeran rumah dan juga kengerian kasus Bobby membuat keduanya ketakutan.
Mereka bahkan menyuruh Bima untuk keluar dan tinggal di tempat lain. Namun, Bima tidak mau melakukan itu. Baginya hantu di rumah tanjakan itu jinak dan tidak berbahaya. Dan sosok Bobby mungkin hanya satu dari seribu kesempatan. Tidak mungkin ada lagi sosok pembunuh yang datang ke rumahnya.
Jadi, rumah tanjakan itu adalah tempat yang damai. Meskipun ada penghuni tak terlihat. Bima sudah terlampau nyaman. Bahkan Oki yang penakut, lelaki itu juga sudah terbiasa dan tinggal dengan tentram di dalamnya. Terus dengan alasan apa dia harus keluar?
Orang tua Bima hanya bisa mendoakan keselamatan putranya dan keduanya pun pulang.
Pada minggu kedua juga, Bima dan Oki membuat episode kedua dari podcast mereka. Hal ini merupakan paksaan dari Oki, yang mengatakan kalau mereka harus mengikuti arus yang sedang berlangsung.
Tadinya Oki hanya berencana menceritakan pengalaman Bima pada saat menghadapi Bobby si Penjagal. Sayangnya Bima enggan menceritakan pengalamannya.
Menceritakan tentang kasus Bobby dirasa Oki tidak ada gunanya, karena sudah menjadi pengetahuan umum. Mereka butuh cerita spesial.
Ide pun muncul di pikiran Oki, kenapa tidak wawancara saja para arwah korban Bobby yang lain? Lani sudah, tapi masih banyak yang lain.
Oki merasa kalau idenya itu brilian. Sebelum diberitahukan oleh Bima, kalau para arwah korban yang lain itu sudah terhisap ke dalam cermin. Bima tidak tahu cara mengembalikan mereka ke dunia nyata.
Satu-satunya korban yang tersisa adalah Lani. Yang hanya bisa menangis penuh penyesalan karena tidak bisa membalaskan dendamnya secara pribadi. Ketika yang lain berhasil menghantui Bobby di hutan karet, Lani terjebak di rumah tidak bisa ke mana-mana.
Setelah semua usai, Lani hanya bisa menangis, karena dendamnya usai sebelum dia bisa melakukan apa-apa. Bima tidak tahu harus lega atau menangis melihat situasi hantu satu ini.
Karena tidak adanya cerita yang menarik. Rencana episode kedua tentang kisah Bobby pun condong gagal. Setidaknya sebelum pada satu malam, satu sosok astral telah berdiri di depan gerbang rumah.
Sosok tersebut tidak berani masuk karena merasakan satu sosok mengerikan yang menjaga area rumah tersebut.
Bima yang dibangunkan oleh Lani pada malam hari. Melihat sosok tersebut dan menghampirinya.
Identitas dari sosok astral tersebut adalah arwah dari yang disebut Bima sebagai Asih dalam podcast-nya.
Kedatangan Asih mengejutkan Bima kala itu. Apalagi bila melihat arwah wanita tersebut yang pudar dan berangsur menjadi bulir-bulir cahaya yang terbang ke angkasa.
Asih sangat bersyukur dapat bertemu dengan Bima sebelum dirinya pindah ke dunia berikutnya.
Alasan kedatangan arwah wanita tersebut dikarenakan kabar berita yang ada di televisi. Dia mendengar tentang kisah dari Bobby dan juga orang-orang yang berhasil menghentikannya.
Termasuk tim Podcast Rumah Tanjakan, yang mana dia menguping rekaman tersebut dan mengetahui kalau salah satu dari tim tersebut memiliki kemampuan berkomunikasi dengan makhluk astral.
Asih datang untuk berterima kasih telah membuat jalan kelam dari Bobby berakhir. Selain itu, sebelum pergi ke dunia lain, Asih ingin memberikan hadiah kepada Bima.
Hadiah yang berupa memori tentang kehidupan singkat dirinya bersama putri tersayang dan juga tetangganya yang baik hati.
Setelah mengirimkan memori yang membuatnya tidak bisa beranjak dari kesedihan. Akhirnya, Asih pun menghilang. Dirinya pergi dengan damai ke alam berikutnya. Mungkin juga ke sisi Sang Pencipta.
Dari memori itulah, Bima dapat membuat konten podcast episode kedua.
Sekarang dua minggu telah berlalu. Hari istirahat Bima pun telah usai. Sudah seharusnya dia kembali ke kehidupan normal, sebagai mahasiswa pasca sarjana.
Namun sebelum itu....
Bila melirik ke tempat Lani berada. Arwah para korban si Penjagal telah damai dan pergi ke dunia berikutnya atau ada juga yang tertangkap oleh cermin.
Tapi... kenapa hantu perempuan satu ini masih ada di rumahnya?
"Kau... kapan kau bakal mati?" Tanya Bima.
"...Aku sudah mati."
"..."
"..."
"Apa kau tidak mau masuk surga atau pergi ke alam baka gitu?"
"...Caranya?"
Bima dan Lani hanya bisa saling tatap dalam diam. Lani tidak tahu cara menghilang dan pergi ke dunia berikutnya seperti Asih. Apalagi Bima?! Dia bukan hantu!