William kembali memukuli dan melukai Alice, kali kemarahannya tak terbendung. Ia mengangkat paksa tubuh perempuan yang semakin kurus itu ke basemen yang baru saja ia renovasi dan bersihkan.
Entah sejak kapan, yang jelas di bawah sana terdapat tempat bekas pemasungan. Sebuah rantai yang terhubung-ditanam secara permanen di lantai semennya.
"Kau akan tahu bagaimana rasanya menjadi ibuku ... " bisiknya ke telinga Alice. Wajah dan mukanya membengkak karena pukulan yang Will layangkan padanya.
Alice ingin menjerit dan menangis tapi ia tak bisa, wajahnya terasa kebas dan mati rasa. Bibirnya yang membengkak terasa sakit dan nyeri saat ia coba untuk membuka mulut.
"Bukankah sudah ku bilang padamu untuk tidak bermain-main dengan kesabaranku?" ucap William sambil memainkan helaian rambut Alice yang sedikit anyir karena bau darah.
"Aku lupa,seharusnya kumandikan dirimu sebelum memasungmu di sini."
"Tapi sudahlah ... "