Rong Bei membelokkan mobil di tengah jalan secara tiba-tiba. Detik berikutnya, peluru mengenai bingkai jendela dan mengeluarkan percikan api.
An Ge'er terkejut, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata kepadanya, "Terima kasih."
Namun, wajah Rong Bei terlihat muram saat ini. Tidak ada lagi tatapan jahat dan gila yang biasanya selalu terlihat, bibirnya tertutup yang rapat. Matanya yang panjang dan sipit seolah ditutupi oleh lapisan kabut tipis, membuat siapa pun tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.
An Ge'er sudah membereskan semua orang di dalam salah satu mobil yang mengejar mereka.
Rong Bei yang awalnya masih memegang pistol sekarang fokus mengemudi, kedua tangannya berada di setir. Tangan ramping dan putih itu terkepal erat.
Melihat aksi An Ge'er, Rong Bei berpikir dia tidak perlu bertindak sama sekali.