"Loe mau ngomong apaan sih?." Tanyaku pada billy.
Pelayan kafe datang.
"Loe mau pesen minuman apa?." Tanya billy.
"Vanilla coffe latte." Jawabku.
"Vanilla coffe latte dua ya. " Ucap billy kepada pelayan kafe.
"Baik. Ditunggu ya." Ucap pelayan kafe yang kemudian pergi.
"Minggu depan grup band loe bisa Tampil di Acara BEM gak? ." Tanya billy.
"Acara apaan dulu? Dimana? Harus gue omongin dulu sama temen satu grup band. "
"Itu acara yang ngadain anak BEM Semua panitianya juga anak BEM univ. Rencana nya sih acaranya di gelar di Gedung Sasana. Kalau semisal starGo mau tampil, gue bakal bilang ke panitia buat edit poster acaranya. " ucap Billy dengan nada serius.
"Ehm okedeh. Nanti gue kabarin lagi, soalnya gue harus diskusi dulu sama temen satu grup. Semoga aja mereka mau. " Ucapku sambil memandang mata billy.
"Ima, kalau gue boleh jujur. Sebenernya gue kangen sama loe. " Ucap billy sambil matanya memandang ke arahku.
"Hah?. " aku kaget.
"Jujur, selama gue pacaran sama siska. Gue gak bisa ngelupain semua yang udah kita lakuin bareng bareng.Gue nyesel dulu udah selingkuh.Gue sadar, gak ada cewek yang kayak loe.Gue putusin siska karena.... "
"Ini kak vanilla coffe latte dua ya." ucap pelayan kafe sambil meletakkkan minuman diatas meja dan kemudian pergi.
"Karena apa?." Tanyaku penasaran.
"Karena gue masih sayang sama loe, dan gue gak bisa terus bohongin perasaan gue." Jawab billy sambil tangannya mencoba menggenggam tanganku.
"Billy, guee... "
"Loe masih sayang kan sama gue?buktinya semenjak kita putus sampai sekarang , Loe gak buka hati buat orang lain kan?"
"Billy... "
"Kita ulang semua dari awal ya? Kita perbaiki lagi hubungan kita. Gue minta maaf .Gue emang cowok berengsek. Gue dulu udah kemakan bujuk rayu siska. Maafin gue yaa. Gue janji gak bakalan mengulang kesalahan yang sama lagi di masa lalu. Pegang janji Gue . " ucap billy meyakinkanku
*Kata kata yang keluar dari mulut billy manis sekali. Billy sudah pantas dijuluki buaya dengan janji janji manis dengan jiwa ambis*
*Janji? Ahaha.. Apakah billy benar benar akan menepati janjinya? *
*Aku sudah lelah dan tidak ingin dipermainkan (lagi) *
*Kata orang, kalau balikan sama mantan itu sama saja dengan mengulang sebuah cerita didalam buku yang kita sudah tahu akhir ceritanya. *
*Kata orang, kalau balikan sama mantan itu hubungan bakal menjadi lebih baik dari sebelumnya. *
*Kata orang, buanglah mantan pada tempatnya. *
*Ada juga yang putus terus balikan terus nikah. Ahaha*
*Bagaimana ini? Hati ini belum siap untuk terluka (lagi) *
*Di sisi lain, aku gagal move on*
*********
Lagu milik Raisa dengan judul Kali Kedua memenuhi telingaku. Sangat pas sekali dengan perasaan dan keadaanku saat ini.
Aku memandang mata billy dengan dalam. Aku mengamati setiap lekuk wajahnya. Senyum manisnya membuat teduh hatiku. Sorot matanya terlihat seperti mengharapkan sebuah jawaban.
Aku menghembuskan nafas dengan pelan dan mencoba merangkai kata
"Billy.. Maaf."
Aku mengginggit bibir ku. Jantungku bergedup kencang. Keringat dingin mulai mengalir dari pelipis ku.
Aku menatap sekeliling kafe. Suasana Ramai. Aku mulai membayangkan jika billy akan marah.
"Loe gak mau balikan sama gue?. " Billy semakin erat mengenggam tanganku.
"Billy, please lepasin tangan gue. Sakit. " Ucapku sambil meringis kesakitan.
"Kenapa sekarang loe berubah?." Tanya billy.
"Gue gak berubah. Justru loe yang berubah. Sekarang loe semakin kasar. Gue gak suka. " Ucapku sambil mencoba melepas genggaman tangan billy.
BRAKKKKK...
Jehan tiba tiba datang dan memukul wajah billy dengan sekali pukul. Billy terpelanting jatuh dilantai kafe.
Aku melihat wajah billy lebam kebiruan. Orang orang didalam kafe menjerit dan berlari keluar kafe. Hanya Aku, billy, dan jehan didalam kafe.
"Awww.. Maksud loe apa? ." Billy meringis dan mencoba bangkit berdiri.
"Gue gak suka loe kasar sama cewek. " Teriak Jehan.
"Jadi, gue boleh kasar sama loe?. " Tanya billy .
Billy melayangkan satu pukulan di perut jehan. Pukulan billy berhasil membuat jehan terjatuh diatas lantai.
Jehan kembali membalas pukulan billy. Perkelahian pun semakin seru. Aku hanya diam mematung melihat billy dan jehan berkelahi.
Air mataku menetes membasahi pipiku. Badanku tiba tiba lemas dan bergetar hebat. Darah dan lebam biru terlukis di wajah billy dan jehan.
*Aku ingin sekali melerai mereka, namun bagaimana caranya? *
"STOPPP"
Aku berteriak dan menangis terisak
Jehan dan billy berhenti berkelahi.
"Ima, loe gakpapa? ." Tanya Jehan dan billy bersamaan.
"Gue bilang Berhenti. "
Aku terduduk diatas kursi kafe sambil menangis.
"Gue anter pulang ya?. " Tanya jehan.
"Eh, Ima tadi berangkat sama gue. Pulangnya juga harus sama gue dong." Ucap Billy sinis.
"Loe bisa gak sih, Jangan gangguin ima lagi? Udah cukup loe sakitin dia.Loe masih kurang puas?." Teriak jehan sambil menatap mata billy.
"Apa? Gue Gak ada niatan buat nyakitin dia. " Ucap billy sambil menarik tanganku.
"Gue mau pulang sama jehan. " Ucapku kepada billy sambil melepas tangan billy.
"Oke, kali ini loe boleh anter ima pulang . " Ucap billy sambil pergi meninggalkan aku dan jehan.
"Loe gak kenapa kenapa kan im?. " Tanya jehan sambil membantuku duduk di kursi.
"Gak kok, tadi billy minta balikan .Tapi dia tiba tiba kasar. " Jawabku.
"Udah . jangan nangis lagi, Maaf tadi gue terpaksa pukul billy. Gue gak bisa ngeliat loe dikasarin sama dia. " Ucap jehan sambil tangannya menghapus air mataku dipipi.
"Makasih ya, Loe udah dateng tadi. Gue gak tau apa yang bakal terjadi kalau loe gak dateng. " Ucapku sambil menatap jehan.
"Iya.. Loe mau gue anter pulang?." Tanya Jehan sambil tangannya mengusap lembut rambutku.
Tindakan Jehan berhasil membuatku tenang. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya berhasil membuat air mataku berhenti menetes.
Tatapannya yang dalam ,memenuhi pikiranku. Saat ini, aku melihat wajahnya dengan luka lebam di sisi kanan pipinya dan sedikit darah dipelipis.
Aku tahu, pasti jehan menyembunyikan rasa sakitnya didepanku. Jehan selalu ada disaat aku membutuhkannya, disaat aku terancam, dan disaat aku sedih maupun bahagia sekalipun.
" Nanti loe mampir dikos gue dulu ya.Gue obatin luka loe dulu." Ucapku sambil tersenyum.
"Luka apaan? Gak sakit kok. " Ucap jehan sambil tersenyum.
"Gausah pura pura. " Aku mencubit luka lebam diwajah jehan.
"Sakit im.. Aaahhh. " jehan meringis kesakitan.
"Yaudah yuk pulang. ".
Aku dan jehan keluar dari kafe menuju parkiran. Orang-orang diluar kafe memandang sinis ke arah kami. Mereka berjalan masuk ke dalam kafe.
Syukurlah keributan tadi tidak menimbulkan masalah antara aku dan pemilik kafe. Aku menaiki motor jehan dan memeluknya erat.
NB : kalimat yang ada tanda *..* adalah isi/perkataan hati dari sudut pandang ima