Pukul sebelas malam. Dengan diantar oleh mobil derek, mereka berempat sampai di Bandung.
Namun sebelum menuju ke rumah Artha, mereka mampir terlebih dahulu ke bengkel teman Artha untuk menitipkan mobil Joko.
"Ini bengkelnya?" Joko bertanya setelah mobil derek meninggalkan mereka tepat di depan bengkel mobil yang tentu saja telah ditutup di jam selarut ini.
"Iya." Artha menghampiri Joko sambil menggendong Amoka yang telah tertidur lelap. Sementara Anya masih berdiri bersandar di body mobil Joko karena mengantuk.
Sambil menggendong Amoka, Artha lalu merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya. Ia akan menghubungi pemilik bengkel yang merupakan teman SMA-nya.
"Hallo Sep, ini Artha. Aing sekarang di depan bengkel maneh. Cepat keluar."
Beberapa menit kemudian. Seorang lelaki dengan wajah bulat yang mengantuk berat, muncul dari balik rolling door bengkel yang dibuka sedikit.
"Naon?" tanya Asep kemudian mulutnya menguap lebar. "Ngaganggu mimpi aing wae!"
Octo merasa akan segera menamatkan kisah ini. Mungkin 10 chapter lagi atau kurang dari itu. Octo belum tahu pasti. Yang jelas tidak lama lagi kalian akan berpisah dengan Anya dan Artha yang Octo tulis di volume 1 dan 2.
Tapi Octo juga berencana akan menulis sedikit kisah Amor dan Jovan di volume 3.
Untuk kalian yang masih setia mengikuti kisah ini dan ikut berkontribusi, Octo ucapkan terima kasih banyak ^^