下載應用程式
50% Love Meteor Women / Chapter 3: Separuh Menjadi Manusia

章節 3: Separuh Menjadi Manusia

   Pagi hari yang cerah, cahaya matahari yang menyorot ke kamar Aime. Terlihat sangat bersinar di cermin bayangan Aime menata rambutnya dengan lembut. Terdengar Langkah kaki memasuki pintu kamar Aime. Ternyata itu Bella yang baru bangun dari tidurnya.

"ohh...kamu sudah bangun?" Tanya Aime.

"udah"

"bersihkan dirimu dan ganti baju, kita akan ke pusat perbelanjaan" Ucap Aime.

"hmm... baiklah" Sahut Bella.

Klotak...klotak...klotak...

Kaki jenjang Soya menghampiri Aime dengan highless setinggi 3cm. Soya membawa pakaian yang akan dia kenakan.

"menurutmu lebih bagus mana? Ini pakaian yang sering manusia kenakan?" Tanya Soya.

"pakailah yang membuatmu nyaman" Sahut Aime.

"aku bosan memakai pakaian tertutup dan Jas" Ucap Soya.

"aku pernah mendengar pepatah dari nenek tua kalau penampilan bisa memikat harga murah " Ucap Aime.

"ohh, kurasa dress kuning lebih cocok karena terlihat imut" Ucap Soya.

"haruskah kita melepas penutup mulut?" Sela Bella.

"sepertinya tidak apa karena tidak ada yang mengenal wajah kita" Sahut Soya.

"tidakkah berbahaya?" Ucap Aime.

"tidak, profesor juga sedang tidak di rumah" Ucap Bella.

"oke, ayo pergi"

~_~

Dalam pusat perbelanjaan BAS merasa bingung akan letak bahan-bahan yang akan mereka beli. Mereka juga beberapa kali menghalangi jalan karena kebingungan.

"lebih baik kita tanya pada petugas" Ucap Soya.

"bagus, aku akan ke ujung mencari bumbu dapur" Ucap Aime.

"oke, berhati-hatilah"

Jalan yang berliku-liku membuat Aime bingung dan kesusahan. Pandangannya teralihkan oleh sekerumun orang yang ramai. Dilihat nya makanan yang berbentuk aneh baginya.

"gadis cantik apa kamu ingin mencobanya?" Tanya penjual itu.

"ini apa?" Tanya Aime bingung.

"ini makanan manis, cocok untuk musim semi seperti sekarang"

"begitu, terimakasih aku akan mencoba nanti" Sahut Aime.

Apakah manusia makan makanan aneh seperti ini?, Batin Aime.

Ia berjalan ke tempat furniture ruangan. Dilihatnya laki-laki sedang melihat vas kaca bercap bunga dengan serius nya. Jantung Aime tiba-tiba berdegup kencang saat melihat laki-laki itu, tubuhnya seakan melemas karena melihatnya.

Memperjelas wajah nya membuat Aime sadar bahwa laki-laki itu adalah Ji-hoon. Perlahan tanpa sadar Aime melangkah mendekati Ji-hoon. Tapi, langkah Aime dihentikan oleh Soya dan Bella.

"sedang apa? Ayo, semua sudah terbeli" Ucap Bella.

"ah..ohh ayo" Sahut Aime gugup.

"ada masalah?" Tanya Soya.

"tidak! Ayo pulang" Sahut Aime.

Saat di perjalanan pulang, BAS melewati taman yang daunnya  berguguran. Tiba-tiba...

Brukk..

Bahu Bella tertabrak bahu laki-laki yang sedang berlari membawa bayi. Bella mendengar suara teriakan dari belakang nya.

"hentikan penculik bayiku!!!"

Seketika Bella beranjak berlari mengejar penculik itu. Ia melompat dari pohon ke pohon seperti zig-zag dan menendang bagian punggung penculik itu. Terkena nya penculik itu membuat bayi yang ia gendong terlempar ke atas. Dengan sergap Aime menangkap bayi itu, Soya pun secepatnya menangkap penculik itu.

Orang-orang disekitar terkejut akan aksi BAS tanpa penutup mulut. Mereka tidak tau kalau 3 wanita ini adalah BAS, mereka hanya mengira wanita ini atlet bela diri.

"ini bayi anda" Ucap Aime.

"terima kasih"

"sama-sama"

"tapi aku tidak pernah melihat kalian?" Tanya ibu pemilik bayi.

"kami baru saja pindah. Kami harus pergi, polisi akan segera datang"

"ahh..begitu, sekali lagi terimakasih"

BAS segera meninggalkan tempat itu Karena banyak orang berdatangan dan polisi pun hampir tiba. BAS tidak bisa menjadi saksi untuk kejadian itu, karena itu bisa membahayakan identitas mereka.

Kediaman BAS...

Heningnya malam sangat berarti bagi orang-orang, tapi tidak bagi BAS dan Profesor Kim. Bahan-bahan yang BAS beli di pusat perbelanjaan kini akan terpakai, daging yang segar juga sudah menunggu.

"mari kita mulai, tolong berikan bahan-bahan yang sudah ku beritahu!" Perintah prof Kim.

"ini momen yang sudah aku tunggu-tunggu" Ucap bela semangat.

Aime membantu memotong sayuran untuk dicampurkan, sedangkan Soya membuat potongan daging untuk menu utamanya.

"Bella? Bisa tolong ambilkan garam!" Perintah prof Kim.

"baik"

Bella melangkah menuju bumbu dapur, tangan nya meraih salah satu bumbu yang berada didepan Aime. Namun, sepertinya ada yang salah.

"sepertinya itu bukan garam" Ucap Aime.

"sungguh? Lalu yang mana?"

"coba berikan yang ini"

Dengan cepat Bella memberikan garam pada profesor Kim, Untung saja tebakan Aime benar. Berkat bantuan Profesor Kim, Bulgogi yang mereka masak pun cepat matang dan segera disajikan.

"tak ku sangka rasanya sangat enak dan lezat" Sanjung Soya.

"sungguh? Banggalah pada diri kalian, karena kalian yang membuatnya, aku hanya membantu" Ucap prof Kim.

"tentu" Sahut Bella.

"oh ya, lusa aku diundang ke pesta pernikahan rekan kerja kurasa kalian dapat ikut" Ucap prof Kim.

"menarik! Aku setuju" Ucap Aime.

"aku juga, tapi penutup mulut kami?" Ucap Bella ragu.

"sepertinya tidak perlu, tidak ada yang mengenal kalian dan aku akan bilang kalau kalian keponakan ku"

"ide bagus, aku setuju" Ucap Soya.

Tawaran yang bagus untuk BAS yang sudah bekerja keras menjalankan tugas. Pembicaraan tentang tugas mereka terus berlanjut ditemani Bulgogi yang lezat.

~_~

Di bawah sinar rembulan, angin malam menyapa dengan lembut. Terlihat Aime dengan wajah cantiknya duduk disebuah taman dekat rumahnya. Kebimbangan yang selalu datang saat malam membuat nya gelisah. Tertera sebuah nomor bertuliskan nama Ji-hoon berada dilayar ponselnya.

Aime yang terus memandangi nomor Ji-hoon terganggu dengan suara di semak-semak. Rasa penasaran membuatnya mendatangi suara itu, tiba-tiba seekor kucing liar dengan mata menyala melompati Aime dan lari kencang. Aime sontak kaget dengan kejadian itu. Degup jantung yang kencang baru ditenangkan nya, tapi tidak bertahan lama setelah terdengar suara di ponselnya.

Hallo?...

Ponsel Aime tersambung dengan Jihoon. Mendengar suara Jihoon Aime kewalahan dan tak sengaja menjatuhkan ponselnya. Sekujur tubuh Aime di penuhi keringat dingin.

Ji-hoon? Bagaimana ini? Aku harus jawab apa?, Batin Aime bingung.

Tak lama panggilan dari itu terputus akibat ponsel Aime yang kehabisan baterai. Dengan segera Aime mengambil ponselnya dan pulang kerumah.

~_~

Dicermin kamar mandi, terlihat Aime yang membasahi wajah cantiknya. Ekspresi yang masih saja bingung terus terpasang. Hingga terdengar langkah kaki memasuki kamar mandi yang tidak dikunci oleh Aime.

"belum tidur? Kenapa cuci muka? Ada masalah?" Tanya Bella.

"Tidak apa-apa"

"tunggu! Jangan-jangan..kamu sedang menyukai seseorang?" Tanya Bella nada tinggi.

Aime membulatkan matanya dan menatap Bella dengan terlihat kesal.

"jangan sembarangan! Keluar dan segera tidur!!!" Ketus Aime.

"apa itu? Wajahmu memerah!!" Ujarnya menggoda Aime.

"tidak mungkin!" Ketusnya meninggalkan Bella.

"ehh, tunggu"

Dia kenapa? Terlihat begitu marah? Sungguh, apa dia menyukai seseorang? Wanita berdarah dingin itu? Woahh tidak bisa dipercaya...

Gerutu Bella dengan heran.

Bella yang merasa aneh dengan sikap Aime terus memikirkan kejadian tersebut, sejujurnya Aime tidak pernah seperti ini.

Akhir-akhir ini memang ada yang aneh dengan Aime, tapi tidak tau itu apa.

~_~


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C3
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄