"Kalau Mama kesini cuma untuk ceramah mending Mama pergi aja!!" ucap Sheila dengan acuh dengan tak memandang Wulan sedikitpun.
Wulan tak percaya putrinya memintanya untuk pergi seperti ini. Putrinya seolah mengusirnya hanya karena ia membicarakan masalah fakta dan memberi peringatan pada putrinya. Semua itu juga untuk kebaikan Sheila. Namun rupanya putrinya itu tak peduli lagh dengan semua ucapannya. Hati dan pikirannya sudah dibutakan akan sebuah kekuasaan dan ambisi. Sheila seolah menjelma menjadi seorang anak durhaka yang kini melawan dan tak peduli dengan ibu kandungnya.
"Mama semakin tak mengenal kamu. Mama adalah orang yang mengandung dan melahirkan kamu. Meski kamu sekarang sudah dewasa tapi mama punya hak atas kamu sampai kapanpun. Sebagai orang tua mama hanya ingin agar kau tak salah langkah." Wulan kini berdiri dari tempatnya duduk ia tak tahan lagi karna bahkan saat ini putrinya tak lagi menatapnya dan seolah sibuk dengan beberapa berkas di depannya.