Ketika berjalan dengan santai, Christina merasa pundaknya ditepuk.
Setelah menoleh, senyuman yang dia harap tidak pernah dilihatnya lagi muncul di hadapannya.
"Hmm." Melihat orang itu adalah Randika, Christina dengan cepat memalingkan wajahnya. Meskipun ada sedikit rasa senang melihat Randika, dia tetap berusaha tenang.
Melihat Christina yang cuek dan dingin itu, Randika tidak bisa berhenti tertawa. "Tina lihat sini dong."
Mendengar nama itu, Christina hampir terpeleset.
"Hei, jangan panggil aku itu!" Christina menoleh sambil marah-marah. Panggilan itu membuat dirinya teringat ketika Randika melihatnya setengah telanjang. Terlebih, dia teringat akan Randika yang meraba-raba dirinya di tengah kesulitannya itu.
Randika lalu berkata sambil tersenyum. "Jika aku tidak memanggilmu seperti itu, kau tidak mau menoleh."
Christina hanya memalingkan wajahnya. Kali ini wajahnya penuh dengan ekspresi dingin.
"Tina…" Kata Randika lagi.