Renee mengantarkan Celia pergi menuju kereta kudanya yang telah menunggu di sisi lain Mansion, mereka berjalan berdampingan, seakan status mereka sekarang ini adalah sama, bukan seorang Duchess dan seorang Pelayan.
Mereka berjalan lurus di lorong panjang yang penuh dengan lukisan dan hiasan terpajang di dinding, Celia melirik Renee, lalu mengulas senyum.
"Aku penasaran di mana kau dibesarkan." Celia membuka pembicaraan, mata coklatnya itu menatap Renee tanpa henti.
Renee melirik Celia, lalu menganggukkan kepalanya, ia tahu kalau ia tidak sopan pada Celia dan ia tidak tahu mengapa dirinya tidak bisa mengendalikan pikirannya.
"Maaf, apakah saya menyinggung anda?"
Celia terkejut, ia buru-buru melambaikan kedua tangannya.
"Tidak, tidak, aku tidak bermaksud menegurmu … tapi aku khawatir kalau kau bersikap seperti ini terus … akan berakibat buruk padamu."
Renee mengerutkan kening, ia mengerti maksud sang Duchess, sebagai seorang Pelayan yang dikirim Ratu ke tempat ini, ia bisa dengan mudah dibuang oleh Tuanya kalau ia tidak sesuai harapan dan ia akan kesulitan mendapatkan pekerjaan sebagai Pelayan lagi.
Tapi Renee bukan seorang Pelayan asli, ia seorang aktris yang bangkrut. Renee tidak mau menjadi Pelayan seumur hidupnya, ia yakin ia bisa mencari pekerjaan lain atau membuka usaha lain setelah mendapatkan emas dari Ratu.
Bahkan jika hal terburuk pun terjadi padanya, ia lebih takut pada monster dan orang yang terbakar sinar matahari daripada reputasinya sendiri.
"Terima kasih, tapi saya yakin selama Tuan Leo menyukai saya, tidak akan ada hal buruk yang terjadi."
Celia mengedipkan matanya, mungkin ia sedikit takjub dengan perkataan Renee.
"Kau sangat loyal pada Tuanmu."
Renee hanya tersenyum, ia membukakan pintu lebar-lebar pada Celia, wanita itu menggerakkan gaunnya dan mulai melangkah keluar menuju keretanya. Dua Pelayan yang sudah menunggunya langsung membukakan pintu.
Celia tiba-tiba saja berhenti, ia menatap Renee dengan lekat.
"Renee ... kalau sesuatu terjadi padamu, kau bisa pergi padaku."
"Ya?"
Celia melirik Pelayannya, mengisyaratkan mereka untuk menjauh sebentar, kemudian ia menarik tangan Renee masuk ke dalam kereta dan langsung menutup pintunya, kedua tangan sang Duchess langsung memeluk Renee dengan erat.
"Aku serius, jika sesuatu terjadi padamu. Kau bisa mencariku." Celia mengulang perkataannya lagi, mata coklat yang ia miliki itu berkilat-kilat penuh kepercayaan diri.
Renee yang dipeluk oleh sang Duchess menelan ludah, sesaat ia bingung dengan apa yang terjadi.
Mungkinkah saat ini sang Duchess sedang mengkhawatirkan keadaan dirinya?
"Duchess … saya pikir …."
"Orang sepertimu sudah terlalu banyak menjadi korban di Mansion ini," kata Celia memotong perkataan Renee, ia membuka tirai keretanya untuk menatap jendela kamar Leo yang tertutup rapat. "Aku tahu kau mencoba kabur di hari itu, aku mendengarnya dari Dylan."
"Ya memang," Renee tidak berbohong, merasa tidak ada gunanya. "Karena anda sudah tahu, apa yang ingin anda lakukan?"
Renee tidak ingin kabur lagi, ia ingin berada di sisi Leo dan menghadapi semua yang akan terjadi.
"Aku bisa membawamu pergi dari sini," kata Celia lagi sambil menggenggam tangan Renee dengan erat. "Aku bisa membawamu pergi dari Ivana dan Leo, keluar dari Mansion ini."
Renee tertegun, tanganya yang digenggam erat oleh Celia itu terasa bergetar.
"Duchess, apa kau bercanda?"
"Tidak! Aku serius … aku tahu kau kesulitan dan ingin menolongmu."
Celia menggelengkan kepalanya, dengan wajahnya yang cantik siapa pun akan merasa luluh dengan apa yang ia katakan, matanya yang berbinar-binar itu tampak murni, seperti seorang malaikat yang turun ke bumi.
Renee tidak pernah melihat seseorang seperti ini sebelumnya, sosok sang Duchess yang ada di depannya memang sama persis dengan rumor yang beredar.
Tapi wanita yang ada di depanya ini baru saja mengatakan cintanya pada Leo, bagaimana bisa beberapa menit kemudian ia mengkhianati orang yang ia cintai dengan membawa kabur Pelayannya?
Renee mengerutkan kening, apakah sang Duchess cemburu?
Atau dia tahu dengan semua keanehan yang terjadi di Mansion ini?
"Aku tahu hidup bersama Leo sangat sulit, dia punya temperamen yang buruk dan tidak pandai bersikap baik pada orang lain. Ada banyak orang yang dikirim dan mereka selalu tidak tahan."
Celia melepaskan genggaman tangannya dari Renee, ia melirik keluar lagi, ke arah jendela kamar Leo yang masih tertutup rapat.
"Aku bisa membantumu," lanjutnya. Seakan ia sudah terbiasa melakukan hal seperti ini berkali-kali.
Renee menatap wajah cantik Celia, sangat halus dan lembut. Hingga ia yang sebagai wanita merasa memiliki kepercayaan diri yang rendah ketika menatapnya.
Tapi bukan itu masalahnya.
Celia mungkin malaikat, tapi Renee tidak ingin pergi dari Leo. Bahkan jika Mansion yang ada di depannya ini adalah neraka sekali pun.
"Maaf, saya tidak ingin pergi."
"Apa?" Celia terkejut, mata coklatnya itu terbelalak lebar. "Kenapa kau tidak ingin pergi?"
Renee membuang muka, ia tersenyum entah pada siapa.
Ia tahu jika segala keanehan yang terjadi di Mansion ini hampir membuatnya gila, ia ingin pergi, sejauh-jauhya dari sini dan melupakan semua emas yang dijanjikan Ratu.
Tapi Renee tidak bisa melupakan raut putus asa di wajah Leo di hari itu.
Seakan-akan jika ia pergi, Leo bisa mati kapan saja.
"Aku hanya tidak ingin pergi," kata Renee sambil tersenyum pada Celia, ia membuka pintu kereta dan menjulurkan sebelah kakinya, ingin keluar. "Terima kasih atas kebaikan hati Duchess, saya sangat menghargainya."
"Ya …." Celia tampak linglung mendengarkan penolakan dari Renee, sebelum Renee benar-benar turun dari keretanya, ia menarik tangannya lagi. "Apa kau yakin?"
Renee mengangguk, ia turun.
"Kalau kau berubah pikiran … kau bisa mencariku, mengerti?" Celia terlihat sangat khawatir, tangannya ingin menyentuh Renee lagi.
"Aku mengerti, kau benar-benar baik."
Renee tersenyum dan mundur, bukan karena ia tidak meyukai Celia. Hanya saja ia merasa kalau wanita yang ada di depannya ini terlalu baik, ia takut kalau keputusannya akan berubah hanya karena kebaikan wanita itu, alih-alih cemburu dengan Pelayan yang ada di sisi Leo seharian penuh, Celia malah ingin menyelamatkannya.
Celia memang bangsawan yang baik hati dan lemah lembut, sesuai dengan rumor.
Tapi Renee sudah membuat keputusan dan ia tidak ingin merubahnya.
"Jangan khawatir, saya akan baik-baik saja bersama Tuan Leo."
"Ya, begitu … aku tidak akan memaksa kalau begitu." Celia pada akhirnya tidak bisa melakukan apa-apa, ia tersenyum dan menutup pintu, kereta kuda yang mewah itu berjalan ke depan pintu gerbang, pergi di tengah matahari yang masih bersinar terik.
Tanpa seorang pun yang mengetahuinya, Celia yang ada di dalam kereta mengepalkan kedua tanganya di atas gaunnya yang indah, matanya terpejam dengan erat.
"Ini tidak seharusnya terjadi, Leo."