Mereka lalu terdiam untuk sejenak.
Marino meletakkan dagunya di pundak Chika yang terasa keras, karena itu hanyalah tulang yang dibungkus oleh kulit, sama sekali tidak ada daging ataupun lemak disana sebagai bantalan yang kenyal.
"Aku… suka nasi-nasi bola yang kau buatkan untukku tadi untuk bekal makan siang," Ucap Marino, ketika ia akhirnya telah menemukan sebuah topik obrolan.
"Benarkah? Aku senang mendengarnya," Ucap Chika, sambil memain-mainkan air dengan kedua tangannya.
"Hmm.. Adikku bahkan juga meminta sebagian dari makan siangku! Dia memang benar-benar tukang makan!" Ucap Marino, ketika ia tiba-tiba teringat akan kelakuan licik Velina siang ini dalam 'mencuri' jatah makan siangnya.
"Oh, begitu rupanya," Ucap Chika.
Ia memang mengetahui jika Marino adalah anak tertua dari keluarga Marino.
"Adik tuan sedang main ke kantor?" Tanyanya lagi.
Chika mengira yang dimaksud oleh Marino adalah Nadine, adik bungsu Marino.
Eeeeh… bagi readers yang kangen sama Velina, dia lagi jadi cameo di bab ini, ya! Hahaha...
***
BTW, besok jangan lupa siapin tissu basah yg banyak, ya!
Kalau nggak ada, pakai sabun dan air juga boleh, wkwkwkwk...
***
So... Jangan lupa batu kuasanya yang banyak ya... Okaaaaaaaay!!! O(≧∇≦)O