Emily menundukkan wajahnya, tak berani menatap mata Ray. Rasa kecewa yang dirasakannya begitu kuat mencengkram ulu hatinya, membuatnya sesaat sulit untuk bernafas. Gadis itu terdiam, tak sanggup berkata apa-apa. Sementara teman-temannya hanya bisa menatapnya dengan sorot mata iba.
Menyesal. Itu yang dirasakan Emily saat ini. Dia menyesal telah mengizinkan papanya kembali ke hidup mereka. Dia menyesali hari dimana dia memohon pada mamanya untuk menerima papanya kembali. Sekarang Emily mengutuk dirinya sendiri karena melakukan itu. Andai dulu dia tidak menerima papanya kembali ke rumah mereka, mungkin tidak ada akhir yang seperti ini. Mungkin mamanya masih dalam keadaan sehat dan bahagia. Mungkin neneknya masih hidup dan bisa mengurus perusahaan. Mungkin mereka tidak perlu mengalami nasib yang tragis seperti ini.