Sudut mulutnya bergerak-gerak tanpa sadar, Kevin menekan semua pikiran di dalam hatinya dan berjalan dengan berpura-pura tenang.
"Ayah baptis."
Kevin menemukan bahwa tidak ada cahaya di ruangan itu, dan tirai sepertinya tertutup. Di sudut yang redup, pak tua itu berdiri dengan tangan di belakang dan punggung menghadap ke arahnya.
Tidak dapat mengetahui apa yang dia pikirkan, Kevin harus diam-diam waspada.
Pak tua itu tiba-tiba terkekeh dan perlahan-lahan berbalik. Dia melihat sekeliling seluruh ruangan, matanya akhirnya tertuju pada Kevin, dan tanpa sengaja bertanya, "Kevin, apa pendapatmu tentang ruangan ini? "
Nada suaranya sangat tenang, seolah-olah itu benar-benar hanya pertanyaan biasa. Tapi Kevin tidak pernah berani menganggapnya enteng. Dia hanya dengan naif berpikir bahwa lelaki tua itu memanggilnya khusus untuk menemaninya melihat ruangan ini.