Jeni terkejut. Rupanya lelaki yang berada di sampingnya bisa menerka apa yang dirasakan Jeni saat ini.
'Aduh! Aku harus jawab apa ya. Masa iya aku harus berbicara urusan pribadi dengan, Mas Jeremi,' gumam Jeni dalam hatinya. Dia tampak mematung karena tak bisa menjawab ucapan Jeremi.
"Tidak udah tegang begitu, Jen. Kalau kamu belum bisa bercerita, tidak apa-apa. Tapi jika suatu hari kamu sudah bisa bercerita, cerita saja pada saya. Jangan sungkan. Siapa tahu saya bisa membantu masalah yang tengah kamu hadapi saat ini," ujar Jeremi membuka diri.
"Iya, Mas," balas Jeni mengangguk. Sebenarnya dia masih penasaran ingin bertanya mengenai lelaki paruh baya tadi. Sedang apa dia di rumah Jeremi. Namun sepertinya Jeremi masih harus menyimpan pertanyaannya. Jeni masih tak bisa bercerita banyak kepada Jeremi, terlebih mengenai urusan pribadinya.