Setelah mengakhiri sambungan telephonenya, Jeni kembali menyimpan benda pipih itu ke dalam tas selempangnya.
"Jeremi itu siapa, Jen?" celetuk Sindi sekedar bertanya. Ia penasaran dengan perbincangan antara Wili dan Jeni barusan.
"Mas Jeremi adalah kakak aku, Mah," jawab Jeni.
"Kakak kamu! Berarti kamu masih ada saudara ya? Kok Wili pernah berkata sama Mamah katanya kamu sebatang kara," kata Sindi tampak mengernyitkan dahi.
"Tepatnya kakak tiri, Mah," jawab Jeni lebih jelasnya.
"Oh begitu, tapi kamu masih punya Ayah? Kalau yang saya tahu, mamah kamu sudah meninggal kan," tanya Sindi sekali lagi. Sepertinya dia benar-benar meresa penasaran.
Namun Jeni tampak bergumam merasa aneh dalam hatinya, 'Kok Mamah Sindi bisa tahu kalau Mamahku sudah meninggal? Apa Mas Wili menceritakannya?'
"Kok diam saja, Jen?" Sindi bertanya lagi saat Jeni hanya membisu.