"Bagaimana dengan keturunannya? Babat bibit bobotnya? Apakah wanita yang kini telah menjadi menantu Mamah berasalah dari kalangan yang sama seperti kita?" Deretan pertanyaan yang keluar dari mulut Sindi seketika membuat nyali Wili seakan menurun.
Sindi bertanya dengan tatapan nanarnya membuat Wili semakin canggung untuk berkata jujur.
"Dia wanita baik-baik, Mah. Dari keturunan yang baik pula," jawab Wili walau sedikit ragu. Bibirnya tampak bergetar saat berbicara. Sepertinya Wili sudah bisa menerka dari pertanyaan Sindi barusan.
"Baguslah, Wili. Mamah hanya tidak mau kalau kamu salah pipih. Mencari istri memang mudah, tapi mencari ibu yang baik untuk anak-anak kamu nanti tidaklah mudah. Keturunan yang baik maka akan lahir dari ibu yang baik pula. Mamah hanya meminta, untuk tidak mengulangi kebodohan yang pernah dilakukan Jefri. Dia rela menghancurkan keluarganya demi wanita jalang yang sampai saat ini Mamah tak sudi melihat wajahnya," jelas Sindi sedikit menekan.