"Apa!" Wili terkejut. Raut wajahnya seakan menegang dan ada rasa bersalah.
"Kata siapa kalau mamah Jeni meninggal?" tanya Wili kembali memastikan.
"Saya yang menyaksikannya, Pak. Ada beberapa bagian kulit korban yang terkena luka bakar. Namun, bliau meninggal karena sesak nafas akibat terlalu banyak menghirup asap kotor," jelas Dewi.
"Saya permisi keluar ya, Pak," sambungnya seraya pamit. Dewi segera keluar dari ruangan wili, padahal bosnya itu masih tercengang dan belum memberikan jawabannya.
Wili terpaku dengan rasa bersalah. Untuk apa dia harus merasa bersalah?
Bos muda itu segera mengambil ponsel yang berada di atas mejanya. Sepertinya Wili akan menghubungi seseorang lewat sambungan teleponnya.
"Hallo!" sapa Wili pada seseorang saat ia telah menempelkan benda pipih itu pada telinganya.
"Hallo, Bos," jawab seseorang di ujung sambungan telepon. Dari suaranya, sesorang itu sepertinya pria yang bekerja sebagai bawahan Wili.