下載應用程式
46.63% JANJI / Chapter 90: Bos?

章節 90: Bos?

Ruang tamu dengan dekorasi ala eropa berwarna gold itu dipenuhi dengan canda tawa meri dan junior. Mereka tak henti-hentinya bermain karena saat meri berada di rumah, saat itulah ia bisa merasa nyaman. Di luar rumah, rasa takut masih sering menghantuinya. Hanya dengan memeluk junior maka semua ketakutannya akan menguap tanpa jejak.

Setiap malam, suara seseorang memanggil namanya dengan suara kesedihan semakin jelas di ingatannya. Tapi wajah orang itu selalu samar, dengan usaha kerasnya ia hanya bisa mengingat potongan kata yang pernah orang itu katakan.

"meri" terkadang dia mendengar namanya di panggil. Ia juga bermimpi seseorang memintanya bangun. Sekilas ia mengingat kata seribu dan seratus.

"nyonya, ibu besar menelfon" ujar asisten rumah tangga sambil menyerahkan ponselnya kepada meri.

📞"halo bu"

📞"meri, mengapa ponselmu susah sekali di hubungi?"

📞"ah itu, junior yang selalu memainkannya. Terkadang ia tidak sengaja menonaktifkan ponselku" ujar meri menjelaskan.

📞"oh, ayah dan yang lain akan berangkat besok. Apa wisuda mu akan di rayakan di situ atau di Indonesia?"

📞"di Indonesia bu, bagaimana bisa aku merayakan kelulusanku tanpa ibu di sini. Lagi pula, junior sudah lama tidak bertemu dengan paman-pamannya. Aku juga mau mengajaknya berkeliling liburan di Indonesia"

📞"itu bagus. Ibu juga merindukan bocah nakal itu. Jaga diri kalian"

Setelah dua tahun setengah selepas dari masa komanya, meri berhasil menyelesaikan study nya dan meraih gelar dokter. Bukan perjalanan mudah baginya, ia bahkan harus mengejar ketertinggalannya karena tiga bulan koma dengan mengambil kelas tambahan di setiap semesternya.

Berkat kegigihannya, ia meraih gelar dokter tepat empat tahun. Orang lain normalnya akan menyelesaikan study kedokterannya selama lima tahun. Tapj meri tidak termasuk ke dalam golongan orang normal itu.

Mulai dari perjalanan hidup yang di luar biasanya, kecerdasan di atas rata-rata dia juga memiliki tekad yang kuat saat sudah menentukan tujuannya. Beruntung ada junior yang selalu memberinya semangat saat akan pergi ke kampus dan menyambutnya dengan pelukan saat ia kembali.

Hari yang di tunggu akhirnya datang. Meri sudah berdandan dengan make up natural di tambah bulu mata lentik sebagai pemanis, rambut panjang uang di sanggul serta dress ketat membentuk lekuk tubuhnya yang sempurna.

Tak hanya meri, junior juga tampil dengan dandanan menawan. Setelan tuksedu biru malam dengan kemeja putih serta dari kupu-kupu berwarna hitam selaras dengan celananya membuat sahabat meri yang menghadiri acara besar itu menjadi gemas.

Korban dari segalanya adalah rido yang kesulitan mengamankan pipi keponakan tersayangnya dari cubitan tangan-tangan para wanita yang tak bisa menahan diri melihat kelucuan junior.

"uncle, kapan ibu akan naik ke atas" junior menunjuk panggung tempat prosesi penerimaan ijazah dan simbolik dengan pemindahan tali toga dilakukan.

"ibu masih bersiap-siap" jawab rido. "lihat, itu ibumu" rido sangat antusias dan junior tak kalah antusias.

Junior berada di gendongan rido agar bisa melihat ibunya dengan jelas di atas panggung. Rafa dan ayah meri sedang menunggu di luar gedung acara. Mereka tak di izinkan masuk karena hanya ada satu undangan untuk pendamping wisudawan. Maria dan andre juga menunggu acara itu selesai di depan gedung bersama kerumunan manusia lainnya.

Saat meri keluar, ia di sambut dengan pelukan dari ayah, rafa dan maria. Mereka terharu dengan pencapaian meri yang tak lepas dari hambatan di masa-masa perjuangannya.

"ibuku sangat cantik" puji junior sambil merentangkan tangannya meminta di gendong oleh ibunya itu.

Sejak meri bersiap menaiki panggung, junior merasa gerah berada di gendongan rido. Dia sangat kaku dan tidak terbiasa dengan rido. Meri hanya sesekali membawa junior berkeliling mengenal lingkungan sosialnya, karena itu ia sedikit tertutul dengan orang baru.

Rido sudah pernah menemui junior, tapj itu saat junior baru berusia satu tahun lebih. Saat ini, usia junior sudah hampir menginjak tiga tahun. Hanya tersisa tiga bulan menjelang ulang tahun junior yang ke tiga.

Setelah sesi foto-foto, meri dan yang lain menuju sebuah restoran untuk merayakan keberhasilan meri secara kecil-kecilan. Meri kesulitan berjalan karena dress ketatnya dan junior tak ingin di gendong orang lain.

Anaknya itu dulu hanya akan menempel padanya atau maria jika meri kelelahan. Karena kondisi maria yang sedang hamil tua, sangat tidak memungkinkan meminta maria menggendong junior dengan bobot tubuh yang semakin berat.

Malamnya, meri dan keluarganya bersiap kembali ke Indonesia. Walau masih merasa lelah, meri tidak sabar untuk bertemu dengan ibunya.

Tak lupa, meri memberikan uang kepada asisten rumah tangga yang sudah setia mengasuh dan membantu meri menjaga junior. Dia mengizinkan wanita paruh baya itu pulang ke rumahnya dan libur selama meri masih di Indonesia tapi ia akan tetap memberikan gaji full kepada asisten itu.

"tidak perlu nyonya. Jika saya tidak bekerja maka nyonya tidak perlu mengeluarkan uang untuk saya" tolak wanita itu dengan ramah.

"tidak mengapa. Kita sudah terlalu akrab, jadi terimalah. Aku akan kembali setelah menyelesaikan liburanku. Sekitar dua bulan, jadi bersantailah di rumah dan nikmati harimu bersama keluargamu"

"terimakasih nyonya. Aku akan sangat merindukan kalian"

"kami juga akan merindukanmu"

Setelah moment mengharukan itu, meri dan yang lain kembali ke Indonesia. Junior tampak kelelahan, jadi dia tidur sepanjang perjalanan ke bandara.

Ke esokan harinya mereka tiba di bandara jakarta. Meri memutuskan untuk singgah di jakarta dan memperkenalkan ibu kota negaranya kepada putranya itu. Rido, rafa dan ayah meri langsung kembali ke bangka.

Mereka berkeliling setelah meletakkan koper mereka di hotel. Tempat yang pertama ia datangi adalah monas. Monumen nasional itu termasuk tempat yang wajib di datangi oleh wisatawan yang datang.

Terlahir dan besar di negara maju dengan bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari membuat junior tak berhenti menatap ibunya setiap kali ia mendengar kalimat yang belum ia ketahui sebelumnya.

Meri, maria dan andre terbiasa menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan junior. Tapi karena pengasuhnya adalah warga setempat, juniorpun terbiasa dengan bahasa inggris. Bukan suatu hal yang buruk jika junior lebih mengetahui bahasa asing dari pada bahasa ibunya. Meri hanya perlu mengajari junior lebih banyak kata lagi.

"ibu, ada apa di atas sana?" junior menunjuk puncak monas dengan mendongakkan kepalanya.

"itu hanya batu. Apa junior ingin naik ke sana?" meri menawarkan untuk mengetahui apakah putranya itu takut dengan ketinggian.

"mau mau" jawab junior antusias dengan kepala yang naik turun berkali-kali.

Mereka akhirnya naik dan berada di puncak tertinggi monas. Junior berteriak kegirangan karena rasa bahagia. Meri yang melihat tak kalah bahagia dengan antusias junior berada di ketinggian itu artinya meri tak perlu khawatir anaknya itu akan mengalami acrophobia.

Puas menikmati pemandangan kota Jakarta dari ketinggian tugu monas, meri membawa junior ke seaworld yang ada di ancol. Ada lebih dari 4000 spesies ikan yang ada di aquaroum raksasa itu. Mereka seakan berjalan di bawah laut dan di sajikan dengan ribuan ikan yang berenang kesana kemari.

Junior lagi-lagi merasa senang dan berusaha mendekati beberapa ikan yang terperangkap di aquarium itu. Hanya saat ia melihat ikan hiu, junior bergerak mundur bersembunyi di kaki meri dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua kaki meri.

"hei, ada apa sayang?"

"ibu, ikan itu mengerikan"

Meri menatap hiu martil dengan kedua sisi di bagian kepala menonjol keluar. Sangat di pahami jika anak sekecil junior takut melihat ikan itu karena bentuknya yang aneh.

"junior, lihat ibu" meri memegang kedua pipi chubby anaknya itu agar menatapnya. "ikan itu berbahaya, jadi junior tidak boleh mendekatinya. Mengerti?"

Junior memberi jawaban dengan mengangguk.

"tapi segala yang berbahaya juga perlu di pelajari. Bukankah bermain ponsel juga berbahaya? Tapi ibu memberimu waktu untuk bermain bukan. Tahu kenapa?"

"karena selama aku tahu batasan maka ponsel akan berguna di tanganku" jawab junior.

"anak pintar" meri mencium pipi anaknya itu dan melanjutkan ke wahana di dunia fantasi.

Meri mengajak junior menaiki beberapa wahana hingga matahari mulai terbenam. Meri menggendong junior karena anaknya itu kelelahan setelah seharian berjalan-jalan menikmati liburannya.

Kerumunan manusia di tempat itu juga semakin berkurang seiring matahari yang menyembunyikan cahayanya. Meri berdiri di pinggir jalan dengan junior yang tidur di bahunya.

"nyonya muda" seseorang memanggil meri yang berdiri menunggu taksi.

Merasa panggilan itu bukan miliknya, meri acuh dan hanya fokus melihat taksi yang akan segera melintas.

"nyonya. Apa itu kau?" pria itu kini berada tepat di hadapan meri.

"maaf, apa kita saling kenal?" tanya meri bingung merasa tak pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya.

"oh maaf, mungkin aku salah mengenali orang" pria itu kemudian melangkah menjauh namun kemudian berbalik melihat meri dan anak yang di gendongnya. "apa kau pernah ke cambridge?"

Terkejut mendengar tebakan pria itu, meri berbalik melihatnya. "bagaimana kau bisa tahu?"

"apa anak itu junior?"

Meri tambah terkejut melihat ada orang asing yang mengenal putranya yang bahkan baru pertama kali menginjakkan kaki di jakarta.

Melihat meri terkejut, ia semakin yakin kalau itu adalah nyonya yang dulu selalu di dampinginya.

"nyonya meri. Apa kau benar-benar lupa denganku?" pria itu mendekat kembali.

"kau. Kau mengenalku?"

"tentu saja. Bagaimana bisa aku lupa denganmu nyonya. Tapi apa yang terjadi setelah kau siuman?"

"aku kehilangan separuh ingatanku. Tunggu dulu, mungkinkah kau orang yang membekap mulutku dan memukul kepalaku waktu itu?" tanya meri penuh selidik.

Mendengar itu tentu saja membuatnya terkejut. Bagaimana bisa, nyonya yang dulu selalu ia ikuti kemana-mana kini lupa dengan pengawal pribadinya.

" nyonya, aku soni. Bagaimana bisa aku memukul kepalamu? Aku justru yang menjagamu atas perintah bos" soni terdiam sejenak "apa kau juga melupakan ingatan tentang bos?"

"bos siapa maksudmu?" meri semakin bingung.

"astaga, kau benar-benar lupa dengannya. Bagaimana bisa kau melupakannya setelah apa yang dia lakukan untukmu. Dia menjagamu siang malam saat kehamilanmu, dia bahkan sampai drop dengan gangguan psikis karena melihatmu tak berdaya dengan genangan darah. Nyonya, apa kau tak mengingatnya sedikitpun?" entah mengapa soni merasa sakit hati amengetahui meri tak mengingat bosnya setelah pengorbanan besar yang ia lakukan.

" siapa bos yang kau maksud?"

" ilham, bos ilham"

Meri terdiam mendengar nama itu, ingatannya melayang pada suara yang ia dengar dalam tidurnya. 'jadi itu ilham' batin meri

"putramu sudah besar sekarang. Bos pasti akan sangat bahagia jika dia bisa melihatmu dan junior lagi"

Meri meminta waktu kepada soni untuk bercerita, karena berdiri lama sangat tidak nyaman terlebih lagi dengan junior di pelukannya yang sudah tertidur.

Mereka akhirnya sepakat untuk mengobrol di hotel tempat meri menginap mempertimbangkan junior yang sudah kelelahan dan butuh istirahat.

Meri memesan minuman dan makanan untuk di antar ke kamarnya. Mereka duduk di balkon hotel setelah menidurkan junior di kamar. Soni dengan sabar menceritakan semua yang terjadi lengkap dengan runtut waktu yang ia ingat.

Rasa terkejut dan heran mendengar cerita soni menyerang benak meri. Dia melupakan segala hal tentang ilham dan hanya mengingat beberapa kata yang sepertinya di ucapkan oleh ilham. Memori yang hilang hanya yang ada kaitannya dengan ilham dan itu membuatnya heran dan merasa bersalah. Entah bagaimana dia bisa lupa dengan pria yang setia menjaganya itu.

Soni pamit untuk pulang setelah memberi alamat ilham di paris serta nomor ponsel ilham dan bibi grace.

Tatapannya terpaku pada selembar kertas berisi alamat dan nomor ponsel itu. Senyum simpul terbentuk di bibir tipisnya itu. "junior, besok kita akan memberi kejutan kepada ayahmu yang menjagamu dulu. Ibu melupakannya cukup lama tapi kita tak akan kehilangannya lagi" meri berbicara kepada junior yang sudah terlelap di dalam pelukannya.


創作者的想法
siti_darmawati8 siti_darmawati8

Selamat tidur dan menunggu hari esok buat meri dan pembaca.

Hahaha penasaran semalaman

next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C90
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄