下載應用程式
5.63% Istri ke Dua Dokter Tampan / Chapter 15: Salsabila Hamil

章節 15: Salsabila Hamil

Salsabila Hamil

Picture

[Niel, gue gak mau tau lo harus tanggung jawab!~ Bila]

Salsabila mengirimkan sebuah pesan bergambar. Dua garis biru begitu nyata dan juga sangat jelas dalam layar pipih yang kini sedang di pandang Daniel.

Perasaan haru senang bahagia bercampur aduk di dalam hati Daniel. Selama ini ia menantikan kehadiran sang buah hati dari istrinya akan tetapi tidak Cathleen kabulkan.

Malaikat kecil tak berdosa itu akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim orang lain.

[Gue bahagia, gue akan secepatnya nikahin Lo Bil ~ Daniel]

Balas pria itu dengan senyuman kebahagiaan.

Daniel bergegas mengambil jaket juga kunci mobil melewati Dahna sang ibu. Wanita paruh baya tersebut menatap putra nya berang. Akan tetapi tidak Daniel hiraukan kebahagiaan nya melebihi apapun untuk saat ini.

"Mau kemana kamu?! Istri sedang sakit, apa kamu mau menemui wanita jalang itu lagi, iya?!" Dahna tidak tahan untuk tidak memaki putra satu-satu nya tersebut.

"Aku butuh waktu untuk menjelaskan ini semua, bu." jawab Daniel sebelum melangkah pergi keluar dari apartemen nya.

Dahna tidak habis pikir mengapa putranya lebih memilih jalang itu di bandingkan dengan istrinya. Merasa kasihan dengan sikap putranya Dahna melihat menantunya tersebut yang kini sudah terbangun lagi-lagi terdengar suara ingin muntah di dalam kamar mandi.

"Cath, apa kamu tidak apa-apa?" Dahna merasa khawatir terlebih ia mengetahui sejak kemarin perempuan itu tidak makan apapun.

Cathleen terlihat sangat pucat Dahna menuntun wanita itu untuk duduk kembali di ranjang tempat tidur nya.

"Kamu demam? Ya ampun." Dahna mencari alat pengukur suhu.

"Ibu hubungi teman kamu untuk di periksa, ya." katanya. Namun, Cathleen menggelengkan kepalanya tidak mau untuk di periksa.

Akan tetapi Dahna tidak menghiraukan Cathleen wanita paruh baya itu tetap akan menghubungi teman satu tempat kerjanya sang menantu.

Setelah kembali ke dalam kamar Dahna melihat kembali Cathleen berada di kamar mandi.

Dahna tersenyum sangat bahagia. Wanita itu dengan sangat yakin akan dengan pikiran dan juga perasaan nya. Seperti orang bilang jika orang tua tidak akan salah.

Ting..

Tong..

"Dokter Kania, silahkan masuk." Dahna membuka pintu apartemen tersebut dan membawa teman sang menantu ke dalam kamarnya.

"Waaahhh ternyata dokter bisa sakit juga ya, Cath." Kania berusaha untuk menghibur Cathleen terlihat lemah dan sangat pucat.

Setelah di persilahkan untuk memeriksa temannya Kania mulai memasangkan alat menekan tekanan darah pada pasien.

Kania mulai meraba perut buncit Cathleen, gadis itu tersenyum sangat cantik. Untuk lebih memastikan hal itu benar Cathleen di persilahkan untuk mengetes di dalam kamar mandi.

"Apa gue bilang, selamat ya Cath." Kania tersenyum memeluk teman satu pekerjaan nya mengambil alat tes tersebut.

Dahna melihat sangat jelas dua garis biru itu ia sangat bahagia sampai menutup mulutnya tidak percaya.

Wanita itu memeluk sang menantu betapa kebahagiaan yang selama ini mereka nantikan selama bertahun-tahun.

Ketika Dahna akan menghubungi putranya. Namun, Cathleen menggelengkan kepala tidak mau jika suaminya mengetahui hal ini terlebih dahulu.

"Kania pamit dulu, ya. Sekali lagi selamat ya kak Cathleen aku akan kembali bekerja."

"Terimakasih, Kania."

Setelah gadis itu keluar dari apartemen sang ibu mertua menghampiri Cathleen kembali. Ia merasa tidak adil baginya ketika kebahagiaan mereka datang justru putra nya tengah berada di luar bersama dengan perempuan lain.

Cathleen hanya bisa menggelengkan kepalanya ia sendiri masih merasa bimbang mengapa harus di saat seperti ini dia mendapatkan kebahagiaan yang istimewa.

Wanita hamil tersebut mulai meneteskan air matanya meratapi nasib anaknya kelak, apakah ia mampu untuk bertahan atau kah harus siap melepaskan suaminya demi sahabatnya itu.

Dahna mengusap punggung sang menantu yang bergetar. Wanita itu tidak tahan akan penderitaan yang di rasakan menantunya.

"Kamu harus kuat, Cath. Demi anak kamu." Dahna hanya bisa menguatkan menantunya.

"Buuu," Cathleen merengek seperti anak kecil berusaha untuk menahan segala sakit di dalam hatinya.

Kebahagiaan yang di terima Cathleen ternyata tidak membuat kebahagiaan itu menjadi sempurna.

***

"Selamat ya, kandungan usia ibu akan menginjak 2 bulan." ucap sang dokter spesialis kandungan tersebut.

Salsabila dengan Daniel saling menatap penuh haru kebahagiaan laki-laki itu semakin bertambah ketika pertama kalinya dia melihat bayangan putih di dalam layar datar tersebut.

Bulatan hitam yang terlihat adalah buah cinta mereka.

Setelah sang dokter meresepkan obat Daniel dan Salsabila mengucapkan terimakasih dan keluar dari ruangan itu.

"Kamu akan nikahi aku, kapan Niel?" tanya Salsabila mereka menunggu obat.

"Hari ini." jawabnya dengan cepat. Salsabila menatap Daniel dengan serius. Wanita itu tidak menyangka jika suami dari sahabatnya akan menjadi miliknya.

Akan tetapi Salsabila pun tidak mau jika harus berbagi suami.

"Serius?" tanyanya lagi memastikan.

Bukannya menjawab laki-laki berparas tampan tersebut mengangguk mengiyakan.

Salsabila menutup matanya sekilas membayangkan menyambut kebahagiaan nya.

"Tapi, aku tidak mau berbagi suami." ucapnya hati-hati.

"Gampang itu, aku akan ceraikan Cathleen. Yang terpenting aku akan nikahi kamu terlebih dahulu." Daniel menatap manik mata Salsabila senyum nya mampu membuat siapa saja terpana dengan ketampanan pria itu.

Apalagi kini Salsabila tengah mengandung buah cintanya bersama dengan Daniel. Ia berhasil telah merebut suami dari sahabatnya.

Bukan bermaksud berniat jahat hanya saja kesempatan itu datang begitu saja tanpa mau Salsabila lewati.

Salsabila menganggukkan kepalanya.

Ketika namanya di sebut wanita hamil itu melangkah untuk mengambil obat. Kemudian mereka keluar dari rumah sakit.

***

"Ayo lah Cath, aku hanya ingin bertemu denganmu sebentar saja. Dimana rumahmu biar aku menjenguk mu." suara David menggema di telinga Cathleen saat ini tengah terbaring lemah di atas tempat tidur.

"Tidak Chris, aku tidak mau ibu mertuaku menjadi salah faham. tunggu aku lebih baik ya." jawabnya dengan tegas. Setelah mendengar helaan napas dan sahabatnya itu mengerti barulah Dahna menutup panggilan bersama Daniel.

Menyimpan ponselnya di atas meja samping tempat tidur. Setelah meminum obat dan sedikit memakan buah-buahan wanita itu sedikit bugar hanya saja pisiknya terasa lelah akibat tidak tidur dan hanya menangis.

Cathleen kembali merebahkan tubuhnya merasakan kantuk yang luar biasa.

Tidak peduli dengan suara gaduh di luar sana karena kepalanya sudah terasa berat ingin segera menggapai alam mimpi indahnya.

Akan tetapi suara bising tersebut semakin membuat Cathleen tidak bisa beristirahat dengan baik. Keluarlah dari dalam kamar untuk melihat siapa yang membuat keributan di dalam rumahnya.

"Bu, ada apa? Kepalaku sakit banget. Bisakah bicarakan baik-baik dan di luar saja." Cathleen hanya melihat ibu mertuanya berdiri di depan pintu masuk.

"Tidak apa-apa Cath, masuk dan tidurlah. Ibu akan selesaikan."


next chapter
Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C15
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄