Wanita hamil itu tengah di manjakan dengan berbagai perawatan yang di tawarkan. Salah satunya ia lah body massage untuk ibu hamil.
"Sudah berapa bulan kak, usia kehamilannya?" tanya therapist khusus ibu hamil.
"Menginjak 7 bulan." jawab Cathleen ramah.
Ia tengah di pijat sesuai porsi untuk ibu hamil karena wanita tengah mengandung tidak boleh sembarangan di pijat jika tidak akan menyebabkan keguguran kandungannya.
"Kak, manfaat massage ibu hamil selain untuk mengurangi stres apa lagi ya?" Cathleen bertanya balik.
"Banyak banget manfaatnya, kak. Bisa mengatasi kaki bengkak, mengatasi sakit punggung dan juga meredakan nyeri pinggul." jawab therapist tersebut.
"Pantesan. Aku sering banget tuh sakit punggung mungkin karena kelamaan duduk kali ya." reflek Cathleen menjawab membuat sang therapist muda itu tersenyum terlihat dari pantulan cermin.
Posisi Cathleen saat ini tengah berbaring miring. Merasakan pijatan lembut dari tangan ahli terapis membuat Cathleen merasa rileks dan sangat nyaman.
Baru kali ini dia merasakan ketenangan setelah sang suami menghindarinya.
Mungkin bukan menghindari lebih tepatnya istri keduanya melarang Daniel untuk bertemu dengan dirinya pikir wanita hamil itu.
Beberapa menit berlalu kini Cathleen akan melakukan perawatan lainnya setelah selesai body massage.
Ia akan melakukan perawatan rambut.
"Kak, mau creambath atau hair spa?" gadis memakai seragam beby spa salon itu bertanya.
"Bagusnya apa ya untuk rambut saya lagi hamil gini?" Cathleen meminta solusi.
"Rambutnya kering ya, kak. Lebih baik hair spa aja selain bisa memberikan solusi untuk masalah rambut. Krim yang di gunakan pun hangat saat di gunakan membuat rileks di kulit kepala. Apalagi ibu hamil tidak boleh stres ya.." jawab sang therapist menjelaskan secara detail dengan ramah.
"Boleh juga. Hair spa aja strawberry ya krim nya." pinta Cathleen.
Saat sang therapist itu masuk ke dalam untuk mengambil handuk karena rambut Cathleen harus di cuci terlebih dahulu.
Tiba-tiba saja David membawakan makanan beserta minuman yang di pesan Cathleen sebelumnya.
"Mau keramas?" David tiba-tiba berdiri di ambang pintu ruang perawatan. Satu ruangan satu therapist dan customer membuat David tidak merasa risih dengan pelanggan yang lain.
Cathleen menoleh perempuan itu mengangguk. David memberikan makanan itu dan menyuruhnya untuk segera memakan makanan itu.
"Nanti aja deh." tolak Cathleen halus.
"Sekarang Cath. Nanti dede bayinya kelaparan ayo." paksa David.
"Tapi-,"
"Buka mulutnya." David menyuapi Cathleen mau tidak mau perempuan itu membuka mulutnya.
Di perlakukan manis seperti ini oleh pria lain membuat Cathleen merasakan kenyamanan juga sedikit melupakan Daniel.
Keromantisan itu di ciptakan oleh David. Pria itu sweet banget membuat kaum hawa di sekitarnya merasa iri ingin menjadi Cathleen dadakan.
David dengan telaten menyuapi Cathleen makan hingga menyodorkan minuman untuk wanita hamil itu.
Menikmati sentuhan di kulit kepala dengan krim yang hangat membuat Cathleen berulangkali memuji therapist tersebut dengan lihat memijat kepala Cathleen dengan lembut dan penuh kehati-hatian.
"Sorry aku ada telpon dari kantor." David berujar. Cathleen menganggukkan kepala memberi izin pria itu untuk berkomunikasi.
"Suami siaga ya kak. Aku iri deh lihat kakak sweet gitu sama pasangannya." ujar therapist itu setelah David keluar dari ruangan perawatan.
Cathleen hanya bisa menjawab dengan senyuman tidak mungkin kan jika dirinya mengaku kalau David adalah seorang teman apa tanggapan mereka nantinya.
"Kamu sudah menikah?" tanya Cathleen pada gadis tersebut.
"Nikah gimana, gebetan aja gak punya." jawab gadis itu spontan seperti curhat pada sang kakak.
Cathleen merasa gemas. Ia memberikan wejangan pada perempuan yang lebih muda dari dirinya.
***
"Niel. Ayolah ... Lagian tidak akan menghabiskan seluruh uang kamu kan jika aku melakukan perawatan ibu hamil? Sama istri gak boleh pelit tau."
Saat ini mereka berada di dalam mobil tapi sepertinya Daniel sangat sayang dengan uangnya. Ia tidak boleh boros apalagi membeli barang yang memang bukan kebutuhan.
Pasalnya ia saat ini tengah menjadi pengangguran.
Daniel melajukan mobilnya dengan perlahan pria itu sengaja agar saat mereka tiba di depan beby spa khusus anak dan ibu hamil itu tutup.
"Lelet banget sih Niel kaya keong. Kalau gini caranya keburu tutup beby Spa nya ih." ketus Salsabila ia merasa suaminya itu menjadi perhitungan dan tidak bisa memberikan apa yang ia mau.
"Sa, kamu lagi hamil aku tidak mungkin bawa mobil ugal-ugalan." jawab Daniel beralasan.
Mendengar hal itu membuat Salsabila berfikir dua kali. Memang benar apa yang di katakan suaminya itu.
"Kamu kenapa sih, kaya orang pengangguran tau gak. Ini gak boleh itu gak boleh ... Kamu jadi pelit, apa mungkin kamu bagi dua sama dia?" tuduh Salsabila.
"Ya ampun Sa. Kalau pun emang aku bagi dua sama Cathleen itu sah-sah saja karena pada dasarnya memang dia istriku di akui negara dan agama." jelas Daniel.
Pertengkaran kecil kembali terjadi dengan Salsabila yang selalu memancing amarah suaminya.
Perempuan itu tidak mau jika dirinya mendapatkan saingan lagi. Sudah cukup dia dahulu kala di perlakukan tidak adil oleh mantan suaminya.
Ia tidak akan pernah menyianyiakan Daniel.
Hampir satu jam mereka melakukan perjalan yang seharusnya bisa di tempuh dengan waktu hanya dua puluh Lima menit saja.
Perempuan itu memanyunkan bibirnya merasa kesal benar saja tempat beby spa nya akan segera di tutup.
"Gara gara kamu tau gak!" Salsabila merajuk.
Daniel melihat istri pertamanya keluar dari tempat itu membuat ia ingin menghampirinya. Namun, tak ia sangka ternyata Cathleen tengah bersama David yang katanya sahabat kecil.
"David?" gumam Salsabila. Perempuan itu baru melihat David lagi ketika terakhir mereka bertemu beberapa taun yang lalu.
Salsabila keluar dari mobil dan menghampiri David bersama Cathleen. Melihat istri keduanya terburu-buru Daniel pun ikut menghampiri mereka.
"David Christopher Daren?" panggil Salsabila. Mendengar namanya di sebut pria tampan bak dewa yunani itu menoleh pada perempuan yang sama tengah mengandung.
David melihat Salsabila perempuan itu tambah cantik juga tambah berisi mungkin karena lagi hamil sama seperti Cathleen.
Tetapi David terlanjur jijik dengan yang namanya pelakor.
"Sorry, siapa ya?" jawab David dengan sinis.
Mendengar David berkata seperti itu membuat Cathleen melipat bibirnya menahan tawa.
Jelas-jelas mereka bertiga bersahabat dari mereka kecil. Sayangnya David sudah mendengar pelakor yang menyebabkan retak nya rumah tangga Cathleen adalah Salsabila.
"Vid, lo ingat Cathleen tapi lo gak ingat gue?" Salsabila masih tidak percaya dengan David.
"Gue tidak punya teman pelakor kaya elo!" jelas David mempertegas kata pelakor agar Salsabila bisa mendengarnya.
Deg.
"Jangan asal ngomong! Lo tau apa soal gue."
"Ngaca nih cermin!" David melemparkan cermin pada Salsabila lalu pria itu menyuruh Cathleen untuk masuk ke dalam mobil dan mereka berlalu di hadapan Salsabila membuat wanita itu menganga tidak percaya.
"Gue harus bisa dapetin David. bagaimana pun caranya."