下載應用程式
8.64% Istri ke Dua Dokter Tampan / Chapter 23: Direktur Rumah Sakit

章節 23: Direktur Rumah Sakit

Direktur Rumah Sakit

Daniel berada di ruangan abu-abu dan hitam. Furniture di sana sangatlah estetik membuat siapa saja sangat nyaman.

Namun, saat ini Daniel tengah merasa gugup dirinya akan bertemu sang direktur Rumah Sakit dimana dirinya bekerja dan mengabdikan diri.

Ketegangannya terlihat pada saat seseorang membukakan pintu.

"Maaf membuat anda menunggu Dokter Daniel." sapa Dr. Xavier menjabat tangan pria di hadapannya.

"Ah, tidak masalah Dok." jawabnya kembali duduk terhalang meja.

Xavier duduk pria paruh baya itu memberikan sebuah dokumen penting untuk Daniel tanpa basa basi pria itu menjelaskan prihal SOP sebagai Dokter.

Desas-desus pernikahan keduanya sudah sampai di telinga Xavier untuk itu Daniel di berhentikan sementara di rumah sakit tersebut sampai batas waktu tidak di tentukan.

Di dalam dokumen itu tertulis ada perturan dimana jika para Dokter maupun suster dan perawat lainnya menikah lagi tanpa adanya keterangan apapun konsekuensinya harus berhenti bekerja di Rumah Sakit tersebut.

Sekalipun ia akan bekerja kembali mengharuskan memilih di antara dua pilihan tersebut. Meninggalkan atau bekerja kembali.

Akan tetapi saat ini posisi para istri Daniel tengah mengandung buah cintanya. Dengan berat hati Daniel menerima semua keputusan Direktur Rumah Sakit.

Dr. Xavier pun memahami. Akan tetapi aturan tetep lah peraturan tidak bisa di ganggu gugat.

"Maaf kan saya Dr. Daniel. Dari awal juga anda sudahn tahu dan memahami peraturan di sini. Jangan sampai anda dendam terhadap saya." tawa Xavier renyah. Pria paruh baya itu berusaha meringankan beban Daniel.

Pasalnya setelah di pecat dari RS pria itu tidak tahu harus bekerja dimana. Melamar ke RS lain pun ia pasti tidak akan di percaya karena telah mencoreng nama baiknya sendiri dengan menikah lagi.

"Tidak apa-apa Dok. Baik jika tidak ada hal lain lagi saya mohon pamit undur diri karena masih ada banyak hal yang harus saya kerjakan." ujar Daniel berdiri setelah mendapatkan anggukan dari Xavier.

Para pria tersebut menjabat tangan. Daniel keluar dari ruangan sang direct. Ia sudah tahu jika hal ini pasti akan terjadi.

Daniel kembali melajukan kendaraanya dengan pikiran kacau balau. Dia harus menghidupi dua istri dan dua calon anaknya dari mana dirinya mendapatkan uang jika bekerja saja dia baru di pecat.

"Ah!!!! Shiiitt!!!!" umpatnya membuat kendaraan nya membunyikan klakson.

Tidak butuh waktu lama Daniel tiba di apartemen milik ibunya. Daniel menekan tombol sang ibulah yang membukakan pintu.

Terlihat wajah sang putra begitu lesu dan lelah Dahna tidak tega melihat hal tersebut. Membawa ke dalam rumah duduk di meja makan.

Dahna membuatkan teh chamomile panas untuk putra satu-satunya itu.

"Apa yang terjadi Niel?" Dahna bertanya setelah ia melihat jika anaknya siap untuk bercerita.

"Aku di berhentikan sementara dari pihak rumah sakit, bu." adunya membuat Dahna kaget bukan main.

"Kamu sih! Sok-sokan nikahin Salsabila segala begini kan jadi nya mau ngidupin dua istri gimana kalau kamu sendiri tidak bekerja, hah!" Dahna kembali berang. Wanita itu bikan bermaksud marah hanya saja kesal dengan tingkah sang putra.

"Aku tahu bu aku salah. Aku kira masalahnya tidak akan sampai ke kepala RS." keluhnya semakin menjadi-jadi.

"Sudahlah, tidur sana di sofa! Kita lihat saja nanti semoga ada solusi lain. Ibu ngantuk." Dahna melangkah menepis jarak dengan putranya masuk ke kamar beliau.

Daniel menganggukkan kepala samar. Sesungguh nya ia rindu dengan istri pertamanya berharap bisa tidur berdua di rungan dan tempat tidur yang sama.

Namun, itu semua hanya mimpi tak mungkin Cathleen kabulkan dengan apa yang sudah terjadi.

Daniel merebahkan dirinya di atas sofa. Menatap lagit-langit di atas beberapa menit kemudian dirinya terlelap masuk ke dalam alam mimpi.

Pukul empat Dini hari hampir memasuki waktu fajar.

Cathleen merasakan kerongkongannya kering

perempuan itu membuka pintunya melihat seseorang tengah tidur di atas sofa.

Ia menghampirinya untuk melihat siapa pria itu.

"Daniel, kenapa juga dia tidur di sini? Bukannya semalam dia ada urusan dengan diret? Apa jangan-jangan masalah yang tengah dirinya perbuat.

Cathlewn hanya bisa menerka-nerka. Ia sampai lupa untuk mengambil minum di dpaur.

Drrrt

Drrrtt

Drrtt

Cathleen melihat ponsel sang suami di atas meja. Menggetar karena ada panggilan dari seseorang pria itu membalikan badan Cathleen pun akan bersembunyi karena takut jika Daniel bangun dan memperhatikan dirinya tengah mengamati.

Terlihat nama Salsabila di layar ponsel tersebut membuat Cathleen berpikir untuk mengangkatnya.

"Kamu ya. Lagi-lagi aku bangun kamu tidak ada! Aku tahu kamu rindu dengan istri kamu tapi asal kamu yau ya Niel. Dia sama sekali tidak rindu pada mu. Lihat saja dia sekarang tengah bermesraan dengan pria lain. Apa kmu tidak cemburu?" Cecar Salsabila membuat Cathleen sedikit menjauhkan ponsel itu di telinganya.

Tak lama Cathleen pun mematikan ponsel tersebut. Ia tal mau ada salah faham diantara mereka.

"Cath? Kamu ngapain di situ?" Dahna keluar dari kamarnya melihat sang menantu tengah berdiri di hadapan putranya.

"Ah, gak apa-apa kok bu." Cathleen berlalu ke dapur intuk mengambil air minum.

Dahna hanya bisa mengangguk tidak mau ikut campur dalam urusan mereka.

Setelah selesai Cathleen kembali masuk ke dalam kamarnya. Duduk di sisi ranjang kasurnya.

Merasa kasihan terhadap sang suami untuk itu dia akan memberikan selimut untuk suaminya.

Sang mentari pagi menampakkan sinarnya melalui celah-celah jendela kaca. Daniel bangun dari tidurnya merasa terganggu dengan cahaya tersebut.

Dahna tengah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Akan tetapi Cathleen sama sekali tidak keluar kamar.

"Cath, sarapan dulu yuk ibu sudah membuatkan pakaian untuk kamu, nak." teriak Dahna memberikan kedipan mata untuk putranya agar dia berpura-pura sudah kembali ke apartemen nya.

"Iya, bu." jawab Cathleen. Perempuan itu baru saja keluar ia melihat jika suaminya masih berada di sana.

Daniel tersenyum secepat kilat Cathleen alihkan perhatiannya dari pria itu.

Dahna menyiapkan sarapan pagi di meja makan sementara Cathleen dan Daniel tengah kembali berpura-pura sok sibuk.

Setelah selesai menyiapkan sarapan pagi Dahna memanggil sang menantu dengan putra semata wayangnya itu.

Sarapan pagi kesukaan keduanya. Kali ini wanita paruh baya tersebut tidak mau menyianyiakan kesempatan untuk mengajak kedua berbicara dari hati ke hati.

"Cath, gimana kandungan kamu?"

Deg. Mendengar pertanyaan seperti itu membuat Daniel merasakan debaran jantung yang luar biasa. Selama ini dia hanya mengantar kontrol istri kedua nya.

Sementara Cathleen ia selalu sendiri untuk mengurus dirinya termasuk kandungannya.

"Suami macam apa aku ini tidak tahu kandungan istrinya." batin Daniel berbicara.

Lama menunggu jawaban dari istrinya. Cathleen hanya memberikan tatapan pada sang ibu mertua sesekali dirinya menatap sang suami.

"Baik, bu. Kenapa?" tanya balik wanita itu.

Daniel begitu lega mendengarnya. Ia tersenyum seraya mengunyah sarapan paginya.

"Bagaimana jika kalian berdamai dengan semua ini, demi calon cucu ibu."

Deg.


next chapter
Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C23
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄