Samuel tampak gembira dan mengumbar tawanya yang terdengar sangat menggemaskan. Dia tidak mau lepas dari Kaisar. Entah apa sebabnya? Mungkin Samuel tahu kalau tak lama lagi, Kaisar akan menjadi ayah sambungnya.
Melihat tawa Samuel yang berderai setiap kali Kaisar mengajaknya bercanda, membuat hati Cathleen semakin yakin pada lelaki itu.
Kaisar baginya adalah lelaki yang paling tepat untuknya. Apalagi Samuel tampaknya sangat menyukai Kaisar.
Namun keasikan senda gurau ketiganya terusik oleh sebuah panggilan telepon pada telepon genggam milik Kaisar yang terus berbunyi. Sampai-sampai Cathleen menegur agar Kaisar menerima telepon itu.
Walau enggan, Kaisar akhirnya menerima telepon itu. Dan tak lama kemudian Cathleen melihat kalau wajah Kaisar tampak terkejut saat mengetahui siapa yang menghubunginya.
"Untuk apa Mama meneleponku?" bisik Kaisar yang didengar jelas oleh Cathleen.