"Bibi, kita harus segera pergi!"
"Ada apa sayang," ujarnya dengan lembut.
"Kita harus segera pergi, nanti dia datang." Anak kecil itu menarik tangan wanita yang ia panggil bibi.
"Dia siapa? Mamah sama papah?"
"Bukan, temanku bilang kita harus segera pergi!"
"Bibi!"
"Bibi!"
"Bi–bi!"
.......
Kreett!!
Erwin menutup keran westafel itu. Ia menghela napas panjang. Mencoba kembali menerawang dapur. Ruangan yang penuh dengan debu, pengap, kotor dan juga bau. Pria dengan jaket levis itu kembali berjalan ke ruang tengah. Suasana dingin tiba-tiba saja menyeruak masuk ke dalam tubuh.
Erwin menghela napas panjang, ia benar-benar bisa merasakan aura aneh sekarang. Tiba-tiba, kursi yang ada di pojok kanan ruangan itu bergerak dengan sendirinya. Suara-suara aneh mulai terdengar, seperti hentakan kaki di lantai dua. Hingga benda-benda keras terjatuh dengan tiba-tiba.