Di sebuah kompleks perumahan yang hanya bisa ditinggali oleh kaum papan atas di daerah Newcastle upon Tyne sedang berlangsung sebuah pesta pertunangan, salah satu putri keluarga pengusaha paling kaya di kota itu dengan seorang pria muda yang merupakan anak seorang pengusaha dari kota Edinburgh.
Mobil BMW milik Aaron Sean Connery terlihat memasuki halaman kediaman tuan Samuel Edgar Hoover, di mana saat ini ia sedang mengadakan pesta pertunangan putrinya yang bernama Eleanor Rosalynn Hoover. Sebenarnya Aaron tidak berkepentingan di acara itu namun ia menghargai sahabatnya Thomas Edward Hoover yang merupakan Kakak dari Eleanor, alhasil ia terpaksa jauh-jauh datang dari London untuk bertamu ke acara pertunangan itu.
"Aaron, terima kasih sudah datang. Aku kira kau melupakan sahabatmu ini," ucap Thomas menyambut Aaron yang baru turun dari mobilnya.
"Kalau bukan karena Elea bertunangan aku pasti tidak akan sudi jauh-jauh ke tempatmu ini,"jawab Aaron dengan ketus sambil merapikan pakaiannya.
"Kau memang tidak berbeda dari dulu, masih sangat menyebalkan dan arogan," sahut Thomas sambil tertawa lebar, ia tau kalau sahabatnya itu hanya bergurau padanya.
Aaron hanya menipiskan bibirnya mendengar perkataan Thomas, ia lalu memberikan kode kepada Daniel untuk keluar dari mobil dan berjalan mengikutinya ke dalam rumah di mana di halaman belakang akan dilangsungkan prosesi tukar cincin sebagai puncak acara dari pertunangan. Sesampainya di halaman belakang Thomas memberikan segelas red wine pada Aaron dan asisten pribadinya Daniel.
"Kalau adikmu sudah mau menikah kau juga seharusnya sudah menikah brengsek, ingat usiamu sudah tidak muda lagi," ucap Aaron pelan mencibir Thomas yang sejak tadi hanya tertawa melihat adiknya berpelukan dengan tunangannya Steven Dawkins.
"Kalau kau menyuruhku menikah kenapa kau tidak menikah juga, usiamu dan usia ku tidak jauh berbeda brengsek. Aku hanya tua satu tahun darimu, jadi jangan mengguruiku dan memerintahkan aku untuk segera menikah. Aku akan menikah kalau kau menikah ha ha ha," jawab Thomas sambil tertawa lebar merespon perkataan Aaron.
Aaron hanya diam melihat sahabatnya tertawa terbahak-bahak seperti itu, di usianya yang sudah menginjak 33 tahun memang sudah cukup pantas untuk membina hubungan rumah tangga. Namun ia tak mempercayai ikatan seperti itu, bagi Aaron pernikahan hanyalah sebuah ikatan yang tertuang di atas kertas. Baginya ikatan yang sebenarnya adalah ketika sepasang kekasih berjanji sehidup semati menjalani bahtera kehidupan rumah tangga bersama-sama sampai akhir hayat memisahkan, namun sampai saat ini ia belum menemui ada orang yang bersedia menghabiskan sisa hidupnya demi orang lain dengan tulus tanpa tergoda oleh harta dan uang. Pernah gagal membina hubungan pertunangan beberapa tahun yang lalu membuat Aaron tak mempercayai lagi dengan kata menikah, ia lebih suka kehidupannya yang sekarang bersama wanita-wanita cantik yang setiap saat siap melayani dirinya.
Saat semua orang sedang berdansa Aaron memilih untuk duduk di kursi taman, yang tak jauh dari tempat acara dengan membawa gelas yang berisi red wine. Aaron kembali mengingat pertemuannya dengan Anne di jalan sebelum ia datang ke rumah Thomas, sorot tajam mata Anne membuatnya penasaran. Ditambah lagi dengan keberanian Anne saat mengembalikan sampah yang dibuang oleh Daniel membuatnya terlihat semakin menarik dimata Aaron.
"Sepertinya aku harus lebih lama tinggal di kota ini,sebelum kembali ke London aku harus menemukan gadis itu," ucap Aaron dalam hati sambil terus mengingat wajah Anne.
Di apartemen sederhananya Anne terlihat sedang menghitung uang keuntungan selama enam bulan terakhir, uang keuntungan itu sudah ia potong-potong ke pos yang seharusnya seperti membayar gaji Jack, membayar uang listrik, membayar uang air, membayar kebersihan dan keamanan. Sisanya adalah keuntungannya sebagai pemilik coffee shop, senyumnya mengembang saat melihat angka yang ada di catatannya.
"Terima kasih Tuhan atas berkat-Mu," ucap Anne penuh syukur sambil memejamkan mata.
Karena masih belum mengantuk Anne memilih mencoba resep cookies yang baru ia dapat dari internet, dulu sewaktu masih kecil ia sering memakannya saat sekolah di taman kanak-kanak namun sejak masuk sekolah dasar ia tak bisa memakannya lagi. Apalagi saat ia mulai masuk sekolah menengah, tak ada waktu baginya untuk memakan cookies seperti itu. Ia harus bekerja paruh waktu sepulang sekolah untuk mencari uang karena ayahnya sudah tak bekerja karena sakit, sampai akhirnya Anne benar-benar menjadi yatim piatu saat masuk ke bangku kuliah semester satu. Anne bisa kuliah karena ia mendapat beasiswa dari yayasan kampus sampai akhirnya Anne menikah diusianya yang masih sangat muda waktu itu karena nyonya Chaterine Ganke suka padanya, Anne menikah hanya diatas kertas saja dengan Leon karena kenyataannya ia tak pernah akur dengan Leon. Bahkan di malam pertamanya ia sudah ditinggalkan oleh Leon yang menghinanya jelek dan ketinggalan jaman, karena pada saat itu Anne memang tak memperdulikan penampilan karena terlalu sibuk bekerja sambil kuliah.
Setelah hampir satu jam berkutat di depan alat panggangnya Anne akhirnya berhasil membuat brownies coklat lumer yang sangat enak, senyum puas tersungging diwajahnya.
"Sebelum aku jual lebih baik besok aku tanya Jack dulu," ucap Anne pelan, matanya masih membulat sempurna menatap brownies yang baru ia keluarkan dari dalam oven itu.
Anne kemudian memasukkan brownies itu kedalam kulkas supaya besok mudah dibawa, ia kemudian merapikan dapurnya dengan cepat karena rasa kantuknya mulai datang. Tepat jam satu malam Anne akhirnya bisa merebahkan tubuhnya diatas ranjang single nya yang empuk, ia langsung memejamkan kedua matanya setelah mematikan lampu kamarnya. Anne tak bisa tidur dalam kondisi lampu yang menyala, ia lebih suka tidur dalam kondisi gelap. Lagipula kamar Anne mendapatkan cahaya dari pantulan lampu jalan yang cukup terang sehingga ia tak memerlukan lampu lagi untuk menerangi kamarnya ketika ia tidur.
Tak lama kemudian Anne pun tertidur pulas sambil memeluk bonekanya dengan erat, saat sedang tertidur pulas tiba-tiba Anne disentuh seorang pria yang sangat dibenci oleh Anne.
"Kau...apa yang kalau lakukan di kamarku?!" jerit Anne sekuat tenaga saat melihat pria yang sangat ia benci itu.
"Aku mau mengambil hak-ku sebagai suamimu Anne," jawab pria itu dengan suara parau penuh nafsu birahi yang memuncak sambil merangkak keatas tubuh Anne.
"No...!!!"
Bersambung