Agnidara membuka matanya, dia melihat teralis yang kotor dan berkarat. matanya berputar ke sekitar ruangan.
gelap, pengap, seolah olah ada sesuatu yang kental dan terasa jahat memenuhi udara.
ketidaknyamanan adalah impresi pertamanya begitu melihat lingkungan sekitarnya, setelah itu rasa asing menyadarkannya bahwa ini bukanlah rumahnya.
perlahan lahan ingatannya kembali, dia baru saja berlari di sekitar rumahnya lalu beristirahat di taman sekitar, begitu dia membuka mata dia tiba tiba berada di sini.
pria ini tidak begitu mengetahui kenapa begitu.
diculik, diprank, acara tv show. segala kemungkinan dia pikirkan.
dari teralis jendela terlihat bulan perak yang sangat besar menggantung di langit, memberikan cahaya di seluruh kamar.
mata Agnidara melihat semua yang ada di sini, sebuah meja kecil di depannya dengan vas bunga dan bunga yang telah mati mengering.
bercak darah di dinding yang kusam dan kotor, wallpaper dinding yang robek seperti tidak pernah dirawat.
di ujung sana melewati dua kasur yang sama ada sebuah pintu yang berwarna putih dengan sisa sisa bercak darah yang lebar.
Agnidara bangun berusaha melihat lihat, dia melihat bulan di langit yang tadinya tertutup awan.
sangat besar
tidak pernah dia lihat bulan sebesar itu, di belahan bumi manapun bulan tidak akan terlihat sebesar itu.
rasa krisis yang aneh membuat Agnidara mengeluarkan keringat dingin.
ketakutan akan yang tidak diketahui membuat pikirannya lari kemana mana.
mencari kamera di setiap sudut untuk membuatnya merasa aman tidak membuahkan hasil, sebab tidak ada kamera di sini.
bukan prank, begitu juga bukan acara tv show, lagian tidak ada acara tv show dengan tema seperti ini di negaranya.
lalu hanya satu kemungkinan muncul di benaknya, "aku diculik"
katanya dalam hati, jantungnya berdebar dengan cepat, ketakutan menguasai dirinya.
di saat itu terdengar sesuatu, suaranya seperti langkah kaki yang berat. orang itu entah pria atau wanita tampak menyeret suatu benda yang berat.
tampaknya seperti besi atau logam.
merasakan ketakutan Agnidara melihat sekeliling
"berpikir cepat...cepatt cepat!"
dia mencari tempat berlindung, jika bersembunyi di bawah kasur tidak mungkin sebab akan langsung ketahuan.
meja rak di depannya lebih tidak mungkin lagi.
yang tersisa hanya loker di ujung ruangan tempat dimana dia bisa melihat seluruh kamar dari sana.
berjalan dengan cepat tapi tanpa mengeluarkan suara dia membuka pintu loker yang tampaknya sedikit susah dibuka.
dia menariknya beberapa kali
dengan sekuat tenaga dia berhasil membukanya.
melihat isinya yang sedikit kotor dan tampak menyisakan bekas noda coklat yang mengering serta bau yang tidak sedap membuatnya ragu untuk masuk.
tetapi suara gesekan logam yang kian mendekat membuatnya tidak punya banyak pilihan.
dia masuk ke loker itu, menutupnya dan melihat dari balik celah.
dia tutup mulut dan hidungnya agar tidak mengeluarkan suara.
setidaknya ini meminimalisir suaranya.
begitulah pikirnya.
tak lama pintu dibuka, suara pintu yang aneh tampak mengerikan di telinganya.
seorang wanita berambut panjang kusam yang menutupi wajahnya dengan pakaian seorang suster beserta membawa gunting rumput yang besar muncul di penglihatannya.
kulitnya tampak pucat membiru, masih ada bekas noda darah di tangan dan kakinya yang penuh luka.
bau menyengat pengawet mayat tercium hingga ke hidung Agnidara.
wanita itu yang melihat lihat kamar yang kosong berdiri diam di sana.
menengok nengok mencari sesuatu. feeling Agnidara mengatakan yang dicari wanita itu adalah dirinya.
jika tertangkap Agnidara merasa bahwa nasibnya bisa lebih buruk dari kematian.
terlebih Agnidara merasa memanggil orang di depannya "wanita itu" tampak salah sebab dia tidak tampak seperti makhluk hidup.
hantu
itulah pikiran pertamanya.
wanita itu mulai berbalik perlahan bergerak dengan langkah pelan menuju loker tempatnya bersembunyi.
jantung Agnidara langsung berpacu dengan cepat, ketakutan memenuhi dirinya beserta rasa panas yang aneh.
dia berharap wanita itu tidak melihatnya.
hanya beberapa langkah darinya wanita itu atau yang dia curigai sebagai makhluk halus menengok ke kiri.
lalu pergi keluar pintu, membiarkannya terbuka.
suara logam berat yang diseret perlahan menjauh barulah Agnidara bisa tenang.
dia jatuh terduduk di lokernya, ketakutan setengah mati.
walau tidak bisa melihat wajah penuh wanita itu dia sekilas melihat banyak luka dan daging yang membusuk di mukanya.
sesuai pikiran Agnidara wanita itu bukan manusia. tidak ada manusia yang bisa punya wajah seperti itu.
dugaannya bahwa dirinya diculik tervalidasi, walau yang menculiknya adalah hantu.