Pagi yang cerah, di sekolah SMA Sumedang, Jiro masuk dengan tatap muka bahkan, melihat seluruh siswa masuk dengan jumlah yang terbatas karena, pandemic belum berakhir hingga Jiro masuk kedalam kelas sambil melihat semua siswa hadir didalam kelas. saat bel berbunyi, seluruh siswa duduk di bangku masing-masing, hingga melihat guru seni budaya yang masuk kedalam kelas bahkan, menyuruh semua siswa termasuk Jiro membawa hasil karya lukisan yang dibuat oleh mereka. Jiro memperlihatkan sebuah lukisan pemandangan indah hingga sang guru seni budaya melihat lukisan yang dibuat oleh Jiro sambil berkata.
"lukisan yang bagus Jiro, kau akan ikut lomba lukis",ujar sang guru Andrian yang merasa senang hasil lukisan Jiro yang sangat bagus sambil menawarkannya untuk ikut lomba lukis
"aaah, diselenggarakannya di mana Pak?",ujar Jiro menanyakan menyelenggarakan lomba lukis
"di supermarket Sumedang Plaza",jawab sang guru
"baiklah, jam berapa kesananya? dan hari...",Jiro terkejut melihat kertas prosedur dalam mengikuti lomba lukis didalam supermarket.
"bacalah, Jiro ini prosedurnya. Mungkin kau akan ikut lomba melukis di sana",ujar Guru Andrian yang memberi prosedur perlombaan lukis di Plaza hingga mengambilnya ditangan Jiro
"terimakasih Pak, aku akan ikut dan aku akan membaca prosedur ini",Jiro merasa senang untuk ikut berlomba lukis
Sampai menjelang siang, Jiro pergi ke dalam rumah sambil melihat Risa yang telah belajar online bahkan, Risa melihat Jiro merasa senang untuk bisa ikut dalam perlombaan lukis di Sumedang Plaza.
"wah, Kakak tampaknya senang",ujar Risa melihat Jiro memberikan brosur kepada dirinya,"ooh, Kakak akan ikut kesana? tapi sama siapa?",tambahnya
"tentu, aku tidak tau ya..... aku mengajak temanku kesana, mereka sedang sibuk acara keluarga bahkan acara pernikahan Risa. Risa, mau ikut tidak melihat Kakak sedang bertanding?",ujar Jiro sambil mengeluarkan brosur berupa perlombaan seni lukis yang akan di adakan di Sumedang Plaza kepada Risa
"Hmmm, kalau sama aku sih..... akunya tidak bisa kesana karena, sibuk mengerjakkan tugas Kak",jawab Risa dengan pelan
"haaah, sama siapa ya aku kesananya padahal besok libur Risa",ujar Jiro sambil lemas ke dalam kamar tidur
Risa sangat khawatir dengan Jiro karena, tidak ada pendukungnya hingga pergi ke Inazuma sambil menemui Riaden Shogun dan Yae Miko didalam gedungnya, Raiden Shogun melihat Risa yang sedang masuk kedalam ruangan bahkan, memperlihatkan sebuah brosur dalam mengikuti perlombaan lukisan hingga Raiden Shogun terkejut melihatnya sambil menutup mata dan membuang nafas kedepan.
"haaah, jadi begitu ya? Jiro, Kakakmu ikut dalam perlombaan pentas seni lukis?",ujar Raiden Shogun yang sudah melihat brosur tersebut
"iya, aku tidak tau..... sepertinya Kakakku kurang semangat untuk ikut perlombaan ini, karena aku banyak tugas",ujar Risa dengan rauk muka sedih karena, tidak ada yang mendukung Jiro dalam perlombaan besok
"jangan khawatir Risa, biar Kak Miko yang kesana",Yae Miko dengan rauk muka senang sambil melihat rauk muka Risa menghapus rasa kecewa karena, tidak ada yang mendukung Jiro
"terimakasih Kakak, aku butuh bala bantuan Kakak",ujar Risa kepada Yae Miko
"iya, sebaiknya kita harus memanggil Ayaka, Thoma, dan Ayato untuk kesini",ujar Riaden Shogun hingga seluruh tentaranya memanggil mereka bertiga untuk menghadap Raiden Shogun dan berdiskusi bersama Risa
Risa merasa senang, karena ingin membantu Jiro dalam mendukung dalam perlombaan seni lukis di Sumedang Plaza hingga mereka menyetujuinya untuk pergi kedalam dunianya Risa dan Jiro. Lalu, Risa telah menyiapkan baju untuk mereka agar tidak mencurigakan hingga Ayaka menyukai baju yang dipinjam dari Risa, yang berwarna biru serta memakai celana jeans biru donker. Kemudian, untuk pakaian Thoma memakai kaos warna merah serta celananya masih sama dengan celana yang digunakannya hingga melihat Ayato membuat Risa kebingungan. Jiro melihat kedalam kamar kedua orang tuanya, melihat Risa sedang mencari baju untuk Ayato hingga membantunya.
"Risa, kau sedang ngapain sama mereka di kamar ini?",ujar Jiro sambil melihat rauk muka Risa terkejut melihatnya
"eh! Kakak? Kakak pulang ya?",Risa terkejut hingga melanjutkan pencarian baju untuk Ayato
"sudah belum Risa?",ujar Ayato yang kurang sabar menunggu pakaian yang akan dikenakan ke Sumedang Plaza
"nah, Kak Ayato coba pakai ini",ujar Jiro yang sudah menemukan pakaian yang cocok untuk pergi ke Sumedang Plaza
Ayato melihat pakaiannya berupa kaos dengan kerah biru, serta memakai celana hitam dengan ditambahkan ikat pinggang cokelat tampak seperti pemuda kota, Jiro dan Risa melihat Ayato semakin ganteng melihat pandangan Risa dengan gaya rambut dan pakaiannya yang sangat khas dimatanya. Bahkan, Jiro melihat Risa kagum melihat Ayato dengan gaya laki-laki gantengnya tidak ada taranya, bahkan dia mencoba menyadari Risa dari kegantengannya membuatnya kaget dan marah kepada Jiro.
"hah, dasar adikku selalu begitu jika ada laki-laki cakep",ujar Jiro yang cemburu
"eeh, sudah! sudah! adik Kakak, jangan begitu bertengkar disini",Yae Miko mencoba merendam Risa karena, kegantengannya yang tiada taranya
"iya deh dari pada bertengkar, mendingan pergi langsung besok",ujar Thoma yang sudah menggantikan pakaian untuk ke Sumedang Plaza menjadi pakaian biasa digunakan olehnya
"jadi, aku pakai ini Jiro? Risa?",ujar Ayaka namun, tidak ada yang komen membuatnya cemberut,"kalian...",Ayaka melihat mereka keluar dan tidak ada komen membuatnya marah hingga mencoba mengeluarkan sesuatu agar sadar,"kalian!!!!",
Ayaka mengeluarkan jurusnya dengan cara membeku semua orang, hingga Jiro dan lainnya terjebak didalam elemen cryo bahkan, Yae Miko yang terkejut merasakan bekukan es darinya. Lalu, Ayaka pun membebaskan mereka sambil menatap dengan amarahnya kepada Jiro, Risa, dan lainnya sambil berkata,"kalian tidak melihat aku hah?!",ujar Ayaka kepada Jiro tepat didepan mata
"lihat apa ya Kak?",ujar Jiro yang kebingungan melihat Ayaka marah hingga dia memperlihatkan pakaian yang digunakan olehnya,"oh iya, Kakak tampak cocok untuk pergi kesana. Hehehehe",ujar Jiro dengan senyuman bersifat alay kepadanya
"Hmmmm, lain kali kau harus ingat temanmu sendiri",ujar Ayaka dengan nada marah ke arah Jiro
"iya deh, maaf Kak aku tidak sengaja melihatmu. Tapi, aku akan melihatmu terus Kakak",ujar Jiro melihat Ayaka marah dan pergi
"haaah, untung saja dia tidak marah padaku",Yae Miko melihat sikap Ayaka yang sedang marah dan mencoba untuk merendamkannya
"iya, kelihatannya begitu Kak. Dia mencoba meredamkan amarahnya",ujar Jiro melihat Ayaka langsung pergi dengan memakai baju dari Risa
Malamnya, Jiro mencoba untuk tidur dikamarnya, hingga menutup kedua matanya bahkan, bermimpi seseorang dengan pakaian jas yang sama seperti kemarin membuat Jiro serius melihatnya hingga mencoba untuk mendekatinya. Orang tersebut menoleh mulut yang tersenyum ke arah Jiro hingga berpaling dan tersenyum ke arah Jiro yang membuatnya sedikit serius bercampur kebingungan.
"Kau..... kau yang mengambil cat putih tulangku!",ujar Jiro yang mengetahui kejadian kemarin,"dimana cat itu? berikan padaku, sekarang!!!",tambahnya
orang tersebut tidak pernah menjawab apa-apa hanya memberikan senyuman kepada Jiro, bahkan menghilang didalam kegelapan namun, muncul enam mata merah dengan bola mata biru hingga Jiro siap bertarung melawan makhluk mistis didalam kegelapan. Namun, muncul sebuah kepala makhluk tersebut yang membuatnya kaget hingga siap bertarung melawan tiga makhluk tersebut, hewan burung, naga Naiguki, dan naga Huruki yang merupakan naga terbesar dan sulit untuk dilawan oleh siapapun termasuk Raiden Shogun yang pernah mengalami masa pertempuran Anchor yang misterius.
Jiro terkejut melihat ketiga wajah yang misterius tersebut bahkan, melihat burung dengan tatapan tajamnya luar biasa dibandingkan dua naga yang merupakan makhluk penghancur pulau maupun penghancur masal di masa yang akan datang dengan kekuatan yang sama. Lalu, ketiga hewan mistis pergi sambil mundur dan menghadap Jiro yang serius dengan tatapannya terhadap mereka hingga Jiro pun menyimpan pedang samurai di ikat pinggangnya. Tak lama kemudian, mimpi tersebut berubah berada di dunia nyata sambil menghadap kiri melihat Yae Miko tertidur di atas tempat tidur Jiro membuatnya terkejut.
"eeeh! Kak Yae Miko",ujar Jiro yang melihat Yae Miko terbangun sambil menggesek kedua matanya
"Jiro, kau sudah bangun ya?",Yae Miko tersenyum kepada Jiro sambil berkata,"maaf, tempat tidurmu lebih enak dibandingkan dengan tempat tidurku di sana, mungkin aku belum mengenal lingkungan ini sebelumnya. Ataukah aku sudah merasakan keindahan tempat ini, Jiro",ujar Yae Miko sambil keluar dari tempat tidur Jiro
"mungkin Kakak baru mengenal tempat ini",jawab Jiro sambil bangun dari tempat tidur
"ayo Jiro, mungkin Ayaka, Ayato, dan Thoma sudah siap pergi kesana sekarang",Yae Miko yang sudah merasakan mereka sudah siap memakai pakaian darinya untuk pergi ke Sumedang Plaza
"oh iya, baiklah Kak",ujar Jiro sambil pergi ke dalam kamar mandi hingga bergegas dengan pakaian sopan dengan kaos
Menjelang pagi, mereka melihat Sumedang Plaza yang sangat luas serta melihat orang-orang di hari sabtu yang merupakan tempat hari istirahat mereka dari pekerjaan, bahkan mereka melihat semua warga sedang pergi ke Sumedang Plaza untuk melihat perlombaan lukis. Ayaka baru tau tempat plaza yang besar, hanya Yae Miko yang sudah mengenal duluan dibandingkan dengan mereka.
"jadi, ada dimana Jiro?",ujar Yae Miko menanyakan tempat perlombaan lukis
"kita akan pergi kelantai tiga, setelah kita masuk dari tempat ini",jawab Jiro hingga pergi dengan menggunakan escalator
"waaaah, alat apa ini?",Thoma merasa takut melihat escalator yang bergerak
"tenang, ini alat escalator Thoma jadi, gak perlu capek untuk naik anak tangga",ujar Yae Miko melihat Thoma ketakutan
"wah, tempat ini seperti pasar",Ayaka yang telah merasakan di dalam Sumedang Plaza sambil melihat kedepan dan mengangkat satu kaki kanan hingga kiri
"nah sudah sampai di lantai tiga",ujar Jiro kepada mereka
"aduuuh, aku ribet menggunakan escalator itu. mendingan menggunakan anak tangga nanti",Thoma merasa gugup tadi dengan menggunakan escalator
"ayo Kak! sepertinya bentar lagi mau dimulai",Jiro terburu-buru untuk pergi ke depan dan mempersiapkan alat-alat lukis dalam perlombaan lukisan
Yae Miko pergi meninggalkan Thoma, Ayaka, dan Ayato di belakangnya bahkan, mereka berkeliling melihat ke kanan dan ke kiri sementara Ayato pergi menemui Yae Miko yang sedang pergi menemui Jiro yang sedang bersiap-siap untuk lomba lukis di tempat yang sudah disediakan.
"apa kau yakin, tempatmu disini?",Yae Miko melihat Jiro untuk lomba melukis
"iya, aku disini. Pak Andiran menyediakan tempatku disini kemarin",jawab Jiro yang telah menempatkan duduknya di sebelah kanan
"waaah, banyak sekali Jiro yang akan ikut lomba di sini",Ayato melihat orang-orang yang sudah menempatkan duduk lomba melukis
"iya, banyak sekali pesertanya, menang ya Jiro?",ujar Yae Miko yang menasehatin dan mendukung Jiro
"iya Kak, mudah-mudahan aku menang dalam mengikuti lomba ini Kak",ujar Jiro yang senang ikut dalam perlombaan lukis
"baiklah Jiro, aku sama Yae Miko pergi ke sana",Ayato memberi tau untuk keluar dari arena perlombaan melukis
"iya, aku mendukungmu Jiro",ujar Yae miko kepada Jiro sambil pergi
Ayato dan Yae Miko pergi, Jiro meninggalkan mereka berdua hingga bersiap-siap untuk melakukan lomba lukis dengan menyiapkan perlatan lukis yang dibawa dari rumah, kemudian para juri memulainya hingga Jiro akan mengeluarkan pensil dengan ukuran sedang sebagai sketsanya. Lalu sebelumnya, Jiro mengingat bicara dari sang guru seni budaya, Pak Andrian tentang lukisan yang paling bagus adalah pohon sakura.
"Jiro, kau sudah daftar untuk mengikuti lomba lukis di Sumedang Plaza, Bapak ingin melihat kau melukis tentang ini",ujar Pak Andrian sambil memperlihatkan sebuah batang pohon dan pohon berdarung yang masih menggunakan sketsa,"gambar ini, kau bisa mengerti dan kau bisa mendapat imajinasimu tentang seni lukisan yang kau gambar untuk mengikuti lomba di Sumedang Plaza",ujar Sang Pak Andrian kepada Jiro sambil menatap kejendela
"tapi, aku tidak bisa berimajinasi tentang gambar ini Pak",ujar Jiro yang sedikit kebingungan
"kau pasti bisa, dibandingkan dengan gambar yang lain dan kau akan mengerti tentang sketsa ini",ujar Pak Andrian dengan rauk muka yang marah di kacanya
"baiklah, walaupun aku tidak punya imajinasi untuk lomba lukis tentang sketsa ini",ujar Jiro yang telah melihat sketsa buatan Pak Andrian hingga mengatakan didalam hati,"sepertinya, aku kenal sketsa ini. Sama seperti sketsa pohonku di dalam lukisan ini",ujar Jiro didalam hati bahkan, sedikit heran dengan sketsa yang didapat dari sang guru seni budaya
Jiro menyadarinya sambil menggambar sketsa pohon yang sama, dengan berhati-hati dengan sketsa tersebut, Jiro pun melihat yang lain dimana orang lain sedang membuat sketsa lewat contekkan agar tidak lupa dengan contekkan tersebut. Lalu, Jiro tidak akan kebingungan bahkan, melanjutkan untuk melukis tentang pohon sakura hingga serius dan tak lama kemudian, sketsa yang sudah jadi tingga membuatkan gambar sketsa samping yaitu rumah ataupun Kuil yang berada di Narukami. Yae Miko melihat Jiro sedang serius dalam membuat sketsa dibalik kanvas dengan teliti bahkan, berhati-hati dengan sketsa tersebut yang dibuat, Ayato pun datang dengan menyirup es jeruk didalam kemasan plastic hingga memberi es jeruk kepada Yae Miko namun, tidak mau untuk meminumnya.
"ah tidak Ayato, terimakasih aku tidak haus",ujar Yae Miko sambil melihat Jiro yang sedang melukis dengan serius
"tumben Jiro sedang membuat sketsanya",ujar Ayato sambil menyirup es jeruk kedalam mulut,"hmmm, ini enak sekali ya es jeruknya",tambahnya
"yaaah, kalau habis pasti kau akan meminumnya lagi",ucap Yae Miko sambil melihat Jiro sedang membuat sketsa dengan bagus
Yae Miko melihat Jiro menggambar sketsa, namun kenyataannya Jiro berada di tempat lain saat Jiro telah usai menggambarkan sketsa didalam kanvasnya sambil melirik ke arah kiri dan kanan tidak ada seorang pun ditempat tersebut. Hanya seorang diri didalam supermarket Sumedang Plaza. Lalu, dia mencoba untuk keluar dari area perlombaan melukis hingga melihat kejendela berupa langit gelap-gulita membuat Jiro kebingungan melihat kondisi cuaca yang aneh dan heran sambil keluar dari Sumedang Plaza.
"apa yang terjadi? ditempat ini, seperti kiamat dan tidak ada seseorang ditempat ini",ujar Jiro yang sedang ketakutan
Jiro berjalan sendirian sambil melihat bangunan yang masih utuh hingga perempatan jalan tidak ada satu kendaraan didepan mata, lalu melihat dan mencari seseorang di suatu tempat, hingga tidak melihat siapapun di tempat yang jauh dari Sumedang Plaza. Lalu, berada di perempatan serta melihat Sumedang Plaza terdapat bayangan mata merah yang misterius sambil pergi ke arah Jiro. Ternyata seseorang yang misterius tersebut sama seperti seorang laki-laki kemarin yang dilihatnya hingga tertawa secara misterius namun, tak lama kemudian terdengar suara yang sama dengan suara yang sama lalu Jiro akan mendekati laki-laki yang misterius namun, saat mendekatinya ternyata orang tersebut menghilang membuatnya kebingungan.
"kemana orang itu pergi? ini aneh, pasti ada sesuatu ditempat ini",ujar Jiro sambil melihat orang laki-laki tersebut menghilang namun, muncul aungan dari setiap sisi membuatnya serius hingga bersiap untuk mengeluarkan pedang samurai,"baiklah, siapa kalian bertiga. Ayo! keluarlah! Akan aku lawan kalian bertiga sekalian",ujar Jiro dengan beraninya melawan tiga makhluk tersebut.
tiga makhluk langsung muncul, Jiro akan mengeluarkan kekuatan elemen Electron bahkan, mengeluarkan petir ungu di udara serta cuaca mendung datang untuk menyerang tiga makhluk mereka. Kemudian, petir mulai menyambar ke arah tiga makhluk mistis yang membuatnya kaget dan mundur kebelakang, Jiro merasakannya sambil mencoba untuk menutup kedua matanya sebelum membunuh mereka bertiga bahkan, membukanya dengan cahaya ungu sambil bersiap maju dan menggibasnya dengan kekuatan petir membuat sang burung besar terkejut dan merasakan kesakitannya akibat serangan Jiro yang tak terduga.
Jiro tidak akan kenal diam, dia langsung menyerangnya dengan satu pedang samurai bahkan, mencoba menggibasnya dengan mengeluarkan petir sambil mengeluarkan tornado petir ungu membuat musuh terkejut sambil menghindar namun, naga Naiguki terkena amukkan tornado bercampur petir ungu yang siap untuk dibunuh. sang naga berteriak histeris bahkan, mencoba untuk melarikan diri dari serangan mengerikan, naga Huruki mencoba mengeluarkan serangan cahaya kuning sambil menyerangnya ke arah Jiro, dia telah menghindar dari serangan tersebut. Lalu, melihat burung yang akan berusaha mengeluarkan angin puting beliung lewat kedua sayapnya membuat Jiro kaget melihat aksi yang dilakukan sang burung besar. dengan kencangnya kedua sayapnya untuk menggibasnya, Jiro berusaha menghindar dari serangan angin yang dilakukan sang burung, kemudian melompat ke samping dan melindungi dari serangan tornado dengan pedang samurainya.
Jiro tidak akan lemah dalam menghadapi serangan tersebut, namun, disampingnya muncul ekor naga Naiguki yang siap untuk membalas dendam kekalahannya hingga Jiro terlempar ke arah samping sambil menabrak dinding tembok kota. Jiro terjatuh hingga merusak genteng ruko yang ada dibawah, bahkan mendarat di suatu ruko yang hancur sambil berdiri dan melihat burung yang akan siap untuk menyerangnya dengan terbang kebawah sambil menatap Jiro dengan kedua matanya yang sangat tajam. Bahkan, Jiro mencoba untuk menghindar hingga burung tersebut terjebak didalam mulut lantai. Jiro merasa kaget melihat kejadian tersebut bahkan, melihat ke atas sambil terbang, setelah mengalahkan burung yang sudah mati, melihat dua naga yang tatapannya tajam dengan mengeluarkan mata yang memerah yang cikal bakal untuk melawan Jiro.
Naga Naiguki dan Naga Huruki siap untuk menyerang Jiro sendirian dengan elemen api biru di dalam mulutnya, termasuk naga Huruki yang siap mengeluarkan bola cahaya didalam mulutnya sambil menggabungkannya menjadi satu, bola api bercahaya kuning dengan bercincin dua biru.
"apa-apaan ini?",ujar Jiro yang merasa heran dengan kekuatan milik sang naga hingga siap untuk dilepas
Jiro melihat bola api besar dari mulut mereka bahkan, semakin bola api membesar, maka Jiro tidak bisa berbuat apa-apa hingga berusaha untuk berlindung dengan genteng rumah yang hancur. Lalu, muncul serangan yang mengerikan, membuat Raiden Shogun kaget melihat gelas minum di atas mejanya mulai pecah dan misterius hingga sang pembantu mencoba membersihkan beling-beling yang tajam. Lalu, sang pembantu memberikan hormat kepadanya setelah membersihkan beling tersebut di atas meja bahkan, Raiden Shogun berfikir melihat kejadian pecahnya gelas yang pecah tanpa sebab.
"apa yang terjadi? Apakah..... ada yang mencurigakan di sana? tidak, tapi aku harap mereka tidak apa-apa disana. mudah-mudahan Jiro menang dalam lomba lukis yang dia inginkan",ujar Raiden Shogun didalam hati sambil melihat pembantunya membuat teh yang baru
Raiden Shogun melihat keberadaan diluar jendela melihat pemandangan yang tidak cerah maupun hujan hanya berawan saja dipandang mata Raiden Shogun, tidak ada burung di atas awan hanya gumpalan awan hitam yang dilihatnya hingga mengeteh terdahulu.
"Aku harap, dia baik-baik saja ditempat sana, oh Jiro mudah-mudahan kau akan menjadi juara pertama untuk lomba lukis di sana",ujar Raiden Shogun didalam hati hingga terdiam sambil melanjutkan meminum teh hangat di atas meja
Di lain tempat, Jiro pun berusaha bangkit dari serangan musuh hingga melihat dua makhluk tersebut yang akan siap melakukan serangan dengan mengeluarkan api didalam mulutnya membuat Jiro terkejut sambil menghindar dari serangan naga Huruki. Namun, di sisi lain terdapat naga Naiguki yang akan menepak serangan dari samping kanan hingga Jiro berusaha menghindar dan mengeluarkan serangan petir didalam pedangnya sehingga, sang naga Naiguki pun terkena serangan tersebut. Jiro dengan Lightning Sword Naikuro, bahkan mencoba untuk menggibasnya ke arah musuh naga Naiguki yang sedang menghindar membuat Jiro kelelahan sambil mengeluarkan jurus petir yang siap untuk menyambar ke arah dua naga yang berdampingan. Hingga, mereka maju dan petir muncul secara tiba-tiba, naga Naiguki pun terkena serangan petir dari atas membuat naga marah dan berteriak histeris namun, dari arah samping kiri naga Huruki pun siap mengeluarkan serangan bola api kuning ke arah Jiro yang membuatnya marah.
Jiro telah menghindar dan siap bertarung melawan naga Huruki yang sedang terbang bahkan, bersiap-siap untuk mengeluarkan serangan bola kuning yang bercahaya didepan mulutnya membuatnya terkejut dan menghindar lagi.
"dia terlalu kuat, naga itu sulit untuk dilawan olehku, aku harus berhati-hati melawan dia",ujar Jiro sambil maju kedepan hingga menggibasnya dengan pedang petirnya,"rasakan ini!!!",tambahnya
Jiro melihat naga Huruki dan naga Naiguki yang siap untuk mengeluarkan serangan bola api kuning yang disekelilingnya bola api kecil biru membuat Jiro mencoba untuk mengeluarkan pelindung dari serangan musuh. dua naga telah mengeluarkan serangan bola api ke arah Jiro dan mengenainya, serangan dahsyat dari sang naga seluruh kota hancur lebur dan rata kecuali Sumedang Plaza yang masih utuh.
"hah? Sumedang Plaza masih utuh? bagaimana bisa",ujar Jiro yang telah melihatnya sambil melihat dua naga akan menyerangnya dengan cakar tangan maupun kaki ke arah Jiro
Jiro berusaha menghindar, sambil menggibasnya dengan pedang hingga mengenai satu kumis naga Huruki hingga membuat sang naga berteriak keras bahkan Jiro melanjutkan penyerangannya dengan kekuatan petir ungu. Sang naga Huruki marah hingga terkena serangan bahkan, Jiro siap maju sambil menggibasnya dengan kekuatan petir didalam pedang serta menyerang naga Naiguki yang mendekati Jiro hingga berhasil dimusnahkan.
Sang naga Huruki mundur walaupun ekor yang sangat panjang dibandingkan dengan naga Naiguki dengan badannya besar berekor pendek, Jiro melihat naga Naiguki menghilang begitu saja bahkan, pergi ke Sumedang Plaza untuk melihat hasil karya lukisan yang dia buat namun, sebelum membuat sketsa, Jiro menemukan seseorang tepat didepan mata dengan jas hitam yang sama dengan kejadian kemarin membuat Jiro kebingungan dan sedikit marah.
"hei, kau yang kemarin bukan?",ujar Jiro dengan ungkapan kesal terhadap seorang laki-laki penutup jas hitam
sang laki-laki terdiam bahkan, mengeluarkan cat tulang dari Inazuma membuat Jiro terkejut hingga sang laki-laki berkata,"terimakasih, kau telah mengalahkan dua makhluk itu dari Khaen'riah walaupun satu naga lagi berhasil melarikan diri. kepuasanku sudah tercapai bahkan, kau sudah mengalahakan dua makhluk di tempat ini",ujar laki-laki misterius tersebut sambil memberikan cat putih Inazuma yang hilang sejak kemarin,"ini, ambilah. Kau sudah berhasil mengalahkannya maka dari itu. Aku akan mengembalikan barang ini yang aku curi",tambahnya hingga melihat tangan Jiro mengambil cat putih
Jiro mengambilnya hingga melihat laki-laki tersebut hanya tersenyum sambil berbalik dan berkata,"fokus terhadap lukisanmu, anak muda. Kau sudah selesai dalam mengalahkan mereka berdua, walaupun satu naga berhasil melarikan diri dan kau bisa melawan naga itu",ujar sang laki-laki tersebut hingga pergi kedepan dan menghilang. Jiro terkejut bahkan, melihat sketsa yang baru menggambarkan pohon sambil melihat cat putih tulang yang bersih dari negeri Inazuma sambil mencampurkannya ke dalam cat merah hingga berubah menjadi warna pink yang indah hingga siap untuk diwarnai. Ketika Jiro mewarnai bunga sakura di dalam kanvas, hingga menyadari dan berada didunia nyata bahkan kaget sambil melirik ke arah kanan dan kiri bahkan, Yae Miko melihat Jiro yang pelong ke kanan dan ke kiri.
"Hmmm, kenapa dia melirik ke orang lain?",ujar Yae Miko didalam hati melihat Jiro kebingungan sambil melanjutkan melukis dalam perlombaan
Jiro terkejut melihat lukisan buatannya yang sudah selesai, dengan sketsa dan pemikirannya sama dengan yang ada di sketsa tersebut bahkan, terkejutnya lagi melihat dasar di atasnya berupa ruba pink yang sangat indah di atas pohon sakura . Lalu, pengawas melihat hasil lukisan buatan Jiro sudah jadi hingga berdiri paling awal membuat Yae Miko dan Ayato terkejut melihat dia sudah menyelesaikan lukisan di kanvasnya. Hingga menunggu yang lainnya, Jiro heran dengan orang tersebut didunia lain dimana, Jiro melihat seseorang laki-laki dengan paruh baya besar tampak seperti orang dewasa pada umumnya. Yae Miko bertemu dengan Jiro yang sudah melukis paling awal bahkan, melihat lukisan buatannya berupa lukisan sakura membuat Yae Miko terkejut melihatnya.
"waaah, bagus sekali lukisanmu Panji",ujar Yae Miko terkagum dengan hasil lukisan buatan Jiro
"oh, iya aku..... yang melukisnya",jawab Jiro dengan ragu-ragu
Ayato melihat orang sekitar melihat sketsa yang berada di bawahnya sebagai contoh gambar didalam kanvas nanti sambil berkata,"aneh kau tidak menyontek lewat sketsa dulu Jiro?",ujar Ayato kepada Jiro,"tidak kak aku..... mengingat tempat itu",jawab Jiro
"begitu ya? kekuatan khalayanmu sangat bagus kau punya khayalan dan imajinasi didalam lukisanmu memang terlihat indah",ujar Ayata kegum melihat hasil lukisan buatan Jiro
"hahahaha, iya nanti kalau semuanya sudah selesai para juri akan menilai dan mendapat hadiah jadi, jangan dulu pulang Kak Yae Miko", ujar Jiro yang ingin mendengar juara lomba lukisan di Sumedang Plaza
"baiklah, kalau begitu kita jalan-jalan saja sama kita",ucap Yae Miko mengajak Jiro yang telah usai melukis untuk pergi jalan-jalan untuk refreshing bersama Ayato namun, Yae Miko melihat Jiro yang sedang kebingungan mencari seseorang hingga berkata,"Jiro kau sedang bengong begitu? kenapa?",ujar Yae Miko kepada Jiro
"dimana Kak Ayaka sama Kak Thoma? Kakak nggak ikut melihatku?",ujar Jiro menanyakan mereka berdua namun, Jiro melihat Ayaka dan Thoma berlarian dan menemuinya
"Jiro? kau sudah ikut lomba?",ujar Ayaka yang tampak senang ke arah Jiro
"sudah Kak, aku sudah beres ikut lomba melukis",jawab Jiro kepada Ayaka dan Thoma
"waaah, pantas saja, disana sudah pada beres dan dikumpulkan oleh pengawas",Thoma yang sudah melihat para peserta yang lainnya sudah mengumpulkan lukisan di atas meja
"iya, aku mencari kalian tapi..... Kalian tidak ada",ujar Jiro dengan nada sedih
"ooh, maaf ya Jiro. Aku ingin jalan-jalan mengelilingi Plaza ini, jadi aku jajan saja di tempat makanan",ujar Ayaka dengan tersenyum kearah Jiro
"iya deh, tidak apa-apa",ujar Jiro yang sedikit marah ke arah Ayaka
"aaah, aku jalan-jalan dulu ya sama Jiro",ujar Ayaka melihat Jiro sedikit marah kepadanya,"haaah, ya sudah aku lebih baik jalan-jalan saja sama dia",Ayaka merasa khawatir dengan Jiro ingin jalan-jalan bersamanya
Ayaka pergi bersama Jiro untuk menghilangkan rasa amarah Jiro, hingga Jiro mengajak Ayaka pergi ke suatu tempat, tempat permainan yang membuat Ayaka kebingungan didalam permainan tersebut hingga Jiro mengajarkannya kepadanya. Lalu, mengumpulkan tiket untuk menerima hadiah yang sesuai dengan jumlah tiket poin dalam mendapatkan hadiah hingga Jiro memilih logo Cryo didalam kaca salju untuk Ayaka.
"Kakak, ini untuk Kakak Ayaka",ujar Jiro memberi hadiah sebuah gambar Cryo di dalam kaca salju sambil melihat rauk muka Ayaka heran dengan benda tersebut,"aaah, Kakak tidak tau caranya ya? tinggal di kocok nanti muncul salju didalamnya Kak",ujar Jiro sambil mengocok kaca salju hingga muncul salju didalamnya
"oh begitu? bagus sekali Jiro, aku belum pernah melihat benda seperti ini",ujar Ayaka hingga ingin memilikinya
"iya, itu..... buat kakak saja ambilah, sebagai kenang-kenangan dariku. Hehehehe",ujar Jiro dengan tertawa karena, tertarik dengan kencantikkan Ayaka
"terimakasih Jiro, kau selalu mengajak aku kesini. Kapan-kapan aku ingin main bersamamu, Jiro",ujar Ayaka yang selalu ingin mengajak ke Plaza
"yaaah, boleh Kak, sama aku tapi",ucap Jiro yang terlalu goda kepada Ayaka
"wah! wah! kalian disini rupanya",Yae Miko melihat kedekatan Jiro dengan Ayaka,"tumben Jiro suka sama Ayaka ya?",tambahnya
"tidak aku hanya berteman",jawab Jiro dengan jujur,"cuman asyik bermain di tempat sana",tambahnya
"para peserta lomba lukis segera hadir dilantai tiga, karena ada calon pemenang dalam perlombaan lukis, sekali lagi para peserta wajib menghadiri para peserta untuk diumumkan kejuaraan lomba lukis terimakasih",ujar sang presenter kepada seluruh warga di dalam Plaza
"waah, pasti itu Jiro, pengumuman hasil kejuaraanmu",ujar Thoma yang selalu semangat untuk mendengar para peserta termasuk Jiro yang mendapat piala dalam lomba melukis
Mereka pergi kelantai tiga sambil mendengar dari presenter perlombaan melukis, Jiro tidak sabar untuk mendengar juara lomba tersebut hingga mendengar juara ketiga dengan lukisan pemandangan gunung di Yogyakarta, lalu juara kedua dengan tema kota Tokyo malam hari membuat Jiro tidak sabar mendengar juara pertama. Lalu, sang Presenter akan mengumumkan juara pertamanya membuatnya tidak sabar untuk mendengarnya.
"siapa juara pertama! siapa juara pertama!",ujar Jiro didalam hati
"juara pertama..... a.... dalah.... Jiro Namakura Nur Rosyid",terjawab oleh presenter untuk memanggil nama orang dalam juara pertama membuat Jiro senang mendengar juara pertamanya sambil naik kepanggung
Para Juri terkesan dengan lukisan yang dibuat oleh Jiro, bahkan Jiro senang mendengar hal tersebut lalu, sang juri berkata,"lukisan buatanmu, seperti ditempat keajaiban dan aku belum pernah mendengarnya tentang hal lukisan ini sangat misterius",ujar juri pertama laki-laki yang sudah menilai terbaik kepada Jiro
"itu tentang Lukisan sakura",jawab Jiro kepada para juri
"judulnya lukisan sakura ya? terlihat kata-katanya nyambung dalam pikiranku dengan lukisan ini sangat indah, karena dasarnya malam dibalik lukisanmu itu bahkan, kamu memang punya imajinasi", ucap juri kedua yang menilai dari segi tema didalam lukisan
"iya",jawab Jiro dengan satu kata
"menurutku, lukisan ini..... tidak hanya dipajang dirumah maupun, dimusium melainkan di kantor seni budaya supaya lukisan ini dapat dicerna oleh mereka berimajinasi",ujar sang Juri ketiga
"iya bisa, tapi ini milik Jiro kau masih sekolah?",ucap sang Juri kedua menanyakan status Jiro
"iya Pak, saya masih sekolah di SMA Pak",jawab Jiro kepada sang juri
"begitu ya, Bapak mengucapkan selamat kepada Jiro yang telah mengikuti lomba lukis ini dalam peringkat pertama",ujar Juri sambil memberi piala kepada Jiro dalam juara pertama lomba lukis tentang Lukisan sakura
"wah, hebat Jiro, kau juara pertama rupanya",ujar Ayaka dengan rauk muka gembira kepada Jiro
"iya Kak Ayaka, terimakasih",ujar Jiro yang senang mendapatkan peringkat pertama
Sesampainya dir rumah, Jiro dan lainnya masuk kedalam rumah namun, Jiro mengenyampingkan tubuhnya karena membawa lukisan sakura sambil menyimpannya di dalam kamar. Jiro tidak bisa menyimpan lukisannya membuatnya kebingungan bahkan, sempit untuk disimpan sebagai pigura. Namun, Raiden Shogun datang sambil melihat hasil lukisan buatan Jiro.
"sebaiknya, lukian ini disimpan di ruang lukisanku Jiro, karena lukisan buatanmu sangat indah sama seperti di kuil Narukami bukan?",ujar Raiden Shogun yang melihat pemandangan lukisan kuil Narukami
"iya mamah",ujar Jiro yang sedang membawakan lukisannya kedalam ruangan penyimpanan lukisan di gedung Raiden Shogun
Raiden Shogun sangat khawatir dengan kondisi Jiro, karena sangat curiga dengan hal-hal buruk padanya lalu, dia menyuruh untuk tenang sambil meminum teh hangat bahkan melihat wajah Jiro yang sedang kecewa yang sedang memikirkan sesuatu bahkan, bukan masalah lukisan melainkan masalah sesautu yang disembunyikan oleh Jiro hingga mengungkapkannya semuanya tentang kejadian tadi bahkan, tidak sadar saat mulai melukis hingga Raiden Shogun kaget mendengar cerita darinya tentang seorang laki-laki yang sama dengan kejadian kemarin. Lalu, Jiro memberikan satu cat putih tulang ketangan Raiden Shogun hingga melanjutkan cerita tentang laki-laki dan makhluk yang akan dilawan oleh Jiro didunia lain.
***