Menjelang pagi, dengan sinar mentari yang sangat terasa bagi Jiro yang sudah siap untuk pergi ke sekolah kecuali Risa yang memberikan tugas lewat onlinenya yang membuatnya senang karena, bosan lewat tatap muka. Kemudian, Jiro pergi dengan jalan kaki, dengan bergerak cepat sambil menyeberang bahkan, dirinya sudah sampai di SMA Negeri 10 Sumedang, melihat beberapa murid sebayanya mulai masuk. Lalu, melihat salah satu kawannya yang mencoba untuk bercanda hingga Jiro berusaha mengejarnya untuk membalas candanya sampai kedalam kelas, Jiro pun mulai lelah untuk mengejarnya sambil meletakkan tas di atas bangku sekolah, hingga melihat teman-temannya sedang mengerjakkan tugas walaupun Jiro sudah mengerjakkannya dengan sendiri dirumahnya. Sambil menunggu dirinya keluar kelas melihat kondisi lingkungan sekolah, dimana Jiro melihat kelas dua belas maupun kelas sepuluh jumlah siswanya sedikit karena virus bahkan, dirinya merasa kecewa karena jarang pergi kesekolah yang hanya memberi tugas lewat online. Begitu Jiro mendengar bel, sehingga seluruh siswa masuk kedalam kelas dan melanjutkan kegiatan belajarnya hingga melihat guru perempuan yang membawa buku matapelajaran Geografi membuat Jiro sedikit bosan sambil memperhatikannya. Lalu, sang guru membuka zoom dimana, siswa yang absennya genap harus belajar lewat daring hingga memakai baju seragam SMA nya. Kemudian, dia melanjutkan dalam pembahasan pembelajarannya dan Jiro bersama kawan-kawannya untuk menulis dibuku catatannya.
Jiro terdiam hanya bergeraknya adalah tangan yang sedang menulis hingga tuntas, sang guru memindahkan halaman di power pointnya dan memperlihatkan ilustrasi tentang lingkungan maupun flora fauna serta hal lainnya tentang materi Geografi. Lalu, sang Guru berkata kepada mereka,"baiklah anak-anak mulai hari ini Ibu memberi tugas untuk kalian termasuk yang lewat zoom maka dari itu, tugas kalian adalah kerjakan soal pilihan ganda satu sampai dua puluh karena, soal ini untuk menambah nilai remedial kalian ya?",ujar sang guru hingga sang murid menerimanya sambil melanjutkan dalam mengerjakkan soal tersebut didalam bukunya. Jiro mulai teliti sambil melihat kedalam buku paketnya namun, melihat seluruh siswa sedang membuka handphne untuk mencari jawaban lewat internet. Jiro merasa bingung melihat soal tersebut hingga keluar kelas untuk pergi ke toilet namun, ketika dirinya berada di luar ruangan toilet, Jiro menghadap ke samping kanan dan muncul sosok perempuan dengan pakaian kimono walaupun dirinya tidak menoleh kebelakang hingga beberapa saat, dirinya merasakan sesuatu sambil melihat kebelakang ternyata tidak ada yang mencurigakan apapun bahkan, dirinya melanjutkan untuk pergi kesuatu tempat. Begitu Jiro pergi ke kelas tiba-tiba saja, muncul seorang perempuan dengan pakaian sama dengan menggunakan topeng dari sampingnya sambil melewati Jiro yang sedang berjalan. Lalu, Jiro menolehnya lagi namun, tidak melihatnya tampak seperti hantu perempuan dengan pakaian kimono dirinya berkata didalam hati,"aaah, itu hanya imajinasiku, sebaiknya aku tidak mau tertinggal dalam materi selanjutnya"
Jiro pergi dan pergi kedalam kelas melihat teman-temannya telah mengumpulkan tugasnya di atas mejanya, hingga dirinya sudah menyelesaikan mengerjakkan tugas tersebut bahkan, melihat Ketua Murid akan pergi dengan membawa beberapa buku catatannya yang sudah diisi pilihan ganda bahkan, Jiro merasa senang sambil duduk di tempat duduk tersebut hingga menunggu mata pelajaran selanjutnya adalah bahasa Inggris, begitu dirinya mulai belajar Bahasa Inggris tibalah saatnya mereka yang ditunggu-tunggu, bel istirahat didengar olehnya. Jiro melihat kawan-kawannya makan di kantin hanya dirinya sendiri yang tidak mau jajan kesana, bahkan melihat uang di saku celananya membawa uang lima belas ribu rupiah didalam saku celana sekolah. Lalu, begitu pergi meninggalkan kantin sekolah, dia langsung berlari dan menuju ke ruangan seni hingga terkunci pintunya dan berkata,"haaaah, padahal ditempat ini lebih enak ketimbang dikantin",ujar Jiro sambil mengeluarkan nafasnya kedepan bahkan, pergi ke ruang kelas dan melihat sebuah buku kosong tanpa garis-garis untuk menulis huruf didalamnya. Jiro akan menggambar namun, tiba-tiba saja dirinya dirasuki oleh seseorang, dimana dia menggambar seorang perempuan dengan pakaian kimono bertopong lalu, Jiro menggambarnya tentang lingkungannya dan dirinya sadar sambil melihat hasil karya tersebut yang misterius. Dia kaget, melihat hasil gambar tersebut, lalu dirinya melihat gambar perempuan dengan topengnya berada di suatu tempat, ruang seni membuatnya ingin masuk kedalam sana. Jiro kaget melihat pintu ruangan seni tidak terkunci bahkan, tidak ada seseorang yang memegang kunci ruangan tersebut termasuk guru seni.
"siapa yang membuka pintu ini",ujar Jiro sambil masuk kedalam kemudian, ketika dirinya melihat kedepan tibalah muncul sosok wanita dengan menutupi wajah menggunakan topeng berwarna putih bergaris merah dan hitam yang sangat tebal di bagian alisnya serta pakaian kimono lagi dihadapannya. dengan kedua tangannya ditutup saling berlawanan, Jiro pun tidak mau ngomong apa-apa hingga perempuan tersebut hanya menatap Jiro dimana dirinya bergerak kesuatu tempat.
"hei, jangan melihat gerak gerikku, kenapa kau melakukan ini padaku",ujar Jiro dengan amarah kepada seorang perempuan misterius dan menghilang saat bel sekolah berbunyi dengan keras membuat dirinya kaget dan pergi kedalam kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar
Sampai di dalam kelas, melihat teman-temannya sedang membuka buku didalam tasnya bahkan, Jiro membuka salah satu buku paket seni budaya yang merupakan mata pelajaran terakhir disekolahnya. Lalu, guru datang dengan membawa dua buku paket lengkap untuk mata pelajaran terakhir didalam kelas, Jiro mulai siap dalam mata pelajaran tersebut bahkan, dia melihat penjelasan tentang kesenian jepang tentang seni topeng sambil mengeluarkan gambar didalam presentasinya tentang berbagai macam topeng tersebut termasuk topeng yang digunakan oleh seorang perempuan misterius membuat Jiro kaget kebelakang hingga sang guru seni budaya terkejut melihat dia sedang memperhatikan murid-muridnya.
"ada apa kamu?!",ujar sang guru seni budaya dengan tegas
"tidak pak, aku hanya melihat topeng saja yang ada di gambar itu",jawab Jiro walaupun seluruh murid-muridnya tidak tertawa
"baiklah, kalau begitu kita lanjut gambarnya ya, sekarang kita lanjut dalam topeng yang sangat menarik bagi dunia ini",ujar sang guru seni budaya yang akan memperlihatkan beberapa topeng dari Jepang sebagai peninggalan seni budaya di tempat tersebut.
Jiro merasa tertekan sambil memperhatikan gambar-gambar seni Jepang, namun ketika angin mulai merasa sepoy dari arah kiri karena, jendela sekolah terbuka hingga berhenti hingga melihat ke arah kanan terdapat seorang perempuan lagi membuat Jiro tertekan dan merasa takut dan curiga melihat perempuan tersebut namun, sang guru mencoba mengagetkan Jiro yang sedang menghadap ke suatu jendela dengan suara tegasnya,"hei! Kau memperhatiin apa hah?!",ujarnya membuat Jiro kaget dan memperhatikan sang guru yang sedang marah,"kalau mau keluar, keluar saja! Jangan ikut mata pelajaran saya!!!",ujar sang guru,"ingat, Bapak memberikan tugas untuk kelas ini, bahkan kau juga, tugas kali ini adalah membuat topeng yang ada di gambarnya dan untuk kali ini topeng yang bapak kasih sesuai dengan absen dan beberapa sheet yang Bapak tampilkan mengerti? apakah ada pertanyaaan?",ujar sang guru seni budaya
"jadi, pemilih topeng itu sesuai dengan sheet yang ada di sana kan Pak?",ujar sang Ketua Murid
"iya, ini flashdisknya di Ketua Murid, bawa dan lihat topeng itu, oh iya masukkan nama-nama topeng itu kedalam absen",ujar sang guru seni budaya sambil mengeluarkan kertas absen kelas hingga sang Ketua Murid akan menulis nama-nama topeng tersebut didalam kertasnya.
Jiro pun melihat nama-nama topeng tersebut didalam absen hingga nama tersebut diingatkan lagi, hingga melihat dan mencari gambar topeng yang sudah disediakan oleh guru seni budaya. Namun, ketika Jiro telah menemukan sebuah nama yang sama, hingga membukanya dan terlihat gambar tersebut berupa gambar topeng yang sama dengan topeng sebelumnya yang digunakan oleh perempuan misterius. Jiro kaget melihatnya dan menerimanya dalam menjalankan tugas rumah dalam membuat topeng yang sesungguhnya, dari topeng tersebut Jiro akan menyediakan warna yang sederhana hingga putih bubuk yang akan dibeli dari toko buku da toko peralatan lukisan di kota. Setelah membeli, Jiro melihat topeng tersebut ketika pulang dari ruko tersebut hingga pergi kerumah untuk mengerjakan tugas tentang membuat gambar dengan kuas ditopengnya.
"eeeh, tumben kau sudah pulang Jiro",ujar Yoimiya yang melihat Jiro sedang berjalan dengan wajah murung,"eeeh, kenapa Jiro?",tambahnya yang telah melihat kondisi Jiro sedang kewelahan dalam bertugas
"duh, Kakak aku cape, cari cat warna ternyata sulit. Biasanya bisa, tapi untunglah aku dapat yang bagus di toko buku yang tadi",ujar Jiro
"eeeh, iya, syukurlah kalau begitu. mau melukis lagi ya?",ujar Yoimiya
"tidak, aku hanya mengerjakkan tugas dari sekolah, berupa topeng ini",ucap Jiro sambil memperlihatkan topeng tersebut kepada Yoimiya dan Yae Miko
"topeng itu..... Jiro, topeng ini",ujar Yae Miko yang telah melihat topeng yang belum diberi warna apapun dan telah mengenalinya dari bentuk sketsanya
"iya, ada apa?",ujar Jiro kepada Yae Miko dengan rauk muka yang mistis
"sepertinya, aku kenal topeng seperti ini, Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro yang bingung
"iya, aku juga begitu Kakak",ujar Jiro kepada Yae Miko,"apakah Kakak melihatnya?",tambahnya sambil menghadap Yae Miko
"tentu, aku melihat seorang perempuan dengan menggunakan topeng itu, di Inazuma",ujar Yae Miko
"lalu, dimana perempuan itu? Aku penasaran ingin bertemu dengannya",ucap Jiro yang ingin bertemu dengannya
"untuk apa?",Yae Miko bingung mendengar ucapan Jiro
"aku menghantui dia, entah dia itu musuh ataupun bukan, aku ingin bertemu dengannya agar tidak menggangguku lagi Kak",jawab Jiro kepada Yae Miko
"kau menghantui dia? Bagaimana bisa?",ujar Yae Miko yang terkejut mendengar ucapan tersebut
"aku menghantui di sekolah, hah... membuatku bingung tapi, aku ingin memecahkannya Kak",ujar Jiro
"baiklah, kalau begitu Kakak bersamamu pergi ke sana, Kakak tau tentang perempuan aneh itu Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro
"tidak, aku harus mengerjakkan tugas ini terlebih dahulu, lalu kita akan pergi bertemu dengan perempuan itu",ujarnya
Jiro akan melanjutkan mengerjakkan tugas dari sekolah, dalam bubuk putih untuk warna dasarnya, lalu diberi cairan biasa untuk membentuk cat putih hingga berhasil menciptakan cat putih sebagai warna dasar, Yae Miko melihat topeng tersebut dari belakang lalu, Jiro telah puas dengan cat putihnya yang sudah diberi ditopengnya. Lalu, Yae Miko melihat hasil cat tersebut sudah menutupi kayu cokelat yang terlihat bahkan, Jiro menyimpan topeng tersebut di tempat yang panas. Setelah itu, Jiro dan Yae Miko ingin bertemu dengan seorang perempuan dimana Jiro yang mencoba mengganggu di sekolah, mereka pergi ke Inazuma hingga pergi ke tempat pemakaman Kitsune Saiguu namun, mereka tidak menemukan perempuan tersebut membuat Yae Miko kaget melihatnya.
"apa? Dia tidak ada disini?",ujar Yae Miko
"aku..... bingung Kak, kemana dia pergi",ujar Jiro sambil menghadap kebelakang dan tiba saja, dirinya menemuinya yang sedang menatapnya dan memegang kedua pundak Jiro sambil mengadu kepalanya dirinya dihipnotis olehnya. Yae Miko berusaha menghentikannya, namun terlambat dimana perempuan topeng tersebut telah menyerap sesuatu didalam pikiran Jiro, walaupun dirinya memberi tau tentang kronologi kematian seorang pendeta kuil Narukami tersebut kepada Jiro. Hingga dia menyadari semua tentang Kitsune Saiguu, bahkan dirinya terkejut mendengar dan membayangi terjadinya perang kegelapan di pulau Inazuma membuat Jiro merasa pusing tentang semua kronologi serta Kitsune Saiguu yang masih hidup sampai bertemunya dengan penggantinya, Yae Miko.
"Jiro, kau tidak apa-apa kan?",ujar Yae Miko melihat kondisi Jiro yang memegang kepalanya karena, dirinya di beri kronologi tentang Kitsune Saiguu, sang penjaga kuil Narukami
"aku hanya pusing saja Kak",jawab Jiro
Yae Miko tidak melihat perempuan tersebut yang mencoba menuntut kepala Jiro, hingga melihat Jiro bangkit dari rasa sakitnya kepala akibat perempuan tersebut, bahkan dirinya sadar sambil menghadap Yae Miko. Jiro mulai sedikit pening hingga mencari sosok perempuan dengan menggunakan topeng yang merupakan perawan misterius baginya, seorang perempuan yang telah mengetahui Kitsune Saiguu secara misterius. Lalu, Yae Miko akan menemaninya kemana Jiro pergi, kemudian mereka pergi jalan-jalan dan mencoba melupakan perempuan tersebut yang berusaha untuk bersembunyi dari apapun termasuk tentang Kitsune Saiguu yang telah menghilang serta dibunuh oleh musuh sejak perang. ketika mereka tiba di kota Narukami, melihat pemandangan kota dimana-mana banyak orang yang disibukkan tentang belanjaan kebutuhan sehari-hari, hingga membeli mainan dan makanan pun tidak terlepas dari orang-orang dalam maupun dari orang-orang luar Inazuma yang sering berkunjung ketempat tersebut. Lalu, Jiro melihat Dago di samping ruko tersebut dan berkata kepada Yae Miko,"Kakak, bisakah... kita makan Dago yang lezat itu?",ujar Jiro kepada Yae Miko
"iya Jiro,",jawab Yae Miko
"hah, aku mulai lapar, Kakak. karena, perjalanan tadi cukup melelahkan Kakak",ujar Jiro yang telah merasakkan jalan-jalan ke tempat yang jauh serta ingin bertemu dengan seorang perempuan yang menutupi wajahnya dengan topeng
Mereka pergi keusatu ruko yang tua tersebut, dimana Jiro ingin membeli Dango dan mencobanya dalam satu tusukkan bersama Yae Miko disampingnya karena, ikut lapar setelah pulang dari tempat yang jauh dari kota. Kemudian, Jiro melahap satu bulatan Dango yang rasanya nikmat, hingga rasanya membuat dirinya enak hingga memesan lagi sebanyak lima tusukkan membuat Yae Miko kaget dan berkata,"kau belum kenyang Jiro?",ujarnya
"belum Kak, aku masih lapar karena, tadi disekolah nggak jajan",jawab Jiro kepada Yae Miko
"ya ampun, kau ini. Kalau lapar, jajan Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro
"aku sudah bosan jajan disana Kak, kalau disini beraneka macam jajanan yang lebih enak Kak",jawab Jiro kepada Yae Miko
"yaaah, namanya juga kantin, pasti jajanannya itu lagi. Tidak ada perubahan sama sekali, tapi..... yaaah.... apa boleh buat Jiro, mendingan makan disini, tapi menurut Kakak bawa makanan ini ke sekolah ya?",ujar Yae Miko
"iya Kak, Kakak benar sebaiknya bawa bekal dari rumah agar tidak boros uang",ujar Jiro
"ayo makan Jiro, Kakak sudah kenyang",Yae Miko menunggu Jiro melahap lma tusuk Dango hingga habis
Jiro pun telah menghabiskan lima Dango, kemudian mereka berkeliling kota lagi sampai menjelang siang membuat Jiro merasa senang ingin berkeliling kota Inazuma yang belum diketahui olehnya. Lalu, ketika jalan-jalan bersama Yae Miko tiba-tiba, Risa mencoba mengagetkan sang Kakaknya dari belakang dengan cara menepuk badan Jiro yang membuatnya kaget sambil menghadap Risa, Arataki Itto, dan Kuki setelah mereka jalan-jalan keliling kota yang membuat mereka puas dibandingkan dengan Jiro.
"waaah, Jiro sama Yae Miko, kalian asyik jalan-jalan rupanya",ujar Itto kepada mereka berdua
"yaaaah, tentu Paman. Kami habis..... keliling kota dan memakan Dango ditempat ini",ujar Jiro
"Dango? itukan makanan kesukaan Raiden Ei",ujar Kuki kepada Jiro dan Yae Miko
"iya, kalau nggak salah, dia belinya banyak dia itu",ujar Itto yang telah melihat Raiden Ei membeli Dangonya banyak
"Hahahaha, sudahlah Paman. Dia nanti mendengar ucapan Paman dibelakang",ujar Jiro kepada Arataki Itto
"hah, tidaklah Jiro. Paman tau dia tidak ada disini hahah",ujar Itto yang santai dan sudah tau tidak ada Raiden Ei di suatu tempat
Arataki Itto tertawa namun, dibelakangnya terdapat Raiden Ei yang siap memukulnya, membuat Jiro dan Yae Miko merasa takut karenanya, sambil mundur kebelakang dan menyembunyikan tertawanya hingga Raiden Ei siap memukul Arataki Itto dari belakang. Jiro dan Yae Miko tidak menemukan apa-apa bahkan, merasa bingung untuk memecahkan tentang perempuan yang misterius dengan menggunakan topeng sebagai menyembunyikan wajah dengan topengnya.
"hah, tidak ada jalan lain untuk menemukan teka-teki yang kita harus temukan tentang perempuan menggunakan topeng itu",ujar Jiro kepada Yae Miko ketika dirinya pergi ke suatu tempat
"sudahlah Jiro, yuk pulang dan lanjutkan mewarnai topeng dari sekolah aja",ujar Yae Miko hingga pergi pulang ke rumah Jiro sambil melihat topeng tersebut yang belum diberi cat warna
Begitu Jiro membawa topeng yang belum diberi warna, tiba-tiba saja, topeng tersebut menghilang hingga membuatnya bingung sambil mencarinya ke mana-mana namun, tidak ketemu sama sekali. Dia pergi kebawah terburu-buru untuk mencarinya didalam tas sampai di dalam lemari lainnya namun, tidak menemukannya. Yae Miko melihat dia sedang membongkar kasur untuk mencari topeng dari sang guru seni budaya, lalu Jiro mulai lelah dalam mencari keseluruh ruangan yang ada dan berkata,"duh, dimana ya topengku? Itu tugas sekolahku Kak",ujar Jiro yang mencoba membongkar seluruh lemari bukunya lagi dan berhenti untuk mencarinya,"padahal aku menyimpan di tempat jemuran",tambahnya
"ada apa Kak?",ujar Risa yang baru datang dari sekolah melihat Jiro lelah dalam mencari topeng
"oh iya, Risa, lihat topeng kakak nggak? topeng itu tugas dari sekolah Risa",ujar Jiro kepada Risa
"ooh, aku tidak melihatnya Kak",jawab Risa,"emangnya, Kakak menyimpan topeng itu dimana?",tambahnya
"di tempat jemuran Risa",jawab Jiro sambil melihat Risa yang sedang berfikir
"aku nggak pergi keatas sana Kakak, Aku habis dari teman untuk kerja kelompok Kak",ujar Risa yang jujur
"Hah, tidak apa-apa Risa",ujar Jiro yang lesu karena topeng untuk diberi warna
"ya udah, bagaimana kalau kita pergi ke kota lagi, disana ada banyak sekali topeng kayu di sana Jiro",ujar Yae Miko yang telah melihat jualan barang berharga di kota Inazuma hingga Jiro ingin pergi kesana sambil berkata,"baguslah Kak, mungkin ada barang berharga di tempat itu",ujarnya
"banyak Jiro, yuk ikut sama Kakak",ujar Yae Miko yang ingin mengajak Jiro untuk melihat barang-barang di tempat tersebut, lalu begitu mereka melihat barang-barang antik di depannya hingga Jiro melihat beberapa topeng di dinding untuk dijual. Lalu, setelah dilihat-lihat ternyata tidak menemukannya hingga membuatnya bingung sambil menemui Yae Miko diluar,"Kak, ternyata tidak ada topeng yang aku cari",ujar Jiro.
"nggak ada? ya udah, sama Kakak bantu mencarinya",ujar Yae Miko yang santai sambil bertanya-tanya tentang topeng yang dia cari hingga penjual pun terkejut mendengar ciri-ciri topeng yang Jiro cari pun tidak ada namun, dirinya berkata kepada Yae Miko,".... tapi, aku bisa dibuat dengan kayu di belakang, dengan corak yang Nona inginkan",ujar sang penjual yang akan membuat topeng yang sesuai dengan keinginan sang pembeli membuat Jiro senang dan berkata,"butuh berapa hari Pak dalam menyelesaikan pembuatan topeng itu?",ujarnya
"dua sampai besok juga sudah selesai anak muda",jawab sang penjual laki-laki tersebut,"harganya tetap sama, dua mora saja anak muda",tambahnya sambil melebarkan senyumannya kepada Jiro
"hah, syukurlah untung terbuat dari kayu, pasti ukurannya sama seperti ukuran topeng dari Bapak Guru seni",ujar Jiro yang sudah merasa lega hingga pergi dan menunggu pembuatan topeng tersebut, serta sudah memberi contoh model topeng yang akan di buat olehnya. Mereka pergi keluar kota Inazuma, hingga mencari perempuan tersebut ditempat yang tadi, namun tidak ada membuat Jiro penasaran walaupun tidak ada di pemakaman penjaga kuil Narukami.
"dimana perempuan itu ya? Apakah dia sudah meninggal juga Kak?",ujar Jiro kepada Yae Miko
"Kakak tidak tau sayang, sebaiknya istirahat aja di rumah, Jiro",ujar Yae Miko sambil pergi sendirian hingga melihat tangan Jiro memegangnya dan berkata,"sebaiknya kita pakai teleportasi punyaku Kak, agar cepat",ujarnya hingga pergi kerumah
Begitu sampai dirumah, Jiro pun merasa senang sambil pergi ketempat tidur untuk istirahat bahkan, melihat ke samping kanan tiba-tiba muncul se sosok perempuan dengan telinga besar di atas kepala serta mata yang tajam menghadap Jiro yang membuatnya kaget dan berteriak. Yae Miko langsung pergi menemui Jiro yang sedang kaget melihat seseorang di atas tempat tidurnya, bahkan Jiro tidak melihat perempuan tersebut.
"ada apa Jiro?",ujar Yae Miko
"aku melihat roh sang penjaga kuil itu Kak",ujar Jiro yang merasa gugup melihatnya
Yae Miko melihat Jiro yang merasa kaget melihat ruh penjaga kuil Narukami, membuatnya heran hingga berusaha menenangkannya untuk istirahat, bahkan Jiro pun merasa tenang ketika didampingi dengannya untuk istirahat di atas tempat tidur. Namun, jari kiri Jiro mulai bergerak untuk menggambarkan sesuatu didalam kertasnya, kemudian dia memerlukan sebuah pensil dan kertas kosong. Kemudian, Yae Miko melihat gambar yang dibuat oleh Jiro tentang penyerangan di suatu perumahan akibat serangan koloni Yuda yang hampir menguasainya serta melihat gambaran Risa sedang bertarung sendirian dengan tombak berelemen Pyro berusaha untuk menyelamatkan kawan-kawan sekelasnya dari serangan tersebut. Lalu Jiro berkata kepada Yae Miko,"itukan..... Adikku, ya ampun aku segera kesana untuk menolongnya Kak",ujar Jiro sambil berdiri hingga mengajak Yae Miko untuk pergi dan ikut membantu Risa di suatu tempat.
Sementara itu, Risa berusaha menahan serangan musuh yang sedang mengeluarkan serangan hingga Risa berkata didalam hati,"duuuh, jumlah mereka sangat banyak seandainya, Kakak ada di sampingku juga untuk membantuku melawan mereka",ujar Risa sambil menahan serangan pedang dipihak musuh dengan tombak. Lalu, tak lama kemudian salah satu musuh mulai menyerang dari arah samping hingga muncul Jiro dengan mengeluarkan pedangnya hingga bersiap membantu Risa yang berusaha menahan serangan dari musuh hingga bersiap melakukan serangan electronya berama Yae Miko.
Risa berusaha mundur hingga menggibasnya dengan tombak apinya bahkan, melihat musuh yang telah berhasil menghancurkan beberapa rumah di sebelah kirinya hingga melakukan serangan pedangnya. Dia berlari hingga tombaknya berputar berbentuk lingkaran cincin api membuat musuh sulit untuk melawan dia sambil mundur kebelakang dan muncul cahaya putih di udara yang ternyata adalah serangan terakhir Risa yang melompat dari atas, kemudian turun dan muncul api tanah tampak seperti bak neraka sebagai pukulan mereka yang membuatnya takut dan mati olehnya,"Hah, rasakan itu dari seranganku untukmu, koloni aneh! Kau hampir membunuh teman-temanku di jalan",ujar Risa sambil berlari dan menemui Jiro dan Yae Miko yang mencoba melindungi dengan pedang dan catalyst. Lalu, dirinya bersiap untuk melemparkan tombaknya kedepan dan musuh mulai dihantam olehnya, bayangan tombak tersebut telah berhasil membunuh puluhan koloni musuh yang berasal dari Koloni pasukan Yuda dari gunung Sumedang.
Jiro dan Yae Miko terkejut melihatnya hingga menahan serangan tersebut telah menghilang, sambil menemui Risa yang telah membunuh mereka dan berkata,"Kakak, apakah Kakak tidak apa-apa?!",ujar Risa sambil menemui Jiro yang telah berusaha membantunya dan menjawab,"Kakak tidak apa-apa Risa, Kakak tau kalau kau sedang bertarung melawan mereka",ujar Jiro.
"Hah, untunglah, Risa baik-baik saja di sekitar kompleks perumahan ini, Jiro",ujar Yae Miko melihat kondisi perumahan hancur akibat serangan musuh koloni milik Yuda yang tidak datang sama sekali
"sebaiknya kita pulang, Risa",ujar Jiro kepada Risa
"iya Kak, teman-teman Risa sudah pada pulang, aku sendiri bertarung melawan mereka dan hampir di serang oleh mereka dari samping",ujar Risa kepada Jiro yang hampir diserang dari samping kiri
"baiklah, dimana teman-temanmu Risa? Apakah mereka sudah pulang kerumah masing-masing?",ujar Jiro yang sedang tengok kebelakang Risa sambil samping kanan dan kiri
"sudah Kak",jawab Risa,"Aku mau pulang sama Kakak kerumah",tambahnya
Akhirnya mereka pergi kerumah, lalu ketika sampai di rumah membuat Risa lelah dalam bertarung melawan musuh dari koloni Yuda hingga Jiro merasa aman melihatnya sambil pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih karena, dirinya haus. Setelah itu, dia melihat ke sebuah hutan ditempat tersebut membuatnya curiga bahkan, pergi kesana sendirian namun, Yae Miko melihatnya dan mengikutinya dari belakang sambil memegang lengan Jiro untuk berhenti berlari,"mau kemana Jiro?",ujarnya sambil melihat Jiro membuang nafas dan tenang untuk memberi jawaban kepadanya,"aku pergi kedalam hutan itu Kak, ada sesuatu yang aneh didalam kuil itu Kak",jawab Jiro dengan tenang
"sebaiknya kita bareng kesananya, Jiro",ujar Yae Miko sambil tersenyum sebagai balasan terakhir untuk menerima Jiro untuk ikut
"iya boleh Kak, walaupun di kuil itu dijaga ketat oleh terakota, aku harap tidak ada apa-apa di sana itu Kak",ucap Jiro yang membuat dirinya curiga didalam kuil peninggalan Inazuma. Lalu, begitu mereka berdua untuk pergi kedalam hutan tiba-tiba saja, muncul seorang perempuan dengan memakai topeng tersebut sedang menghadap mereka berdua yang membuatnya kaget melihat dia bisa masuk kedalam kuil tua tersebut yang udah di perbaiki.
"Kita melihat dia sedang masuk kedalam kuil itu Jiro",ujar Yae Miko
"iya, sebaiknya kita harus menemuinya sebelum menghilang lagi",Jiro berjalan sambil melihat kedua terakota tersebut membolehkan mereka masuk kedalam dan tiba-tiba, muncul seorang perempuan dimana Jiro melihatnya dan menghantuinya di sekolah. Bahkan, dirinya bingung melihatnya sambil berjalan dan berkata,"oh, kau disitu rupanya, kau beraninya mengintip aku didalam kelas",ujar Jiro dengan nada tegak menghadap sang perempuan yang sedang diam dan menatap mereka dengan tatapan kosong.
"aku tau, kenapa kau mencoba menghantuiku disekolah dan aku ingin melihat penampilan wajahmu itu dibalik topengmu itu, perempuan aneh",ujar Jiro dengan tidak puas karena, dirinya ingin melihat wajahnya saja,"sebaiknya, buka topengmu itu, perempuan aneh",ujarnya dengan tegas kepada perempuan dengan berpakaian kimono putih bergaris merah
Perempuan tersebut tidak menjawab apa-apa hanya diam dan melakukan tatapan kosong yang membuat Jiro misterius, bahkan Jiro berusaha meredamkan amarahnya kepada dia sambil melihat dia duduk katika dirinya sudah berdiri dihadapannya maka, Jiro ikut duduk bersama Yae Miko agar dirinya tenang. Lalu, begitu menatap perempuan bertopeng misterius, Jiro merasa kesal namun, dirinya tetap menahan rasa sesuatu yang membuatnya ingin bergerak tetap bertahan termasukYae Miko yang begitu tenang dan tersenyum kepada perempuan tersebut hingga Jiro berkata kepadanya,"hei! tolong... bicaralah kepadaku, kau hanya bisa diam kepadaku. Apa maumu",ujar Jiro kepadanya namun, perempuan tersebut mulai beridiri hingga Jiro kaget dan ikut berdiri lagi dan dia melihat mendekatinya lagi dengan tatapan muka menggunakan topeng tersebut membuatnya sedikit geram. Bahkan, perempuan bertopeng menghadap Jiro dan mengadu kepala lagi dimana, dirinya membawa Jiro kesuatu tempat yang ternyata topeng milik dia akan dilepas untuk memperlihatkan wajah asli perempuan tersebut dibalik topeng misterius. Namun, ketika sang gadis membuka topengnya, Jiro hanya melihat topengnya yang merupakan benda yang paling penting untuk tugas sekolah hingga dia menatap kedepan dan bayangan-bayangannya berada di sekeliling kuil tua hingga Jiro sadar akan lihat wajah tersebut.
"kau melihat apa, Jiro?",ujar Yae Miko dari belakang
"Kakak, apakah Kakak lihat..... rauk muka perempuan itu telah dibuka dengan topeng tadi?",ujar Jiro yang menanyakan ciri-ciri rauk muka seorang perempuan tersebut
"tidak, kenapa?",ujar Yae Miko kepada Jiro yang membuat heran dengan pertanyaan tersebut
"dia membuka topeng itu, tapi topeng ini yang aku pegang adalah topeng yang aku cari selama ini",ujar Jiro sambil melihat topeng tersebut sudah di cat warna yang sesuai dengan topeng budaya Jepang didalam persentasi sang guru
"topeng ini, milik dia bukan?",ujar Yae Miko
"iya, aku hanya melihat topengnya saja, dibandingkan dengan melihat rauk mukanya. Hah, seharusnya aku melihat wajah dia dibandingkan dengan topeng ini, sekarang dia sudah pergi kemana dia pergi",ujar Jiro kepada Yae Miko sambil melihat topeng lukisannya yang sudah jadi
"kalau begitu, kita pulang saja Jiro, dan bawa topeng itu kerumah. Kakak sudah tidak mau ketempat kuil ini lagi",ujar Yae Miko yang sudah bosan kekuil tua di Sumedang bahkan, mengajak Jiro untuk pulang kerumah karena, dia mendapatkan topeng dari seorang perempuan penjaga makam Kitsune Saiguu.
Jiro terkejut dan sedikit senang melihat topeng tersebut hingga pulang kerumah bersama Yae Miko, kemudian mereka melihat matahari di sebelah barat yang sudah menjelang sore hari hingga mereka berdua pun istirahat kembali sementara Jiro hanya melihat topeng yang sudah di beri cat warna serta terbuat dari kayu yang sama dengan topeng dari guru seni budaya sebagai tugas rumah. Lalu, cat putih sebagai warna dasarnya yang merupakan warna yang sama dengan cat yang digunakan Jiro, lalu, melihat kebelakang terdapat nama dirinya serta kelas sampa nama sekolah ada di belakangnya membuatnya heran dan berkata didalam hati,"kenapa dia tau, tentang sekolahku? apakah dia hantu atau bukan? Hah, aneh tapi nyata melihat seorang perempuan itu",ujarnya
"Kakak! Kakak! Kakak!",Risa berteriak sambil memanggil Jiro dan melihat dia sedang turun dari lantai atas
"iya ada apa Risa?",ujar Jiro dengan nada lemas
"Kak, mau makan sama apa nanti malam?",
"Kakak sama tempe goreng saja De",jawab Jiro kepada Risa
"baik Kak, nanti malam, kita makan tempe ya? daaah, Aku mau ke Inazuma dulu",ujar Risa sambil pergi ke Inazuma untuk mengambil uang di samping laci
Jiro melihatnya sambil pergi ke atas untuk pergi ke kamar bahkan, bertemu Yae Miko di sampingnya sambil duduk dan memperlihatkan topeng yang digunakan oleh perempuan tersebut lalu, melihat kebelakang terdapat nama dirinya sampai nama sekolah Jiro. Yae Miko terkejut melihatnya, dari tulisan yang rapih hingga melihat topengnya lagi hingga berkata kepada Jiro,"topeng ini kelihatan asli Jiro, tapi aneh kenapa dia melepaskan topeng ini tanpa pamrih kepadamu",ujarnya
"entahlah, yang penting kita sudah mendapatkan topengnya walaupun sang penjual....",ujar Jiro sambil berfikir tentang janji untuk membeli topeng tersebut,"besok kita kesana kan? Dia sedang membuat topeng tiruan ini Kak. Kalau aku memberi tau tentang topeng ini sudah jadi... yaaah, gimana ya?",tambahnya sambil rauk muka bingung menghadap Yae Miko
"aah, biarin saja Jiro, yang penting tugasmu sudah selesai kan?",ujar Yae Miko kepada Jiro yang sedang berfikir
"iya udah, kita lupakan saja tentang itu. sekarang, topeng ini sudah jadi",ucap Jiro kepada Yae Miko dengan wajah senangnya melihat hasil topeng tersebut sudah jadi berkat perempuan misterius
Jiro membawa topengnya kedalam kamar untuk dikumpulkan minggu depan, lalu melihat Risa membawa dompet untuk belanja kepasar untuk membeli tempe, tahu, dan sayur-sayuran bahkan, dirinya ingin membuat sesuatu yang tidak ada menjadi tidak ada agar tidak bosan makanan yang sama seperti kemarin. Jiro melihat Risa pergi disore hari, hingga dirinya pergi bersama Yae Miko yang sedang menunggu untuk jalan-jalan bersamanya di Inazuma.
Menjelang malam yang fajar, sang penjual merasa senang telah membuat sebuah topeng yang sama dengan garis merah di kedua pipinya lalu, garis hitam yang tebal merupakan garis bagian alis wajah topengnya hingga membuatnya senang melihat hasil pembuatan topeng tersebut dan berkata,"haaaah, aku sudah membuatkan topeng ini tapi, aku belum pernah melihat topeng ini sebelumnya",ujarnya yang terkejut melihat topeng buatannya untuk Jiro. Tiba-tiba mendengar suara angin berhembus kemudian, terdengar suara langkah kaki yang begitu misterius dihadapan sang penjual benda-benda kuno. Dia melihat sosok bayangan misteri dihadapan penjual, bahkan dia menunjuk sesuatu, sebuah topeng buatan dia untuk Jiro namun, sang penjual berkata,"tidak, aku tidak mau menjual topeng ini kepada siapa-siapa. topeng ini, sudah ada pemiliknya",ujarnya. Lalu, perempuan bayangan misteri berusaha melakukan nego untuk menaikkan harga topeng misteri tersebut, hingga sang penjual kaget melihat uang tersebut sebesar sepuluh Mora bahkan, sang penjual belum puas lalu, perempuan tersebut berusaha menambahkan uangnya lagi sekitar lima ratus sampai seribu keping koin mora agar bisa mendapatkan topeng untuk Jiro hingga sang penjual pun mulai puas dan suka dengan harga fantastis dan berkata,"baiklah Nona, kau boleh mengambil topeng ini dengan harga yang cukup yang kau bawa kepadaku. hah, terimakasih Nona, silahkan ambil topeng ini",ujar sang penjual sedang membereskan seluruh barang-barang antik yang tidak digunakan lagi kemudian, melihat isi koin mora yang sangat banyak sekitar seribu keping koin emas asli, namun dirinya sadar bahwa topeng itu untuk Jiro bukan untuk perempuan tadi,"waduh, gimana ini? aku terhipnotis dengan uang besar seperti ini? Apa yang harus aku lakukan, padahal aku sudah janji besok sudah jadi pembuatan topengku ini, ya ampun... kalau dia marah kepadaku gimana ya.....",ujar sang penjual yang bingung untuk menggantikan topeng yang telah tersedia untuk Jiro walaupun Jiro sudah ada untuk tugas sekolahnya. Sementara itu, perempuan dengan topengnya berjalan ke kuil Narukami sendirian tanpa ada seseorang yang melihat dia, hingga dibelakang muncul roh sang penjaga kuil pertamanya, Kitsune Saiguu dengan wajah yang tersenyum kepada perempuan yang menutup dengan topeng.
***