Pagi yang cerah, dimana Jiro telah pulang kerumah hingga istirahat didalam kamarnya setelah mengumpulkan tugas rumahnya lewat online atau lewat handphone setelah karena, laptop milikinya digunakan oleh Risa yang sedang menerima materi dari guru. Jiro melihatnya sambil pergi meninggalkan sang Adik yang belajar di online, lalu dia pergi ke kamar mandi untuk membasuh hingga wudhu untuk melaksanakan ibadah duhur. Jiro pun pergi kelantai atas, tiba-tiba saja muncul Yae Miko tepat didepan mata melihat Jiro pergi kedalam kamar untuk melaksanakan ibadah.
Yae Miko melihatnya dan melewati kamar Jiro yang sedang sembahyang lalu, sajadah Jiro mencoba untuk melipatnya dan disimpan di atas rak sajadah yang masih rapih hingga keluar dan menemui Yae Miko di dapur sambil berkata,"Kakak, sedang masak apa?",ujarnya dan dia melirik ke arah dirinya yang senang untuk memasak tahu Sumedang hingga menjawab,"Kakak ingin tahu Sumedang, boleh?",ujarnya
"ooh, boleh Kak. Aku habis dari kamar Kak",ucap Jiro kepada Yae Miko hingga berkata,"tidak apa-apa kau sedang sembahyang ya Jiro?"ujarnya sambil mengambil tahu Sumedang dari atas penggoreng dan dituangkan ke piring,"nah sudah matang segini Jiro?",ucapnya
Jiro melihat Yae Miko yang telah menuangkan tahu Sumedang hingga berkata,"iya sudah matang kalau sudah menguning Kak"
Yae Miko tersenyum dan berkata,"Hmmm, pantas dibilang enak dan Kakak sangat suka sekali makanan seperti ini Jiro selain tofu ditempatku",Yae Miko tersenyum ke arah Jiro membuat dia ikut senang dengannya bahkan. Yae Miko mengajak Jiro untuk pergi ke Inazuma sambil membawakan tahu Sumedang yang sangat lezat. Ketika di gedung Raiden Shogun, Jiro berjalan bersama Yae Miko sambil mencari tempat duduk hingga bersantai melihat pemandangan indah di depan mata, berupa kota-kota kecil Inazuma yang berada di pulau Narukami. Lalu, Jiro melihatnya dengan kedua matanya yang begitu senang sambil berkata,"ini..... indah sekali dibandingkan kemarin",ujarnya
"iya Jiro, kau senang melihat pemandangan indah ditempat ini sebelumnya",ucap Yae Miko kepada Jiro yang sedang merasakkan angin yang berhembus disiang hari
"iya",jawabnya,"aku melihat pemandangan ditempat ini tidak seperti kemarin, Kakak Yae Miko",ujarnya sambil menghadap Yae Miko yang sedang duduk
"Kakak tau Jiro, kau menilai pemandangan yang indah dan asri ditempat seperti ini sebelumnya, kau nikmatilah keindahan ini Jiro atau.....",ujar Yae Miko kepada Jiro,"kau mau melukis ditempat ini kan?",tambahnya
"sepertinya... aku butuh istirahat dibandingkan aku melukis karena, aku habis mengerjakkan tugas kemarin dan mengerjakkan soal dari sekolah",jawabnya dengan panjang lebar
"begitu ya? Hmmmm,baiklah kalau bosan, kau boleh pergi keluar. Kakak juga menunggu kebosananmu karena",ujar Yae Miko sambil mendekati kedalam telinga hingga berkata,"aku ME-NYU-KAI-MU, Jiro",jawabnya hingga rauk mukanya memerah
"Boleh",jawab Jiro dengan satu kata sambil menatap Yae Miko dengan cepat,"tapi, aku mau damping sama Kakak..... karena... sudah terbiasa..... begitu",ucapan Jiro malu-malu kepada Yae Miko hingga terdiam
Yae Miko memegang pundaknya sambil menggoyangkan tubuhnya dan tak lama kemudian, dia tidak sengaja mencium dahi Jiro membuat dia malu kepadanya, bahkan ciuman tersebut dapat dilepaskan kembali sambil berkata,"kau memang cakep untukku dan aku..... tau isi hatimu yang melekat dengan Electro",ujarnya sambil menatap tajam ke arah Jiro yang sedang menatap dirinya dengan tatapan kosong untuk membuka isi hatinya kepadanya. Jiro hanya tersenyum setelah mengetahui sikap Yae Miko dengan tatapan tersebut, lalu dia berkata,"aku..... mau jalan-jalan Kakak, karena.....",ucapan Jiro mencari kata-kata yang sulit didalam pikirannya hingga Yae Miko menjawab,"Kakak ngerti, Jiro. jangan terburu-buru untuk mengeluarkan kata-katamu yang mau diucapkan, karena Kakak mengerti sikapmu",ujarnya
Jiro terkejut mendengar Yae Miko bahkan, dia menutup mata serta tatapannya kebawah untuk menghilangkan rasa malunya kepada Yae Miko yang sulit untuk membaca pikirannya maupun pikiran orang lain, Yae Miko mengerti sambil menggaruk kepalanya dengan pelan sambil berkata,"yuk, kita jalan-jalan bersamaku, Jiro",dengan ucapannya halus dan tajam hingga Jiro menjawab,"baiklah Kakak"
Akhirnya mereka meninggalkan gedung sambil berjalan kaki di atas anak tangga yang kecil bahkan Jiro memegang lengan Yae Miko untuk jalan-jalan bersama bahkan, saat sampai di kota melihat orang-orang sedang membeli barang seperti biasanya. Lalu, berkeliling, melihat kesamping kanan dan kiri, bahkan para penjaga sedang berpatroli dengan jarak jauh untuk mengawasi pergerakkan musuh yang tak terlihat maupun terlihat. Namun, didepan mata melihat seorang laki-laki yang sedang menyimpan pedangnya dan menurut Jiro sendiri, dia habis bertarung melawan musuh bahkan, dia melihat dirinya dengan sedikit tatapan tajam. Yae Miko pun memberi senyuman kepada laki-laki misterius yang sedang menatap Jiro dengan rauk muka datar, tanpa senyum dan tanpa marah ke arahnya bahkan, dia mengerti dengan sikap Jiro dan berkata,"aaah, selamat siang",ujarnya hingga Jiro membalas,"siang"
laki-laki tersebut mendekati Jiro dengan kata halus,"boleh aku.... perkenalkan? Namamu siapa?",ujar laki-laki tersebut kepada Jiro
"namaku Jiro, Jiro Namakura Nur Rosyid, salam kenal",berjabat tangan kepada laki-laki tersebut hingga dia menjawab,"oh, namaku Kazuha salam kenal. Tumben, aku baru kenal dengan orang ini, Yae Miko",tambahnya sambil menghadap Yae Miko
"dia berasal dari tempat yang sangat jauh, tapi dia dari teleportasi",jawabnya kepada Kazuha yang terkejut mendengar ucapannya
"iya, aku dari Sumedang, Kazuha",ujar Jiro kepadanya dengan sopan kepadanya
"baik, aku pergi dulu ya... Jiro..... Yae Miko. Sampai nanti",ucap Kazuha terburu-buru sambil pergi meninggalkan Jiro dan Yae Miko yang sedang menikmati kota Inazuma bahkan, warga pun berada dipelabuhan hingga Jiro berkata,"mereka pada disini ada apa ya?",ucapnya
"ooh, para nelayan sedang menangkap ikan Jiro dan mereka sedang menikmati menangkap ikan laut hasil tangkapannya, begitu",jawab Jiro yang sedang mendengar ucapan mereka berupa gratis, tidak membayar mahal, dan tidak ikannya pun segar-segara hingga berkata,"jadi... mereka datang kesini untuk membeli ikan gratis Kak?",tambahnya
"nah, betul Jiro. Kakak mau ngomong seperti itu kepadamu, Jiro",ucapnya
"tapi, kenapa digratiskan Kak?",ujar Jiro menanyakan ikan dengan gratis
"karena...",ucapan Yae Miko dipotong oleh sang penjual kepada Jiro dan menjawab,"karena... ikan di laut sangat segar dan banyak untungnya anak muda"
"ooh, baiklah. Kakak boleh aku lihat semua ikan segar ini? Sepertinya aku mau makan ikan deh",ucap Jiro hingga Yae Miko menjawab,"boleh Kakak juga ingin makan ikan",
Setelah mendapat ikan segar untuk dimakan, Jiro pun membawanya untuk disantap dirumah hingga melihat Risa sedang kebingungan untuk memasak sesuatu karena sudah bosan dengan tahu sumedang lalu, Dia melihat sang Kakaknya sedang membawa dua kilogram ikan dari Inazuma hingga Risa berkata,"ya ampun, Kakak..... semua ikan ini dari mana?",ucapnya sambil senang melihatnya
"semua ikan ini dari pelabuhan gratis adeku",jawab Jiro kepada Risa
"wah, sepertinya enak deh Kak! Aku mau masak apa ya dengan ikan segar seperti ini",ucapnya sambil menyalakan wi fi dirumahnya dan mencari masakkan yang bertemakan ikan hingga Risa menemukannya dan memperlihatkan kepada Jiro dan Yae Miko yang berada di dapur sambil mendekati mereka berdua,"Kak Yae Miko! Kak Jiro! coba lihat ini, pasti enak nggak. Ibuku memasak ikan seperti ini sejak aku kecil, ingat tidak",ucap Risa sambil menatap Jiro dengan senang untuk memasak ikan
"oh, iya de. Sepertinya sudah lama memasak seperti ini sama Ibu",ucap Jiro kepada Risa
"yaaah, akan aku coba memasak ikan ini dengan resep yang sudah ada di handphonku",ucap Risa sambil menyimpan hp nya dan mencari bahan-bahan untuk siap dimasak, Jiro dan Yae Miko pun tidak kenal diam saja, hingga membantu dimana Jiro mencarikan bahan masakkan dari resep yang sudah dicari oleh Risa lewat internet. Lalu, Risa pun membawakan sayuran segar untuk digoreng sementara Jiro membawa daun pisang dari luar rumah lalu, Risa berkata kepada Kakaknya,"Kak, tolong daun pisang itu di panaskan ya?",ujarnya kepada Jiro
"oh, baiklah" jawab sambil meletakkan daun pisangnya di atas kompor untuk di panaskan sementara Yae Miko kebingungan untuk mencari bahan atau alat yang mereka cari hingga melihat Jiro yang sedang memanaskan daun pisang lalu, Risa memotong badan ikan setelah memotong sayur mayurnya sebagai tambahannya. Setelah dipotong, semua daging ikan pun sudah dipotong hingga Risa berkata lagi kepada Jiro,"baik Kak, sudah dipanaskan belum?",ucapnya sambil menghadap Jiro yang sedang memotong daun pisang berbentuk persegi panjang yang medium hingga usai sambil berkata,"iya! udah Kak!",ujarnya sambil membawa daun pisangnya kepada Risa untuk menyimpan badan ikan yang sudah di potong medium. Lalu, setelah disimpan di atas daun pisang, hingga menusuk dari belakang berjajar ke samping dengan tusukkan sate. Yae Miko melihat Risa sedang memasak di dapur dengan menggunakan arang hingga asap mulai mengepul ke atas membuatnya tidak tahan untuk mencium bau aroma kebulan asap tersebut hingga pergi keluar bersama Jiro yang telah menyiapkan lalabnya berupa sambal maupun kecap.
"baik, tinggal menunggu lima belas menit saja Jiro. Eh",Risa tidak melihat Jiro dan Yae Miko karena tidak kuat mencium bau aroma asap dari arang yang meleleh bahkan, Risa menggeleng kepalanya dan mengetahuinya tentang asap yang sangat tebal didalam rumah lalu, dia membuka pintu atap rumah dengan tongkat bambu dengan cara menaikkan ke atas hingga cerbong pun dilepaskan hingga keluarlah asap dari rumahnya bahkan, kebulan pun sudah tidak dapat dirasakkan oleh mereka hingga masuk kedapur sambil melihat Risa yang sedang menyapu asap dengan kipas yang sudah disediakan. Jiro melihat ke atas dimana kabut asapnya pun pergi kecerbong yang terbuka,"hah, untung tidak terbakar rumah Kita Adeku, kenapa tidak membuka cerbong rumah saat di masak?",ucapnya
"iya maaf, aku lupa untuk membuka cerbong asapnya, Kakak",jawab Risa dengan malu sambil melanjutkan untuk menyapu asap dengan kipas angin
"kenapa tidak memakai punya Ayaka, Risa?",ucapnya
"dia digunakan terus sama dia, Kak Yae Miko",jawab kepada Yae Miko sambil menggerakkan kipas angin ketempat berasap
Begitu asap tersebut mulai rendah, akhirnya sate ikan didalam daun pisang siap di sate, hingga terdengar suara letupan sate yang berarti siap untuk di bakar, Jiro dan Yae Miko mencium bau aroma tersebut hingga tidak sabar untuk memakan ikan didalam daun pisang yang aromanya tiada taranya. Lalu, Risa membalikka beberapa ikan yang ditusuk lalu, menyapunya lagi dengan kipas angin, hingga melihat daun pisang mulai menguning kemudian, seluruh satu ikan pun siap di angkat setelah matang menguning.
Jiro melihat masakkan Risa yang tidak sabar untuk mencicipinya kemudian, Jiro mengambil satu tusuk ikan sambil mencampur kecap pedasnya hingga membuat Jiro tergila-gila dengan ikan tersebut dengan rasa pedasnya tidak main-main baginya,"waaah! Enak sekali",ujarnya
Yae Miko pun mencicipinya dengan menggigit sedikit hingga berkata,"hmmm, ini enak!",ucapnya
"ternyata enak juga ya",ujar Risa yang senang mendengar ucapan Yae Miko hingga dirinya siap untuk mencicipi terakhir hingga menggigit ikannya setelah mencelupkannya kedalam kecap pedas hingga langsung enak,"wah ternyata benar, ini enak sekali"
"Hmmm, ah mendingan aku pakai nasi saja. Biar tambah enak",ucapnya sambil membawakan nasi di atas piring hingga memakannya karena, tidak tahan lapar
Begitu Jiro melahapnya sampai habis, lalu pergi ke dapur untuk menyimpan piring yang kotor hingga mencucinya sendirian, bahkan Jiro pun pergi kekamar dan tiba-tiba saja, papan gambar misterius membuatnya ingin memgambar lagi berupa sebuah gedung kerajaan Jepang kuno. Lalu, Jiro berkata didalam hati setelah menggambar garis tersebut,"gambar ini.... menunjuk ke arah gedung Inazuma, berarti..... potongan gambar itu..... ada disitu, sebaiknya aku harus pergi kesana sebelum di tangan Yuda",ucapnya sambil pergi meninggalkan Yae Miko yang telah menghabiskan makanannya kemudian, dia melihat Jiro pergi ke Inazuma. Lalu, dia terburu-buru dan mencurigakkan dengan membawa papan gambar yang digunakan olehnya sambil mengikutinya dari belakang dan berkata,"Risa, Kakak pergi dulu ya sama Jiro",ucapnya hingga mendekat dengan Jiro yang berada di belakang Jiro. Lalu, Yae Miko memegang pundaknya sambil berkata,"kenapa diam saja Jiro?",ucap Yae Miko sambil melihat dia berpaling kebelakang sambil berkata,"potongan gambar... ada di sana",ujarnya hingga Yae Miko melihat sebuah gedung Inazuma,"itukan..... rumahnya Raiden Shogun? Kenapa tidak langsung saja masuk kedalam sana Jiro?",tambahnya
"aku menunggu Kakak habis makan",jawab kepada Yae Miko,"lalu, kita pergi kesana",tambahnya sambil berjalan bersama Yae Miko kedalam gedung yang ada didepan mata, bentng Raiden Shogun
Begitu mereka masuk kedalam, Jiro melihat gambar tersebut, tiba-tiba muncul cahaya putih ditempat tersebut membuat Jiro kebingungan dan berkata,"apakah..... cahaya putih di papan gambar ini adalah sebuah petunjuk?",ucapnya didalam hati
"Jiro, kenapa kau berhenti di depan benteng?",ujar Yae Miko melihat Jiro berhenti berhajalan di depan pintu benteng Raiden Shogun lalu, dia melirik ke arah dirinya sambil menemuinya untuk mendekatinya
"oh, maaf Kak aku..... melihat cahaya ini",ucap Jiro sambil memperlihatkan cahaya putih di benteng Raiden Shogun namun, Yae Miko pun tidak melihat apa-apa hingga berkata,"cahaya? Kakak tidak melihat apa-apa hanya garisan saja Jiro",jawabnya
Jiro melihatnya lagi dan menemukan cahaya putih di suatu lantai terakhir hingga berkata,"aaah Kakak, sebaiknya kita akan pergi kelantai terakhir, sepertinya ada sesuatu ditempat itu",ujar Jiro yang mengikuti petunjuk di dalam gambar tersebut
"baik, tunggu apalagi jangan diam saja disini, Jiro",ucap Yae Miko sambil memegang lengan Jiro dan berlari sambil masuk kedalam benteng hingga mereka berada didalam sambil berkata kepada Jiro yang sedang melihat petunjuk papan gambar,"sekarang, kita kemana Jiro?",ujarnya
"kita harus pergi kelantai atas Kakak, Kakak tidak bisa melihat petunjukkan?",ujar Jiro sambil melihat papan lagi kepada Yae Miko yang muncul cahaya putih yang misterius hingga dia tidak melihat cahaya tersebut yang misterius sambil berkata,"emangnya..... ada potongan gambar lagi Jiro?",ujarnya
"iya Kakak, sepertinya kita harus pergi kesana sebelum ditangan Yuda",ujar Jiro sambil berjalan dengan sedikit terburu-buru untuk pergi kelantai atas bahkan, tak lama kemudian setelah sampai di lantai atas, mereka berada di ruang penyimpanan lukisan milik Raiden Shogun hingga Jiro pun berjalan bersama Yae Miko dan mencari potongan papan gambar tersebut di suatu tempat. namun, tak lama kemudian, Yae Miko pun menemukan sebuah potongan gambar yang dicari Jiro sambil pergi hingga menemuinya untuk memegang potongan tersebut. Jiro melihatnya dan berkata,"potongan itu..... Kakak dari mana?",ujarnya
"dari penyimpanan lukisan tua di sana Jiro",jawabnya kepada Jiro
"Jiro? Yae Miko?",ucap seorang perempuan, Raiden Shogun yang sedang berjalan untuk menemui mereka berdua,"kalian kenapa ada disini?",tambahnya
Jiro dan Yae Miko melihat Raiden Shogun hingga Jiro menjawab,"aku menemukan petunjuk, Mamah",jawab Jiro kepada Raiden Shogun
"petunjuk apa?",ujar Raiden Shogun yang merasa kebingungan hingga melihat Jiro memperlihatkan sebuah potongan papan gambar yang misterius serta gambar di papan kecilnya membuat dirinya kebingungan
"Apakah sudah tau tentang ini, Mamah?",ujar Jiro kepada Raiden Shogun
Raiden Shogun menggeleng kepalanya sambil tersenyum ke arah Jiro dan berkata,"Mamah tidak tau tentang gambar potongan ini, Jiro",jawabnya
"Haaaah, baiklah mah, aku akan pergi dulu bersama Kakak Yae Miko",ucap Jiro sambil mengajak Yae Miko pergi keluar dari benteng Raiden Shogun hingga berkata,"sekarang... kita kemana? tinggal satu potongan lagi Kak",tambahnya
Yae Miko hanya tersenyum kearah Jiro hingga menjawab,"sebaiknya, kita ke kota saja Jiro, bagaimana?",ujar Yae Miko kearah Jiro sambil tersenyum kearahnya bahkan, Jiro pun menyetujuinya dan pergi ke kota untuk melihat keindahan kota tersebut
kota kecil Inazuma, membuat Jiro sedikit bosan bahkan, dia mencari Sayu karena, dia yang memegang beberapa potongan papan gambar yang sudah disatukan namun, tidak ada dikota hingga Jiro berkata kepada Yae Miko,"Kakak... biasanya... Sayu sering muncul dimana ya?",ujarnya
Yae Miko terkejut mendengar ucapan Jiro sambil jalan-jalan menelusuri kota hingga menjawab,"dia... Kakak kurang tau tentang Sayu, Jiro",ujarnya
"Hah, padahal semua potongan papan gambar itu ada ditangan dia",Jiro merasa lemas mendengar jawaban Yae Miko namun, salah satu orang sedang berlarian dan melewati Jiro yang sedang disamping bahkan, Jiro pun kebingungan sambil berteriak kepada salah satu orang tersebut yang berlari dan berhenti hingga melirik ke arah Jiro dan mendekatinya yang merasa khawatir dengan sesuatu.
"tuan, kenapa kau berlari seperti itu dan melewati aku?",ujar Jiro melihat fisiknya yang sedang gugup hingga dia berkata,"desa.... Desa Konda... diserang!!!!",jawabnya yang gugup kearah Jiro yang terkejut mendengar ucapan seorang laki-laki tersebut dengan pakaian compang-camping
"ada..... penyerangan?",ujar Jiro yang terkejut mendengar ucapan seorang laki-laki dengan pakaian tidak rapih
"apa kau bilang? di Desa Konda ada penyerangan?",Yae Miko kaget mendengarnya
"iya tuan dan Nona, sebaiknya lindungilah dari serangan itu dan aku akan menemui Raiden Shogun karena, Nona Sara sedang tidak ada",jawabnya kepada Yae Miko dan Jiro
"baiklah, aku akan pergi kesana bersama Kakak Yae Miko, iya kan Kak?",ujar Jiro sambil melihat rauk muka Yae Miko dengan serius sambil melihat desa Konda sedang diserang oleh sesuatu tepat didepan matanya terlihat asap
"sepertinya, dia benar Jiro, ayo kita kesana",ujar Yae Miko sambil berlari dan melawan musuh ditempat tersebut
Begitu mereka pergi, Jiro dan Yae Miko terbang ke arah timur laut bahkan, mengikuti asap yang kebakaran hebat hingga mereka melihat Yuda sedang membakar atau menyerang seseorang yang mencoba melindungi warga desa Konda. Jiro dan Yae Miko terkejut Yuda sedang melawan Kazuha sendirian di tempat tersebut, lalu Yuda pun berusaha menyerang Kazuha dengan anemonya hingga tak lama kemudian, dia mulai serangan api dan terjatuh dan meledak saat Yuda telah mengenai dia.
"Yuda, dia datang kesini mencari potongan papan gambar itu",ucap Jiro didalam hati sambil mendarat dan berlari bersama Yae Miko untuk menyelamatkan Kazuha yang terkena serangan Yuda yang sedang mengeluarkan apinya dipedangnya
"ahahahaha, menyerahlah kau, kau tidak bisa berbuat apa-apa anak muda",ujar Yuda yang melihat Kazuha terluka akibat serangan sambitan pedang dari Yuda bahkan, dia memperlihatkan sebuah api berwarna hitam membuat Kazuha terkejut dan berkata,"dia..... dia mengeluarkan api hitam, bahkan aku bingung..... dia datang kesini tujuannya untuk apa",ujarnya didalam hati lalu, melihat Yuda yang bersiap-siap untuk menyambit dari atas kebawah membuatnya kaget dan tidak bisa berbuat apa-apa hanya melihat dia yang siap untuk encabut nyawa dengan pedang api oleh Yuda. Tiba-tiba, Jiro datang dan mempertahankan serangan yang dilakukan Yuda bahkan, Yuda melihat pedang Jiro mampu menangkis serangan tersebut dan berkata,"Hah, kau lagi",ujarnya sambil melompat kebelakang"
"kau tidak apa-apa kan, Kazuha?",ucap Yae Miko yang berada di depan Kazuha yang berusaha untuk berdiri sambil memegang pedang dan siap untuk membantu Jiro yang sedang bertarung melawan Yuda
Kazuha melihat aksi yang dilakukan Jiro melawan Yuda dengan gerakkan pedangnya sangat cepat serta mengeluarkan petir ungu atau elemen electro yang dikeluarkannya, bahkan Yuda pun berusaha melihat pergerakkan pedang tersebut dan bertarung lagi.
"aku tidak akan menyerah untuk mencari potongan itu, anak muda aneh",ujar Yuda sambil menahan serangan pedang dari Jiro lalu, Jiro menjawab,"kau tidak bisa merebut potongan papan gambar dan tidak akan bisa melawanku",ujarnya kepada Yuda
"Hmmm, akan aku buktikan",ujar Yuda sambil melompat kebelakang hingga mengeluarkan api yang berbentuk lingkaran bahkan, Jiro melihat api tersebut yang menyala-nyala hingga dia melihat Yuda bersiap untuk menyerang dirinya dengan serangan besar, membuat Kazuha dan Yae Miko terkejut dan berusaha mundur karena, tidak tahan melihat mereka berdua. Lalu, Kazuha melihat Jiro yang sedang bertahan dari serangan tersebut dengan pedang electonya bahkan, Yuda semakin marah kepada Jiro dan berkata,"kau..... akan..... mati...",ucapnya kepada Jiro yang tidak mengeluarkan sepatah katapun yang diucapkan
begitu pedang Yuda di sambit, Jiro mampu bertahan dari sambit pedang darinya yang terus mengeluarkan api dipedangnya bahkan, Yuda semakin marah besar hingga merasakkan kebalnya api dimana-mana dan mengumpulkannya. Kazuha melihat api yang berada dirumah desa bergerak dan dikumpulkan ke Yuda hingga mengerti tentang rencana dia dan berkata,"ini..... pasti serangan yang sangat besar",ucapnya didalam hati bahkan, dia telah merasakkan yang telah direncanakan Yuda sambil berteriak kepada Jiro yang sedang serius,"Jiro hati-hati! Dia mengeluarkan serangan besar, kau akan mati olehnya",ucapnya
"wah! Kau sudah gerak-gerikku ya? Baiklah",ujar Yuda sambil mengalihkan pedangnya ke atas untuk mengumpulkan seluruh api yang menyambar disekitar desa Konda hingga api di sudut pedangnya mulai membesar dan mengalir ketubuh Yuda dan berkata,"ingat, jika kau tidak menyerahkan potongan gambarmu kepadaku, inilah akibatnya serangan besar dan muda terbakar",ujar Yuda sambil menatap Kazuha yang sudah mengetahui kelemahannya,"dan dia..... dia tidak mengalahkanku dengan kobaran api yang membara dan menyerapnya didalam tubuhku ini, apakah kau bersedia untuk menyerahkan potongan papan gambar itu kepadaku, anak muda?",ucapan Yuda sangat dibesarkan namun, bagi Jiro hanya mendengar ucapannya saja. Lalu, dia akan mengeluarkan element electronya yang berada didalam tubuh bercakra ungu, kemudian dia mengeluarkan pancaran petir dari pedangnya saat Jiro menggerakkan pedangnya sampai atas dalam putaran Sembilan puluh derajat.
Begitu dia mampu berputar tersebut, muncul petir-petir dimana-mana dan menyambarnya berwarna ungu, Yae Miko kaget melihat kekuatan yang dimilikinya sangat besar bahkan, seluruh alam semesat berwarna hitam karenanya, Raiden Shogun terkejut melihat gumpalan awan tersebut yang misterius. Kemudian, dia mengamati situasi kota Inazuma maupun desa Konda di sebelah timur laut hingga dia melihat pancaran sinar elemen electro yang siap untuk melawan Yuda, Yuda berkata dengan nada sombong,"oh, kau ingin begitu rupanya?",ucapnya sambil menggerakkan pedangnya dan memegang dengan tidak melipatnya hanya menahan dan mengeluarkan api yang membara, Kazuha gugup dengan kekuatan tersebut kemudian, Jiro pun sudah menyiapkan untuk menyimpan kekuatan energi Electronya didalam pedang. lalu, dia bersiap untuk membunuh Yuda dengan pedang miliknya yang bercahaya ungu kehitaman.
"baiklah daripada diam saja, aku siap membunuhmu anak muda, rasakkan ini",ucap Yuda sambil bersiap untuk menyambitnya dari atas namun, Jiro mampu menahan serangan tersebut dengan cara mengesampingkannya serta besi abu-abu mencoba menahan pedang milik Yuda dan berkata,"kau tidak bisa mengalahkan aku!!!",ujarnya sambil mendorong pedang Yuda kebelakang membuat dia terkejut melihat kekuatan tersebut dan merasakkan dirinya didorong olehnya dan berkata,"apa? Ini..... tidak mungkin?",ucapnya sambil mundur kebelakang hingga mendarat di atas tanah bebatuan tinggi
Jiro melihatnya sambil bergerak untuk membalasnya hingga Yuda melihatnya dan berusaha untuk menahan serangan Jiro yang mengeluarkan petir di pedangnya, Kazuha terkejut dan kaget melihat kekuatan Jiro yang begitu besar dan berkata didalam hati,"dia... sama seperti Raiden Shogun rupanya, apakah dia..... adalah..... puteranya? Atau... siapanya dia....",ujarnya yang kaget melihat pertarungan yang sangat sengit antara Jiro melawan Yuda untuk merebut potongan papan gambar yang misterius. Lalu, Yae Miko melihat seluruh warganya untuk mengungsi ketempat yang aman sambil mengajak Kazuha untuk menjauh darinya agar tidak terkena serangan mereka.
Yuda melihat pergerakkan Jiro sangat cepat dengan sambitannya serta elemennya pun bersatu untuk membunuh dirinya dan berkata,"kau tidak bisa seperti itu anak muda! Kau hanya bisa menyambitku beberapa kali kepadaku bahkan, kau tidak berguna!!!",ujar Yuda dan mengeluarkan serangan besar saat pedang Jiro menjauh atau tidak menyerang dirinya Dia bersiap untuk menyambitnya dari atas kebawah bahkan, siap untuk membunuh Jiro mengenai kepalanya. Jiro melihatnya, dan berusaha untuk menahan serangan tersebut dengan pedangnya hingga berhasil dicegat hingga Yuda berkata,"apa?! Ini tidak mungkin, padahal... selama ini dia sulit untuk menyerang dari atas, dia mampu mengetahui pergerakkan aku dari atas!!",ujarnya didalam hati sambil melompat ke atas dan melihat Jiro bersiap untuk mengeluarkan petir ungu dari atas, kemudian Yuda melihat cakra Inazuma berbentuk bola mata electro muncul seketika dan bersiap untuk mengeluarkan serangan yang sangat berbahaya, the dark lightning hingga muncul seketika membuat seluruh warga kaget termasuk Kazuha dan Yae Miko melihat Jiro telah membunuh Yuda dengan petir ungunya. Kemudian, tubuh Yuda terlempar ke samping akibat serangan tersebut, Jiro pun merasa percaya diri setelah bertarung melawan dia dengan kekuatannya jauh lebih besar dibandingkan dengan lainnya. Bahkan, Yuda merasakkan sakit akibat tubuhnya jatuh mengenai bebatuan keras hingga mampu untuk bangkit sambil menatap Jiro dan berkata,"ingat ya anak muda! Aku tidak akan kalah darimu!",ujarnya sambil memegang pedangnya dengan erat serta bersiap untuk menyerangnya ke arah Jiro sebagai serangan terakhirnya, Jiro pun bersiap untuk menahan serangan yang dilakukan Yuda. Bahkan, Kazuha dan Yae Miko pun melihat serangan mereka berdua yang masih belum kalah. pedang Yuda pun siap menyambitnya dari depan hingga bergerak kesamping dalam pedangnya, bahkan Jiro pun melihat pergerakkan pedang maupun elemen api yang dikerahkan Yuda untuk menyerang dirinya dengan ledakkan api yang sangat besar hingga terdengar ke pulau Teyvat termasuk Mondstadt dan Liyue selain melihat pemandangan cuaca mendung di atasnya.
Yae Miko merasa khawatir dengan kondisi Jiro yang sedang melawan Yuda, musuh yang seimbang dengan elemen yang berbeda, Kazuha kaget dengan wajahnya tersebut melihat Jiro mampu menahan serangan bayangan api yang dikendalikan Yuda. Kazuha berkata didalam hati,"dia..... dia mampu mengalahkan dia?",ucapnya
Jiro mendorong pedang Yuda yang mau menyambitnya hingga dia bersama pedang api hitamnya terlempat ke udara dan mendarat di batu, Jiro melihatnya sambil berjalan dan mengeluarkan pedang hingga sudut pedangnya ke atas sehingga cuaca hitam menghilang menjadi cahaya kembali dengan cepat. Sinar mentari mulai tampak di penjuru Teyvat, Jiro mulai mendekati Yuda yang sedang berusaha untuk bangun sambil menatap Jiro yang serius dan berkata kepada Jiro,"anak muda, dengar..... aku belum kalah darimu, dan aku menguasai Inazuma ini dan juga negerimu.....",ucapnya walaupun Jiro terdiam hanya menyodong pedang ke arahnya serta tanpa mengeluarkan apa-apa.
"begitu ya anak muda? Hmmm, kau akan kalah di suatu saat nanti",ucapnya kearah Jiro yang menyodong pedangnya bahkan, dirinya menghilang dengan keluarlah bayangan hitam misterius dimana Yuda menghilang setelah kekalahan tersebut melawan Jiro, lalu Jiro memutuskan untuk menyodong pedang ke arahnya setelah menghilang. Yae Miko dan Kazuha pun bertemu dengan Jiro yang telah berhasil mengalahkan Yuda dengan pedang electro, lalu pedang tersebut disimpan dibelakang dan menghilang. Yae Miko berkata kepada Jiro,"Jiro, kau tidak apa-apa kan?",ujarnya sambil melihat kondisi Jiro
"oh, Jiro disitu rupanya",ucap Itto yang mengikuti pergerakkan petir pergi yang menghadap Jiro yang sedang bertarung melawan musuh,"jadi, kau yang melakukan bertarung melawan musuh disini?",tambahnya
Jiro memangkuk kepalanya hingga melirik ke arah Sayu yang sedang melihat Jiro yang terdiam lalu, Jiro berkata,"Sayu, apakah potongan gambar masih aman?",ujarnya
"ada Kak Jiro",jawab Sayu kepada Jiro,"emangnya kenapa?",tambahnya
"Kakak, menemukan sebuah potongan lagi",ucapnya dan memperlihatkannya kepada Sayu
Sayu melihatnya lalu, memegangnya hingga menyimpannya di papan gambar yang kosong kemudian, dia melihat Jiro yang sedang asyik bicara bersama Arataki Itto dan Kazuha bahkan, mereka pun pergi ke kota walaupun desa Konda selamat dari ancaman Yuda, musuh mencari potongan papan gambar yang misterius. Hingga Sayu pun menemukan potongan papan gambar yang nyambung dengan potongan gambar lainnya yang sudah ditemukan kemarin bahkan, dia pergi dan ikut bersama mereka setelah bertarung melawan Yuda di desa Konda sampai keluar dari desanya.
***