Di sekolah, Jiro melihat yang lainnya sedang asyik bermain dikelas walaupun tidak ada guru seni budaya yang akan mengajar kepada murid membuat sang murid melupakan tugas dari sang guru, Andrian yang tidak kunjung datang kedalam kelas. Maka dari itu, Jiro pergi berpura-pura ke toilet, hingga melihat keruang guru untuk mencari Bapak Andrian, seorang guru seni budaya yang tak kunjung datang namun, Jiro melihat semua guru kebingungan untuk mencari alamatnya karena, didalam kertasnya sudah ada jalan alamar rumah sang guru Andrian tidak ada rumah ditempat tersebut membuat semua orang kebingungan. Bahkan, Jiro berfikir bahwa sang guru tak datang yang sangat mencurigakan dengan omongan kemarin, dimana sang guru Andrian pernah menemuinya.
Jiro kebingungan hingga langsung pergi kedalam kelas namun, saat sampai dikelas kawan-kawan Jiro tidak ada atau pulang karena bel berbunyi untuk pulang, lalu Jiro kebingungan sambil jalan kaki dan melewati beberapa kelas disampingnya dan kebingungan mengenai hilangnya sang guru seni budaya di SMA Sumedang. Bahkan, curiganya dia mengenal perempuan yang Jiro suka dan mengenal negeri tersebut dan tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk Jiro dari belakang hingga tubuh Jiro berbalik dan melihat Pak Andrian membuatnya kaget.
"Haaah, Bapak? Kenapa ada disini?",ujar Jiro kepada Andrian yang sedang tersenyum ke arah Jiro
"Jiro, maaf Bapak hanya pergi ke toilet jadi, Bapak nggak bisa ngajar tadi",jawab dengan malu-malu kepada Jiro
"lalu, orang-orang di ruang guru bilang Bapak selalu tidak ada apakah benar Pak? Dan alamat rumah Bapak, jalannya hutan...",ucap Jiro hingga kebingungan untuk meneruskan omongannya kepada Andrian
"oh itu? itu salah ketik Jiro, alamat bapak di perum bukan dihutan. Bapak lupa kalau ketik alamat rumah bapak selalu gitu, Jiro",ujar Andrian dengan rasa berbohong kepada Jiro
"jadi, alamat rumah bapak sudah lama ya ditempat itu?",ujar Jiro menanyakan alamat rumah Andrian
"iya, sudah lama sekitar lima tahun Jiro",jawab Andrian kepada Jiro yang kebingungan
"Jadi Bapak tidak akan berubah alamatnya begitu?",Ujar Jiro menanyakan alamat Andrian yang akan dirubah
"iya tapi, Bapak tidak bisa mengubah ktp Bapak karena, tidak punya uang. Bahkan, Bapak masuk ngajar baru sekitar dua bulan lamanya disini",ujar Andrian dengan menjawab kepada Jiro
"begitu ya? Haaah, ya sudah Pak, aku pulang dulu",Jiro meninggalkan Andrian disekolah sambil menaiki sepeda untuk pulang kerumah
Saat Jiro ditengah jalan, sambil berhenti melihat mapu merah menyala, Jiro mendengar salah satu ibu-ibu sedang berbicara seseorang di sampingnya tentang seorang laki-laki pergi kedalam hutan dekat dengan daerah persawahan atau dibelakang rumah Jiro. Lalu, saat lampu hijau menyala, Jiro langsung menggoes sepedanya sambil pergi kedalam rumah namun, saat sampai didepan rumah tiba-tiba saja, ada seseorang yang tidak jelas dimatanya hingga Jiro langsung pergi kedepan hingga mengikuti seorang laki-laki yang tidak jelas dimata Jiro yang sangat mencurigakan baginya. Begitu mengikutinya, hutan berada didepan mata serta melihat orang dengan pakaian kaos biru muda dengan celana abu-abu sedang pergi kedalam hutan yang ada didepan bahkan, Jiro akan masuk kedalam hutan terlarang. Lalu, Jiro bersiaga bahkan, pakaiannya pun berubah menjadi pakaian Inazuma dengan pedang samurai di perut pinggang yang berada disebelah kanannya. lalu, Jiro melihat seorang laki-laki yang berhenti berjalan menghadap diri, hingga muncul pasukan samurai yang sangat besar dengan menggunakan pedang besar hingga mengeluarkan serangan gempa yang dahsyat didalam hutan.
Jiro melihatnya sambil menghindar dengan melompat ke udara dan menggibasnya, bahkan petir dipedangnya dikeluarkan hingga mengenainya sambil terjatuh kebelakang, hingga bangkit lagi dan berdiri sambil melihat Jiro yang berada di atas untuk menyerangnya dengan pedang samurai. Musuh muda untuk mundur dari serangan Jiro, hingga mendarat dan mengeluarkan petir ungu dibawah tanah sambil melihat sang tentara samurai yang mundur kebelakang hingga berhenti dan menatapnya.
"Dasar, dia musuh disini rupanya",ujar Jiro dengan serius tatapannya hingga melihat samurai mencoba untuk berlari ke arahnya dan menggibasnya namun, Jiro berhasil menghindari serangan tersebut sambil berada di samping kanan dan tatapannya tajam ke arah musuh yang mencoba menyerangnya. Lalu, sang samurai akan mencoba untuk mengeluarkan petirnya lagi ke arah Jiro membuatnya terkejut hingga menghindar bahkan, Jiro melihat pergerakkan musuh yang selalu bergerak kedepan dan kebelakang maupun ke samping dan ke kanan tidak lompat saat mengejar dirinya.
"Jadi begitu rupanya aku akan menyerang tentara samurai itu, pasti elemen electron sama seperti aku. Akan aku buktikan bahwa aku seorang Electron juga",ujar Jiro dengan semangatnya bertarung melawan samurai berelemen Electron didepan mata
musuh mulai bersiap-siap untuk maju hingga berlari kedepan, Jiro mewaspadai pertempuran melawan sang samurai dengan kekuatan yang sama dengannya, namun sang samurai akan mengeluarkan serangan electron ke arah Jiro yang membuatnya sedikit gugup dan berusaha mengeluarkan perisai segi enam atau dijuluki Hexagon Kamuno. Jiro tetap bertahan dengan tamengnya tersebut dimana musuh akan menggibas dengan pedangnya ke arah Jiro yang berusaha melindung dari serangan musuh. Lalu, musuh mulai kewelahan bahkan, Jiro siap untuk mengeluarkan serangannya ke arah tentara samurai yang diam berdiri.
"Sekarang, giliranku, rasakan ini!!!!!", ujar Jiro sambil mengeluarkan enam petir dan berhasil menghancurkannya dengan mengepung musuh hingga mengeluarkan sengatan petir di dalamnya sehingga musuh pun mulai tewas dengan serangan yang dilakukan Jiro, membuat musuh lelah karena, seluruh kekuatannya diserap oleh Jiro,"Hah, aku telah menyerap kekuatanmu, wahai musuh",tambahnya
Jiro melihat musuh tersebut menghilang, lalu melihat kedepan tidak ada seorang laki-laki didepan matanya membuatnya kebingungan sambil berlari untuk mencarinya hingga melihat dibawah merupakan tempat bukit terjal hingga Jiro membuka sayapnya dan turun kebawah dengan pelan. namun, beberapa saat dibawahnya semakin gelap gulita bahkan, Jiro tidak bisa melihat apapun di tempat dataran paling bawah hingga muncul mata merah dan ternyata naga Huruki bersembunyi didalam hutan hingga mencoba menyerangnya. Jiro kaget melihatnya hingga menjauh darinya dengan berusaha terbang bahkan, menjauh dari serangan tersebut sambil melihat musuh muncul dari ruang bawah tanah ke hutan belantara membuat Jiro kaget melihatnya.
"Dia... Dia disini rupanya tempat persembunyian naga Huruki",ujar Jiro yang telah menemukan sarang naga Huruki yang berada didalam hutan
naga Huruki muncul seketika sambil terbang ke udara, Jiro melihatnya serta ekornya panjang dan mengerikan bahkan, siap bertarung tanpa ampun membuatnya serius untuk bertarung melawannya. Dengan Archonnya, Jiro memegang pedangnya bahkan, naik ke atas dengan mengeluarkan tiga sampai enam petir disetiap kelilingnya. Jiro merasakan kekuatannya lebih besar dan berbahaya dapat menghancurkan naga Huruki, hingga sang naga berteriak keras membuat seluruh kota sampai rumah-rumah kecil terdengar teriakkan tersebut. Yae Miko dan Risa mencoba keluar dari rumah sambil melihat naga hitam bergaris kuning pergi kekota Sumedang membuat Yae Miko terkejut melihat makhluk tersebut bahkan, kota Sumedang menjadi sasaran sang naga Huruki sehingga warga ketakutan akan penyerangan naga Huruki di kota.
"dimana Jiro? Kok bisa ada naga seperti itu",ujar Risa yang terkejut melihat serangan api kuning dan membakar gedung-gedung tinggi di kota Sumedang
"ini tidak bisa dibiarkan Risa, ayo kita kesana sebelum warga Sumedang terkena ancaman krisis ini",ucap Yae Miko berlari ke arah kota namun, Risa membuka teleportasi sambil mengaktifkannya serta dikirim ke kota sambil melihat warga terluka serta melihat naga mencoba menyerang pemukiman warga di kotanya
"Gawat! Dia akan mengeluarkan serangan itu, Berlindung!",ujar Yae Miko melihat serangan mengerikan sang naga Huruki yang bersiap menghancurkan kota yang ganas dan panas
Mereka berhasil menghindar dari naga Huruki lewat mulutnya, lalu marah besar karena tidak mengenai mereka berdua namun, muncul serangan petir Electron yang mampu memukul naga tersebut. Jiro muncul di depan mata Risa dan Yae Miko sambil menemuinya, dan berkata,"Jiro bagaimana bisa makhluk itu ada diduniamu?",ujar Yae Miko terkejut melihat makhluk tersebut
"ceritanya panjang Kak, yang penting kita harus lawan naga itu sebelum kota ini ludes habis olehnya",ucap Jiro yang sudah siap bertempur melawan sang naga Huruki
"baiklah, kita akan lawan naga Huruki itu, Jiro! Risa! Kita bertiga yang akan siap untuk melawannya", ujar Yae Miko yang serius sambil melihat sang naga yang menggoyangkan ekornya sebagai penyimpanan energi api kuning yang ganas
"Kak, kita harus patahkan ekornya, agar mengurangi kekuatan yang dimilikinya",ujar Jiro memberi kelemahan sang makhluk tersebut
"baiklah, Kakak percaya denganmu",ucap Yae Miko sambil menghindar dari serangan naga Huruki bersama Jiro dan Risa
Risa akan berubah seragamnya menjadi seragam Inazuma dengan elemen Pyro, warga yang terpesona dengan mereka yang sedang melindungi warga ditempat yang aman dari serangan musuh. Bahkan, Jiro melihat warga yang mengetahuinya dan wajahnya serta dirinya sebagai pahlawan kota Sumedang dari ancaman naga Huruki hingga, Jiro semangat untuk mereka sambil turun kebawah dan fokus terhadap musuh sambil mengeluarkan serangan Electron petir ke arah naga tersebut di udara.
"dia akan mengeluarkan serangan api",ucap Risa dengan rasa takutnya akan serangan Huruki yang mengerikan
"tenang, Jiro akan melawan dia",ujar Yae Miko yang semakin percaya diri melihat Jiro beraksi untuk membunuh naga Huruki
Jiro berlari dengan cepat hingga bersiap untuk menggibas ke arah sang naga Huruki yang mengamuk dan mengeluarkan semburan api kuning yang mengerikan membuat Risa dan Yae Miko terkejut melihat serangan darinya. Bahkan, Jiro masih kuat untuk melawan dengan berkat bala bantuan taktik pelindungnya, Jiro mampu menangkap naga tersebut hingga menyetrumnya dengan kekuatan electron hingga kesakitan yang keras.
"Kak Miko! Risa! Sekarang, serang dia!",ujar Jiro untuk mereka menyerang sang naga Huruki yang turun kebawah dan lemas
"baiklah dia mulai lemas Risa",ujar Yae Miko ke arah Risa yang bersemangat bertempur
"baiklah, rasakan ini",ucap Risa sambil bergerak kedepan dan mengeluarkan Pyronya di ujung tombak yang sangat tajam
Risa mencoba memukul naga tersebut, hingga mengenai bagian atas kepala sang naga hingga berhasil mengenainya sambil menghindar lalu, Yae Miko datang dengan kekuatan electronnya serta mengeluarkan rubah dari belakang untuk menyerang musuh. sang naga melihat kekuatan yang dimiliki Yae Miko, dengan rubah di belakang hingga menyengatnya yang sangat dalam hingga pingsan.
"bagus Kak Miko",ujar Risa merasa kagum terhadapnya
"tidak, ini tidak bagus",jawab Jiro melihat naga Huruki yang masih bisa bernafas,"dia masih hidup",tambahnya sambil melihat naga tersebut terbangun hingga membuka kedua matanya bahkan, membalasnya dengan serangan bola api kuning yang begitu besar dan mengerikan
"Apa?! Gawat!",ucap Risa dengan takutnya akan serangan besar dari sang naga Huruki
Yae Miko terkejut melihat sang naga bersiap-siap untuk serangan besarnya ke arah mereka sampai penduduk kota Sumedang yang ada ditempat tersebut, lalu bola api kuning mulai dilepaskan hingga mereka mencoba menghindar walaupun bola api kuning sangat dahsyat ledakkannya. Ketika mereka berusah berlindung, namun serangan tersebut dapat ditangkis hingga Jiro dan yang lainnya melihat Raiden Shogun datang ke kota Sumedang yang berantakkan. Yae Miko melihat dia dengan mengeluarkan bayangan tangan yang mencoba untuk menangkap bola api kuning yang mengerikan hingga memerasnya menjadi kecil dan menghilang begitu saja. Bahkan, dia mengeluarkan pedangnya dan siap bertarung melawan sang naga sambil berkata,"Jiro! Risa! Yae Miko! kalian harus membunuhnya dibagian ekornya",ujar Raiden Shogun yang telah mengetahui kelemahan musuh.
"baik",jawab Jiro sambil bersiap untuk melawan naga Huruki yang menggoyangkan ekornya
"sepertinya aku bagian nanti, saat mereka mencoba membunuhnya dari depan",ucap Risa didalam hati sambil mundur namun, disetiap sampingnya muncul tentara samurai yang berpihak pro musuh. Risa terkejut melihatnya dan bersiaga untuk menghadapinya,"ternyata ada kalian untuk menyerangku?",tambahnya
seluruh tentara Samurai terdiam hingga mengeluarkan pedang samurai dan bersiap menyerang Risa sendirian didalam kepungannya, lalu salah satu tentaranya maju kedepan sambil menyambitnya dari belakang. bahkan, dia menhindar sambil mencoba menusuk salah satu tentaranya yang tidak menyerang Risa dengan tombaknya hingga mengenainya dan mencabut tombak Risa sambil melanjutkan untuk menyerang mereka lagi. Risa akan menggibasnya hingga mengeluarkan api pyro di ujung tombaknya bahkan, musuh mulai mengenai serangan tersebut serta maju lagi hingga Risa akan mengeluarkan serangan besar lagi dengan cara berputar dan keluarlah api di depannya sehingga musuh mulai terbakar di badannya karena tombak ujungnya. Lalu, tiba-tiba, Risa melihat naga Huruki melewatinya hingga melihat Jiro dan lainnya mengejar sang naga, Risa akan mengejar naga tersebut setelah berhasil membunuh para tentara samurai yang mencoba mengepungnya. Lalu, dia berada di perempatan jalan lampu setopan, hingga warga kaget dengan kehadirat sang naga Huruki yang mencoba mengeluarkan serangan bola api kuning yang mengerikan ke arah para warga didalam mobil, Jiro berusaha untuk maju dan berhenti di tempat namun, Yae Miko dan Riden Shogun melewatinya dan siap bertarung melawan sang naga yang sedang turun kejalan hingga siap menyerang mereka berdua.
"kalau begini terus, bakal lama untuk membunuh mereka, aku harus pergi kesamping",ujar Jiro melihat mereka bertarung dari depan
Jiro pun akan menyerangnya dari samping, untuk memotong tubuh sang naga Huruki dengan pedangnya lalu, bersiap-siap untuk menyerangnya dari samping hingga sang naga mengalami kesakitan di bagian tubuh belakang. Raiden Shogun kaget melihat naga mulai lemas dan kesakitan hingga Yae Miko melihat Jiro sedang memotong tubuh naga dari samping hingga sang naga mulai berteriak histeris sambil mengeluarkan serangan api kuning didalam mulutnya ke atas. Raiden Shogun melihat sang naga mulai kesakitan dan berkata,"Jiro telah menyerang dari samping, baguslah",ucap Raiden Shogun hingga siap bertarung dari samping sambil melihat gerak-gerik naga Huruki
Risa datang dengan berlari ke arahnya hingga melihat naga sedang menyemburkan api ke arah Raiden Shogun dan Yae Miko dan mulai bergerak, hingga Risa mulai serius sambil melompat ke atas dan bersiap untuk menyerangnya dengan busunya. busur yang digunakannya digibas dengan mengeluarkan api ke arah sang naga hingga melukai bola matanya dan membuatnya marah dengan berteriak besarnya sambil menghadap Risa yang sampai di depan sang naga.
"ayo! kita bertarung denganmu, naga",Risa yang siap dengan tombaknya hingga mendengar naga berteriak histeris dan menyerang dengan semburan api kuning
Risa merasa percaya diri hingga mampu mengeluarkan perisai pelindung dari serangan semburan api dan bersiap untuk serangan balasan ke arahnya, yaitu circle Hell yang merupakan serangan tombak dengan api hingga tubuh Risa pun mulai bergerak tampak seperti gasing dengan memancarkan api yang sangat panas neraka. hingga mengenai tubuh samping tengah sang naga membuat Yae Miko terkejut dengan kekuatan yang dimiliki Risa hingga Jiro yang telah mengeluarkan elemen yang lebih. Bahkan, mereka telah berhasil membunuh sang naga dengan cepat, membuat Yae Miko terkejut dan kagum dengan mereka berdua dimana sang naga Huruki telah tewas akibat serangan mereka berdua.
makhluk mistis tersebut mati, di perempatan jalan lalu lintas, Jiro dan Risa telah berhasil mengalahkan makhluk sang naga Huruki hingga menghilang begitu saja membuat Risa terkejut melihatnya sambil melihat Raiden Shogun dan Yae Miko berjalan ke arahnya.
"kalian hebat Risa! Jiro!",cap Yae Miko dengan naga kagum ke arah mereka berdua
"hah, terimakasih Kak. Lalu, makhluk itu apakah dia muncul lagi?",ucap Jiro menanyakan keberadaan sang naga Huruki yang sudah tewas
"tidak, dia tidak akan ketempat ini lagi Jiro, dia sudah tewas bahkan, menghilang begitu saja",jawab Raiden Shogun kepada Jiro
Begitu mereka menghadap Yae Miko dan Raiden Shogun, Risa berbalik badan bersama Jiro dan muncul sesosok seorang laki-laki memakai jas hitam hingga menyembunyikan wajah tersebut. Raiden Shogun dan lainnya terkejut muncul seorang laki-laki tepat didepan mata, membuat Jiro kaget melihatnya dan berkata,"hah, dia lagi?",ucap Jiro dengan terkejutnya melihat seorang laki-laki misterius namun, dia mencoba membuka wajah tersebut dari tempat persembunyiannya. Hingga muncul se sosok laki-laki tersebut yang ternyata adalah guru Andrian, Jiro dan Risa kaget melihat wajah tersebut dengan senyumannya ke arah mereka berdua dan berkata,"Bapak guru?",ucap mereka berdua kepada Andrian
"iya, ini Bapak guru nak, kau telah mengalahkan dia",ujar Andrian kepada mereka berdua
"jadi..... selama ini.... Bapak yang mencuri cat putih tulang milik Mamah....",ucap Jiro yang telah mengetahui pelaku tentang kejadian kemarin, mencuri cat putih milik Raiden Shogun
"iya, kau telah berhasil mengalahkan naga Huruki yang merupakan naga penghancur pulau",ujar Andrian kepada Jiro sambil melihat Raiden Shogun menangis dan ingin menemuinya dengan dekat
"Andrian..... selama ini..... kau tidak ada dimana.....",ucap Raiden Shogun dengan bernada sedih dengan melihat Andrian tidak ada di suatu tempat, Inazuma
"maafkan aku, Raiden. Aku tidak bisa menemui lagi karena itu",Andrian tersenyum dan tidak mau mengatakkan sesuatu kepadanya namun, Raiden Shogun memegang tangan kepadanya sambil mengatakan sesuatu,"Andrian, aku ingin dekat bersamamu sekali saja. Aku tau kau sungguh mencintaiku sejak kau melihatku",ujar Raiden Shogun yang menangis melihat wajah Andrian tampak ganteng
"baiklah, Raiden Shogun. Aku juga ingin mengatakan kau sejujurnya tapi, aku sulit untuk mengatakan itu sebelumnya karena, aku takut marah",ujar Andrian dengan senyuman malunya kepada Raiden Shogun sambil melihat Raiden Shogun tersenyum melihatnya
"aku tidak marah Andrian, aku hanya sedih kehilanganmu",ujar Raiden Shogun sambil memeluknya dan berkata lagi,"tolong, beri aku kesempatan untuk menemanimu, Andrian",tambahnya hingga merasakan pelukkan dari Andrian
"iya, baiklah Raiden",ucap Andrian sambil menggaruk kepala Raiden Shogun sambil tersenyum
"ooh, Bapak Guru dulunya pernah disana rupanya",ujar Jiro yang telah mengetahuinya
"iya Jiro, sejak dulu dia pergi ke negeri Inazuma, sudah lama dia disana bahkan, muncul serangan naga Huruki yang menakutkan itu. Dia mencoba untuk melawannya, bahkan dia melindungi salah satu teman anggota Inazuma, Ayaka",ujar Yae Miko tentang kronologi dari sang guru seni budaya sampai menjadi hantu
"terus, dia kembali kenegeri Inazuma Kak?",ucap Jiro menanyakan Andrian yang seolah-olah Andrian kembali ke Inazuma
"tidak, dia tidak kembali ke negeri Inazuma. Dia mengorbankannya demi negeri Inazuma karena naga Huruki yang berbahaya",jawab Yae Miko kepada Jiro
"ya ampun, aku bertemu dia disekolah sebagai Bapak guru seni budaya. Bahkan, aku baru tau kalau Bapak adalah pelaku tentang kejadian mencuri cat putihku Kak Miko",ujar Jiro yang mengetahui tentang Andiran, guru seni budaya disekolahnya
Akhirnya, mereka pergi ke negeri Inazuma hingga Andrian melihat pemandangan indah di tempat tersebut saat menjelang sore tiba, hingga melihat pemandangan pulau dari atas bersama Raiden Shogun disampingnya. Jiro melihat mereka berdua tampak sedang bercintaan hingga Andrian mencoba untuk merayu Raiden Shogun karena, dia telah mengenal sejak dahulu kala bahkan, dia sedih karena tewas dan menjadi hantu selamanya.
"aku ingat seperti ini saat kita berjumpa denganmu, Raiden",ujar Andrian yang mencoba memegang tangan kanan Raiden Shogun hingga menciumnya
"bukannya, waktu itu kau pulang ke apartemen dengan memegang tanganku ini?",ucap Raiden Shogun dengan lemah lembut kepada Andrian
"aaah, iya aku lupa dan aku selalu begini dan konyol melihatmu, cantik. Dan aku memang konyol karena, aku takut jika kau menerimanya cintaku padamu, akan seperti ini,"ujar Andrian dengan perasaan malu karena takutnya ditolaknya cinta darinya
"tidak, aku sungguh mencintaimu",ujar Raiden Shogun dengan jujur kepada Jiro
"apakah kau yakin? Kau cinta padaku Raiden?",ujar Andrian yang masih tidak percaya dengan omongan Raiden Shogun
"iya, kau selalu melihat kepadaku, bahkan aku tau kau orang yang aku cintai selama hidupmu dan matimu seperti ini, Andrian",ujar Raiden Shogun dengan nada sedih bercampur senang
"aku juga sama Raiden, walaupun.... aku ini pemalu",ujar Andrian kepada Raiden Shogun dengan merasa sedih didalam hati hingga keluarlah air mata karena, Andrian mendengar perkataannya sangat cinta padanya,"aku bersyukur tapi, sudah terlambat bagiku, Raiden Shogun",tambahnya
"tidak apa-apa, Andrian",ujar Raiden Shogun sambil membersihkan kedua air mata Andrian dengan kedua tangannya
"ternyata, kau sungguh mencintaiku.... aku baru dengar perkataan itu sekarang, tapi.....",ucap Andrian ditutup dengan dengan tangan kanan Raiden Shogun
"iya aku tau Andrian, walaupun kau masih ada dan arwahmu disini, aku akan menemanimu sekali lagi",ujar Raiden Shogun kepada Andrian
Malamnya, saat berada di ruang penyimpanan koleksi lukisan, Andrian terkejut melihat hasil lukisan terakhir di papan, dimana melihat lukisan tersebut sangat indah di dinding hingga Raiden Shogun tersenyum melihatnya.
"jadi..... kau menyimpan.... lukisanku disini?",ujar Andrian kepada Raiden Shogun
"iya, aku menyimpan lukisanmu dengan ukuran besar, sebagai kenangan dan orang yang tercinta sepertimu",jawab Raiden Shogun hingga tersenyum ke arah Andrian
"yaaah, bagus juga",ujar Andrian sambil melihat lukisan yang belum jadi di meja,"lalu, ini lukisan siapa?"
"itu lukisan kepunyaan Jiro Andrian",jawab Raiden Shogun kepada Andrian
"bagus sekali, sebaiknya lukisan ini harus cepat beresin dan disimpan di dinding juga",ujar Andrian menyuruh Raiden Shogun untuk melanjutkan melukis kepadanya
"iya, nanti aku bicara dengan Jiro",balas Raiden Shogun kepada Andrian
"yaaah, lukisan buatannya.....",ucapan dan kata-kata Andrian mulau terputus membuat Raiden Shogun terkejut mendengarnya
"Andrian?",ujar Raiden Shogun kaget melihat Andrian sedang mengeluarkan kata-kata kepada dirinya hingga Andrian berhenti bicara hingga tersenyum ke arahnya
Andrian dan Raiden Shogun ingin bicara dengan tatap muka, bahkan Andrian menyiapkan kuas dan kanvas untuk menulis sesuatu,"Raiden Shogun, apakah kau baik-baik saja?"
Raiden Menjawab,"iya"
"Kau masih menangis melihatku Raiden?"
Raiden menjawab hingga mencoba untuk menahan rasa tangisan kepada Andrian yang menghilang,"tidak..... aku tidak menangis Andrian"
"jangan menangis Raiden, kau seorang ketua di Inazuma. aku tau, kau merindukanku, dan kau harus ikhlas kehilangan seseorang sepertiku"
Raiden Melihat tulisan darinya hingga menjawab,"iya aku ikhlas Andrian, kau selalu dekat bersamaku dan aku minta maaf"
"aku yang harus minta maaf Raiden, karena aku yang salah karena sikapku ini tidak sopan kepadamu",wajah Andrian sedih
Raiden menjawab,"tidak, kau tidak bersalah Andrian. Akulah yang bersalah karena, aku tidak mengajak kau dan aku memang egois awalnya tapi, aku mulai menyadarinya karena kau, Andrian"
Andrian menangis sambil mengeluarkan air mata walaupun Raiden tidak melihatnya sambil menulis,"aku ingin dua permintaan untukmu Raiden Shogun, pertama janganlah menangis karena, masih ada orang-orang disekitarmu yang selalu peduli kepadamu. lalu yang terakhir tolong, jagalah kedua muridku berada ditanganmu, Raiden. karena kedua orang tuanya...",tulisan dari Andrian berhenti dan kuas pun tergeletak di atas kanvas membuat Raiden Shogun kaget melihatnya hingga mencari Andrian untuk menemuinya namun, saat Raiden berpaling ciuman dahi Raiden dari Andrian sebagai kata terakhir untuknya hingga Raiden Shogun menutup kedua matanya untuk menahan rasa tangisan karena kehilangan orang yang dicintainya. Kemudian, Andrian mulai menghilang membuat Raiden kaget dan tidak merasakan apapun dari Andrian
"Andrian, terimakasih aku berjanji.... aku akan menjaga Jiro dan Risa sebagai anak tiriku yang sebenarnya",ujar Raiden Shogun melihat tulisan terakhir untuknya
Raiden Shogun tersenyum melihat tulisan Andrian yang selalu rapih di kanvasnya hingga mencoba untuk menggulungnya, Bahkan hati nurani Raiden ikhlas tanpa Andrian yang telah pergi dari dunia ini sambil melihat bulan purnama yang bersinar.
Keesokannya, di dalam hutan Jiro akan melakukan investigasi untuk mencari fakta dan bukti keberadaan mayat Andrian bahkan, tak lama kemudian tercium bau tidak sedap sambil maju kedepan hingga menemukan mayat tulang belulang Andrian membuatnya tidak enak untuk mencium aroma bau mayat Andrian di hutan belantara sambil memanggil ambulance untuk segera di makamkan di pemakaman umum Sumedang. Selain itu, Jiro akan lapor kepada Raiden Shogun bahwa mayat Andrian sudah ditemukan hingga dimakamkan di tempat umum membuatnya kaget hingga melihat mayat tersebut.
Siangnya, cuaca hujan mengguyur ketanah makam Andrian dimana, orang-orang sedang berkumpul hingga menengoknya, termasuk Jiro yang telah menemukan mayat Andrian lalu disampingnya Raiden Shogun sebagai ikut membela sungkawa kepadanya. Lalu, para guru SMA mencoba untuk memberikan sebuah bunga untuknya sambil membaca do'a hingga kembali pulang ketempat masing-masing. Raiden Shogun hanya melihat pemakaman Andrian dan tersenyum kepadanya hingga pergi meninggalkannya.
"selamat tinggal Andrian",ujar Raiden Shogun sebagai kata terakhir untuknya
Keesokannya, sekolah SMA Sumedang diliburkan karena memperingati meninggalnya seorang guru seni budaya, Pak Andrian hingga seluruh siswa diwajibkan untuk ikut mendo'akannya. Setelah itu, Jiro pergi kedalam ruang guru karena, dia menemukan kunci meja belajar milik Andrian bahkan, dia tau penyimpanan meja belajar miliknya sambil membuka laci tersebut dan isinya berupa kotak kado berukuran medium membuat Jiro kebingungan bahkan, menemukan tulisannya untuk Raiden Shogun.
"waaah, sepertinya buat mamah kado seperti ini",ujar Jiro sambil membawakannya pulang hingga menemui Raiden di dalam gedung
"Jiro, cepat sekali pulangnya",ujar Raiden Shogun sambil melihat kado untuknya,"kado untuk siapa itu?",tambahnya
"ini, untuk Mamah dari Pak Andrian",jawab Jiro kepada Raiden
"aah, ya ampun. dia baik sekali kepadaku",Raiden senang melihat dan mendapat kado dari Andrian sambil membukanya hingga melihat isinya sebuah kain kimono ungu dengan bercorak batik Jawa barat,"ooh, indah sekali pakaian buatan Andrian ini",ujar Raiden yang melihat corak batik di kain kimono yang halus
"mungkin Mamah cocok pakai seperti itu",ujar Jiro kepada Raiden Shogun
"ah, sebaiknya aku ganti dulu Jiro mau cobain baju kimono ini, sepertinya cocok deh",ujar Raiden Shogun sambil pergi kedalam kamar ganti hingga beberapa menit, Raiden pun telah menggantikkan pakaiannya dengan kimono batik dari Andrian hingga Jiro terkesan dan kagum melihatnya,"wah cantik sekali Mah, pakaiannya",ujar Jiro kagum melihat pakaian kimono yang digunakan Raiden
"Hmmm, sepertinya cocok deh untuk musim seperti ini Jiro, Mamah yang akan memakai baju kimono ini sekarang",ujar Raiden Shogun dengan duduk bahkan, memakai kimono ungu batik buatan tangan Andrian dengan kain sutra yang misterius
***